Masalah Sosial Budaya ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 67 - Survey pendahuluan atau penyelidikan umum geologi di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir pada skala inventarisasi bahan tambang menunjukkan bahwa cadangan tereka dan terukur batu pasir kuarsa berturut-turut sebesar 1.200 dan 5,44 juta ton. Cadangan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri gelas, keramik, dan campuran cetakan dalam pengecoran. Sedangkan besarnya potensi batuan granit diperkirakan sebesar 83,5 juta. Endapan batubara tersebar terutama di wilayah Kecamatan Mesuji. Hasil survei awal memperlihatkan jumlah cadangan tereka sebesar 325 juta ton. Batubara di sini memiliki peringkat rendah atau lignit dengan nilai kalori berkisar antara 4.500 dan 5.000 kkalkg, kadar belerang rendah atau 0,2, dan kadar abu sekitar 5. Guna meningkatkan status cadangan dari tereka menjadi terbukti proven perlu dilakukan kegiatan eksplorasi lanjut secara lebih intensif dan melibatkan geosaintifik terpadu, termasuk geologi, geoteknik, gemia, dan geofisika. Potensi ekonomi sumberdaya mineral di Kabupaten Ogan Komering Ilir belum dimanfaatkan secara optimal, karena memerlukan investasi yang relatif tinggi. Untuk itu, diperlukan peran swasta yang berusaha di sektor pertambangan.

8. Masih terbatasnya investor untuk menanamkan modal

Masalah infrastuktur jalan Kabupaten Ogan Komering Ilir yang sangat tidak memadai menjadi salah satu penyebab belum optimalnya investor menanamkan modalnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir selain proses perizinan dan sistem birokrasi. Ditinjau dari kondisi jalan baik, sedang, rusak, pada 2009, panjang jalan kabupaten yang berada pada kondisi rusak mencapai 46,17. Panjang jalan nasional dan provinsi yang berkondisi rusak pada tahun yang sama, masing-masing adalah 6 dan 3. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan jaringan jalan kabupaten sangat tidak memadai karena hampir 50 panjang jalan kabupaten berada pada kondisi rusak.

d. Masalah Sosial Budaya

Permasalahan sumber daya manusia merupakan salah satu indikator utama keberhasilan layanan yang masih perlu diperbaiki dan menjadi isu utama tujuan pembangunan dalam 20 dua puluh tahun yang akan datang, baik sebagai enabler aktivitas pembangunan maupun tujuan dari pembangunan itu sendiri. Tujuan penyelenggaraan pemerintahan daerah disamping untuk meningkatkan derajat kesejahteraan juga bagaimana fungsi penyelenggaraan pemerintahan dapat memberikan layanan yang baik, seperti layanan bidang pendidikan, kualitas kesehatan, penanggulangan kemiskinan, serta pengembangan budaya dan wisata.

1. Belum optimalnya layanan bidang urusan pendidikan.

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 68 - Angka Partisipasi Sekolah APS merupakan indikator yang secara spesifik menunjukkan partisipasi dan tingkat kepedulian penduduk terhadap pentingnya pendidikan. Berbeda dengan APK dan APM, indikator APS menunjukkan daya serap pendidikan pada tiap jenjang dengan menghitung jumlah semua murid yang bersekolah sesuai dengan jenjang pendidikan. Kenaikan APS SDMI Kabupaten Ogan Komering Ilir menunjukkan adanya peningkatan partisipasi dan kepedulian masyarakat dalam pendidikan dasar. Pada Tahun 2009, APSSMPMTs di Kabupaten Ogan Komering Ilirmencapai 56,24 persen meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya. Masih rendahnya angka partisipasi untuk pendidikan menengah disebabkan oleh minimnya ketersediaan sekolah dan kecukupan guru sebagai komponen mutu input pendidikan. Kecukupan sekolahruang kelas di Kabupaten Ogan Komering Ilir mengalami penurunan dari Tahun 2006 yang mencapai 1 banding 105 menjadi 1 banding 150 pada Tahun 2008. Berbagai kebijakan telah dilaksanakan selama 5 tahun terakhir untuk peningkatan kualitas dan kuantitas urusan pendidikan, seperti pembangunan gedung baru, rehabilitasi, pembebasan SPP bulanan bagi siswa SLTA baik negeri maupun swasta dan peningkatan kualifikasi tenaga pendidik guru, namun demikian kinerja urusan pendidikan masih menyisakan tantangan karena belum mampu menuntaskan program Wajib Belajar 9 tahun dan masih tingginya angka buta aksara. Kondisi demikian disebabkan karena jumlah penduduk yang buta huruf dan putus sekolah adalah penduduk yang berusia di atas 16 tahun ke atas.

2. Masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan

Prasarana dan sarana pelayanan kesehatan masyarakat masih perlu di tingkatkan terutama puskesmas menjadi puskesmas rawat inap sebanyak 13 unit dan penyediaan dokter spesialis baik di rumah sakit umum dan di setiap puskesmas. Kondisi tingkat kesehatan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dilihat dari indikator Usia Harapan Hidup UHH, angka kelangsungan hidup bayi, serta persentase balita yang memiliki gizi buruk. Masalah gizi yang dihadapi Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah gizi kurang pada balita dan ibu hamil, kurang energy protein KEP dan gondok akibat kurang yodium GAKY. Hasil pemantauan status gizi memperlihatkan gizi buruk 5,09, gizi kurang 12,6, dan kurang energy protein 18,49.

3. Belum terintegrasinya program penanggulangan kemiskinan

Diperlukan prioritisasi program dalam upaya menanggulangi kemiskinan. Perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil program-program terkait upaya penanggulangan kemiskinan tersebut memerlukan koordinasi antar SKPD dan dengan instansi vertikal di provinsi dan pusat. Permasalahan yang terjadi selama ini adalah belum terintegrasinya upaya-upaya penanggulangan kemiskinan dan belum melalui langkah-langkah yang sistematis.

4. Belum optimalnya program yang responsif gender

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 69 - Secara umum tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir diperlihatkan dalam ukuran Human Development Report HDI yang berupa Gender related Development Index GDI atau index pembangunan yang berkaitan dengan gender dan Gender Empowerment Measure GEM atau ukuran pemberdayaan gender. Pencapaian GEM Kabupaten Ogan Komering Ilir sejauh ini dengan indikator perempuan dalam parlemen adalah sekitar 11,1, dengan indikator perempuan yang menduduki jabatan manajerial adalah sekitar 48,8, dan perempuan dalam angkatan kerja adalah sekitar 33,1.

5. Belum optimalnya pengembangan budaya dan wisata

Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang memiliki potensi obyek wisata di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu obyek wisata alam yang menjadi andalan adalah Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam. Kabupaten Ogan Komering Ilir juga masih menyimpan potensi objek wisata alam lainnya yang tak kalah menarik yaitu Danau Rasau, Danau Ayek Itam, Danau Teloko dan Sungai Komering. Permasalahan yang dihadapi adalah pada pengelolaan obyek wisata, baik menyangkut kelengkapan fasilitas, pemasaran, dan eksplorasi daya tarik dari setiap obyek wisata.

e. Masalah penyelenggaraan pemerintahan umum