Masalah penyelenggaraan pemerintahan umum

RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 69 - Secara umum tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan di Kabupaten Ogan Komering Ilir diperlihatkan dalam ukuran Human Development Report HDI yang berupa Gender related Development Index GDI atau index pembangunan yang berkaitan dengan gender dan Gender Empowerment Measure GEM atau ukuran pemberdayaan gender. Pencapaian GEM Kabupaten Ogan Komering Ilir sejauh ini dengan indikator perempuan dalam parlemen adalah sekitar 11,1, dengan indikator perempuan yang menduduki jabatan manajerial adalah sekitar 48,8, dan perempuan dalam angkatan kerja adalah sekitar 33,1.

5. Belum optimalnya pengembangan budaya dan wisata

Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah salah satu kabupaten yang memiliki potensi obyek wisata di Provinsi Sumatera Selatan. Salah satu obyek wisata alam yang menjadi andalan adalah Danau Teluk Gelam di Kecamatan Teluk Gelam. Kabupaten Ogan Komering Ilir juga masih menyimpan potensi objek wisata alam lainnya yang tak kalah menarik yaitu Danau Rasau, Danau Ayek Itam, Danau Teloko dan Sungai Komering. Permasalahan yang dihadapi adalah pada pengelolaan obyek wisata, baik menyangkut kelengkapan fasilitas, pemasaran, dan eksplorasi daya tarik dari setiap obyek wisata.

e. Masalah penyelenggaraan pemerintahan umum

Kapasitas kelembagaan menjadi permasalahan utama mengingat peran Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir sebagai agen pembangunan masih sangat sentral dalam menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat dan bagaimana menjadikan Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki daya saing dalam ekonomi dan berkehidupan pada umumnya. Permasalahan penyelenggaraan kelembagaan juga menyangkut dukungan umum fungsi-fungsi birokrasi dalam menunjang keberhasilan pembangunan daerah, utamanya menyangkut keterbatasan sumber pembiayaan pembangunan, pengembangan aparatur, dan penyelesaian perbatasan wilayah.

1. Keterbatasan sumber pembiayaan pembangunan;

Keterbatasan pembiayaan dikarenakan belum optimalnya pemerintah daerah dalam menggali potensi-potensi sumber pendapatan yang ada.Sumber-sumber pendapatan asli daerah terutama berasal dari pajak dan retribusi, yang apabila dikelola secara efektif akan memberikan pemasukan yang signifikan bagi daerah, yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan. Permasalahan dalam peningkatan pendapatan juga menyangkut bagaimana pembangunan ekonomi daerah memanfaatkan sumber-sumber ekonomi yang selama ini belum tergali. Peningkatan penerimaan dana pembangunan yang diperoleh dari implikasi kenaikan PDRB belum sepenuhnya digali, termasuk bagaimana mengurangi ketergantungan pembiayaan pembangunan yang berasal dari dana transfer dari pemerintah pusat. RPJPD Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2005 – 2025 - 70 -

2. Belum optimalnya pengembangan aparatur dan kelembagaan;

Tuntutan sistem dan proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah menjadikan aparatur dan kelembagaan pemerintah daerah harus memperhatikan nilai-nilai kebangsaan serta prinsip-prinsip pemerintahan yang baik good govermance. Tuntutan tersebut mensyaratkan harus adanya pengaturan terhadap tatanan kelembagaan, baik tatanan aparatur pemerintah di tingkat kabupaten maupun di kecamatan. Demikian juga profesionalisme sumber daya manusia dan manajemen pelayanan publik masih perlu ditingkatkan.

3. Belum terselesaikannya permasalahan perbatasan wilayah;

Sejak ditetapkannya Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956, Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 dan Undang-Undang Darurat Nomor 6 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja, dalam Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, dan khususnya UU No 37 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Kabupaten Ogan Ilir di Provinsi Sumatera Selatan, sampai dengan saat ini belum diperoleh kesepakatan dengan kabupatenkotaprovinsi yang berbatasan langsung tentang batas wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Kondisi ini berpotensi menimbulkan permasalahan penanganan pembangunan dan konflik pemanfaatan sumber daya alam dengan kabupatenkotaprovinsi terkait.

3.2. Isu -- Isu Strategis