commit to user
10 memahami pelajaran dengan baik jika siswa dengan aktif terlibat dalam proses
pembelajaran. Berdasarkan pendapat tentang efektivitas pengajaran, efektivitas pengajaran
dalam penelitian ini yaitu keberhasilan dalam menimbulkan perubahan-perubahan yang diinginkan pada kemampuan dan persepsi siswa melalui metode yang
memudahkan siswa dalam pembelajaran.
3. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah kelainan mental, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non
intelegensi. Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 1991: 74. Dirangkum dari Loree dalam Abin Syamsudin Makmun 2004:325-327 faktor penyebab kesulitan
belajar terdiri atas dua macam, yakni: a.
Faktor yang terdapat dalam diri siswa antara lain: 1
Kelemahan secara fisik seperti susunan syaraf dan panca indera kurang berkembang secara sempurna, ketidakseimbangan perkembangan
reproduksi serta berfungsinya kelenjar-kelenjar tubuh yang mengakibatkan kelainan perilaku dan sebagainya.
2 Kelemahan secara mental baik yang kelemahan yang dibawa sejak lahir
maupun karena pengalaman yang sukar diatasi oleh individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidik.
3 Kelemahan-kelemahan emosional, antara lain:
a Terdapatnya rasa tidak aman insecurity.
b Penyesuaian yang salah maljusment terhadap orang-orang, situasi, dan
tuntutan-tuntutan tugas dan lingkungan.
commit to user
11 c
Tercekam rasa phobia dan ketidakmatangan. 4
kelemahan yang disebabkan karena kebiasaan yang salah, antara lain: kurang berminat terhadap tugas-tugas sekolah, banyak melakukan aktivitas
yang tidak menunjang aktivitas sekolah, kurang berani dan gagal memusatkan perhatian, kurang kooperatif dan menghindari tanggung
jawab, malas belajar, sering bolos dan tidak mengikuti pelajaran. 5
tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti: ketidakmampuan membaca, menghitung, kurang
mengetahui pengetahuan dasar suatu bidang studi yang diikutinya, serta memiliki cara belajar dan bekerja yang salah.
b. Faktor yang terletak di luar diri siswa situasi sekolah dan masyarakat, antara
lain: 1
Kurikulum yang seragam uniform, yang tidak sesuai dengan tingkat- tingkat kematangan dan perbedaan individu.
2 Ketidaksesuaian standar administrasi, penilaian, pengelolaan kegiatan, dan
pengalaman belajar-mengajar. 3
Terlalu berat beban belajar siswa atau mengajar guru. 4
Terlalu besar populasi siswa dalam kelas, terlalu banyak menuntut kegiatan di luar.
5 Terlalu sering pindah sekolah atau program, tinggal kelas dan sebagainya.
6 Kelemahan dari sistem belajar-mengajar pada tingkat-tingkat pendidikan
dasar asal sebelumnya. 7
Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga keluarga.
commit to user
12 8
Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu banyak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler.
9 Kekurangan makan gizi, kalori, dan sebagainya.
Setiap anak memiliki hak yang sama untuk dapat mencapai penguasaan materi secara penuh. Oleh karena itu, perlu adanya bantuan bagi anak yang
mengalami kesulitan belajar untuk mencapai penguasaan secara tuntas. Seperti prinsip belajar tuntas yang disampaikan oleh Oemar Hamalik 1989: 104 adalah
” berdasarkan batasan terhadap apa yang diharapkan dari siswa untuk dipelajari sampai tingkat mana pemberian waktu belajar dan pemberian bantuan bagi siswa
yang mengalami kesulitan”. Abin Syamsudin Makmun dalam psikologi kependidikan 2004: 342
mengungkapkan bahwa ”penanganan kasus kesulitan belajar-mengajar itu mungkin dapat dilakukan melalui pendekatan pengajaran remedial remedial
teaching, bimbingan dan konseling guidance and concelling, psikoterapi psychoterapy dan atau pendekatan lainnya”.
Secara umum kesulitan belajar dapat ditangani dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1 Diagnose, yang berisi identifikasi kasus, lokalisasi jenis dan sifat kesulitan
dan menetapkan penyebab faktor kesulitan. 2
Prognose, yaitu mengadakan estimasi tentang kesulitan belajar. 3
Therapi, yaitu menemukan berbagai kemungkinan dalam rangka penyembuhan kesulitan, proses pemberian bantuan atau bimbingan.
Sardiman, A.M, 2001:166
commit to user
13 Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam rangka mengatasi kesulitan
belajar yang dirangkum dari Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 1991: 91- 93 ada enam tahap yaitu:
1 Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk menemukan faktor kesulitan belajar. 2
Pengolahan data Langkah dalam mengolah data yaitu;
a identifikasi kasus.
b membandingkan antar kasus.
c membandingkan dengan hasil tes.
d menarik kesimpulan.
3 Diagnosa
Diagnosa adalah keputusan penentuan mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosa dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak berat dan ringannya.
b Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab
kesulitan belajar. 4
Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar. 5
Prognosa Prognosa berarti ramalan. Dalam prognosa akan ditetapkan mengenai bentuk
treatment yang dapat berupa: a
Bentuk treatment yang harus diberikan. b
Bahan atau materi yang diperlukan. c
Metode yang akan digunakan.
commit to user
14 d
Alat-alat belajar mengajar yang diperlukan. e
Waktu kapan kegiatan itu dilaksanakan. 6
Treatmeant perlakuan Pemberian bantuan sesuai dengan program yang telah disusun pada tahap
prognosa. 7
Evaluasi Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui, apakah treatment yang telah
diberikan berhasil dengan baik atau gagal.
4. Pengajaran Remedial