Prestasi Belajar EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PECAHAN DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI DI KABUPATEN KATINGAN

commit to user 27 5 Dengan menggunakan tes kreativitas. Tes kreativitas menekankan ada tidaknya jawaban benar dan salah, tetapi pada keunikan dan perbedaannya dengan orang lain serta keaslian, keluasan, kelancaran, kerincian jawaban. Pada umumnya tes kreativitas ini terdiri dari tes yang berbentuk verbal dan figural. Dari beberapa pendapat tersebut pada prinsipnya bahwa ciri-ciri perilaku yang ditemukan pada orang-orang yang memberika sumbangan kreatif yang menonjol adalah berani dalam pendirian atau keyakinan, ingin tahu, mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri terus menerus dengan kerjanya ulet. Perilaku kreatif tersebut diatas sangat diinginkan oleh pendidik terhadap para siswa dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar. Alat ukur kreativitas berupa angket, indikator yang digunakan diambil dari ciri-ciri pribadi kreatif dari pakar psikologi yang diungkapkan oleh Utami Munandar. Dari sepuluh ciri pribadi kreatif hanya enam yang digunakan sebagai indikator, yaitu imajinatif, mempunyai prakarsa, mempunyai minat luas, mandiri dalam berpikir, bersedia mengambil resiko dan penuh energi.

7. Prestasi Belajar

Menurut kamus Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dikerjakan, dan sebagainya. Dalam proses pembelajaran, hasil belajar dinyatakan dengan prestasi belajar. Salah satu cara untuk mengetahui prestasi belajar siswa adalah dilakukan evaluasi atau penilaian. Evaluasi hasil belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan commit to user 28 pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar atau prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan menurut Sumadi Suryabrata dalam Prasetyo 2000:10, “Prestasi adalah hasil yang dicapai dalam satu latihan pengalaman didukung oeh kesadaran seseorang atau siswa untuk belajar “. Sedang menurut Fudyartanto dalam Prasetyo 2000:10, “prestasi adalah taraf kemampuan anak untuk menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang tiap orangnya berbeda”. Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar yang dipengaruhi oleh kecerdasan intelligence, penguasaan awal, usaha yang dilakukan , dan kesempatan yang tersedia. Belajar sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk pembahasan perilaku yang relatif menetap. Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang telah dicapai oleh seseorang dapat dilakukan dengan tes. Dalam proses pembelajaran, tipe prestasi atau hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa penting untuk diketahui oleh para guru, agar guru dapat merancang atau mendesain pembelajaran secara tepat dan bermakna, Howard Kingsley dalam Nana sujana 2006 membagi hasil belajar menjadi tiga tipe, yaitu: 1 Keterampilan dan kebiasaan, 2 Pengetahuan dan pengertian, serta 3 Sikap dan cita-cita. Masing-masing tipe hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah. Prestasi belajar merupakkan salah satu penentu keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk menentukan prestasi belajar ini digunakan tes yang dilakukan setelah commit to user 29 siswa mendapat materi pelajaran tersebut atau setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Prestasi belajar ditunjukkan dengan menggunakan nilai atau skor, apabila prestasi belajar siswa tinggi maka dapat mencapai ketuntasan dalam belajar. Sedang fungsi prestasi belajar diantaranya: sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang ada pada peserta didiuk. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Sebagai indikator intern dan ekstern dari lembaga pendidikan. Sebagai indikator terhadap daya serap anak didik pada materi yang dipelajarinya. Sebagai salah satu satu faktor penentu kelanjutan studi. Sebagai lambang pemuas keingintahuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator atau petunjuk untuk mengetahui tingkat prestasi belajar yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikkan nasional menggunakan klasifikasi menurut prestasi belajar dari Benyamin S. Bloom yang secara garis besar membagi prestasi belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psykomotoris. Menurut kamus bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh departemen Pendidikan dan Kebudayaan 2002: 700 menyatakan bahwa “ prestasi belajar adalah penguasaan dan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru”. Jadi dengan adanya nilai yang diberikan guru akan dapat digunakan sebagai penentu keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk menentukan prestasi belajar ini digunakan tes yang commit to user 30 dilakukan setelah siswa mendapat materi pelajaran tersebut atau setelah kegiatan belajar mengajar selesai, prestasi belajar ditunjukkan dengan nilai skor, apabila prestasi belajar siswa tinggi dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar tersebut berhasil atau dapat mencapai ketuntasan dalam belajar. Fungsi prestasi belajar diantaranya: a. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai peserta didik, b. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikkan, c. Sebagai indikator terhadap daya serap anak didik pada materi yang dipelajari, d. Sebagai indikator intern dan ekstern dari lembagapendidikkan, e. Sebagai salah satu faktor penentu kelanjutan studi. Sebagai lambang pemuas keingintahuan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat dijadikan petunjuk atau indikator untuk mengetahui tingkat prestasi belajar yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Jadi prestasi belajar adalah prestasi setelah siswa mengalami proses pembelajaran dan merupakan tingkat penguasaan siswa terhadap materi ajar. Dalam sistem pendidikkan nasional, rumusan tujuan pendidikan nasional menggunakan klasifikasi menurut prestasi belajar dari Ben Yamin S. Bloom yang secara garis besar membagi prestasi belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah sikomotoris.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian-penelitian relevan yang terkait dengan penelitian ini adalah : 1. Penelitian yang dilakukan oleh Budiana 2003 yang berjudul ” Penggunaan Komputer Dalam Pembelajaran Remedial Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Hasil dari penelitian tersebut adalah pengajaran commit to user 31 remedial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Persamaannya dengan penelitian ini yang dilakukan terletak pada pembelajaran remedial. Sedangkan perbedaannya pada penelian ini tidak menggunakan media komputer, sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Budiana menggunakan media komputer. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Hafifah 2008 yang berjudul ”Eksperimentasi pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada sistem persamaan linear dua variabel ditinjau dari kreativitas belajar peserta didik kelas VIII SMP kota Surakarta tahun pelajaran 20082009”. Dengan hasil menunjukkan bahwa kreativitas belajar matematika tidak memberi pengaruh yang berbeda terhadap prestasi belajar matematika. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan terletak pada kreativitas siswa. Perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh hafifah menggunakan pembelajaran STAD sedangkan penelitian ini menggunakan pembelajaran remedial. 3. Penelitian yang dilakukan Nur Handayani 2007 yang berjudul”, Implementasi Pemberian Tugas Terstruktur Dengan Umpan Balik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Sikap Siswa SMA Kelas X di Kabupaten Karang Anyar”, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapat perlakuan pemberian tugas terstruktur dgn umpan balik cenderung memperoleh prestasi belajar matematika lebih tinggi dari kelompok siswa yang diberi metode pembelajaran kovensional. commit to user 32 Persamaan dengan penelitian yang dilakukan terletak pada perlakuan pemberian tugas . Perbedaannya yaitu pada penelitian Nur Handayani pada pembelajaran pemberian tugas terstruktur dengan umpan balik.

C. Kerangka Berpikir dan Perumusan Hipotesis

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP

0 3 111

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI PEMECAHAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Pecahan Ditinjau Dari Pemecahan Masalah Polya (Kelas VII SMP Negeri 23 Surakarta Tah

0 5 14

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI 1 HINAI KABUPATEN LANGKAT.

0 2 42

EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA MTs KABUPATEN KLATEN

1 5 112

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN REMEDIAL KELOMPOK DAN REMEDIAL BERSAMA DITINJAU DARI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta).

0 0 7

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MODEL TUTOR SEBAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII MTsN WALEN.

0 0 10

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam materi operasi pada pecahan bentuk aljabar di kelas VIII SMPN2 Jetis Bantul.

0 4 144

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA.

0 1 19

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN- ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA.

0 0 8

REMEDIAL TEACHING UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN

0 1 67