Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi Bangsa Indonesia adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Konsep-konsep matematika yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan diberikan secara bertahap sesuai dengan perkembangan mental dan intelektual siswa. Konsep-konsep tersebut tersusun secara hierarkis, terstruktur, logis dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks. Siswa yang tidak menguasai bahan secara tuntas dianggap mengalami kesulitan belajar. Seperti diungkapkan Abin Syamsudin Makmun 2004: 308 bahwa ”Seorang siswa diduga mengalami kesulitan belajar kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar commit to user 2 tertentu”. Dalam pelajaran matematika hal tersebut dapat mempengaruhi penguasaan bahan belajar selanjutnya. Rendahnya prestasi belajar matematika yang ada ditinjau dari data nilai rata-rata UN SMP tahun 2009 sebesar 5,07 di Kabupaten Katingan, mungkin disebabkan kurang tepatnya guru dalam memilih metode pembelajaran. Proses pendidikan dalam sistem persekolahan di indonesia umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai anak menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Kebanyakan guru dalam mengelola pembelajaran, hanya berpindah dari satuan pembelajaran satu ke satuan pembelajaran berikutnya, tanpa menghiraukan siswa-siswa yang lamban, kurang memahami, atau bahkan gagal mencapai kompetensi-kompetensi yang direncanakan. Akibatnya tidak aneh bila banyak siswa yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Seorang siswa dikatakan belajar bila terjadi perubahan tingkah laku pada situasi tertentu. Selama ini belajar matematika sering ditakuti siswa karena dianggap sulit. Siswa yang memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum KKM akan diberikan pembelajaran remedial. Kualitas pembelajaran matematika dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran matematika dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak tidaknya sebagian besar 75 siswa terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran. Sedangkan dari segi hasil pembelajaran matematika dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada siswa atau setidak-tidaknya 75 dari siswa. Selama ini remedial hanya dilaksanakan dengan cara memberikan tes ulang dengan alasan waktu yang digunakan untuk pembelajaran remedial sering bertumbukkan dengan kegiatan ekstrakurikuler siswa di sekolah yang jumlahnya banyak dan beragam akibatnya untuk menghemat waktu pembelajaran remedial tidak pernah dilaksanakan. Pemberian remedial dengan cara siswa langsung mengerjakan soal atau tes ulang, ternyata hasilnya banyak yang belum commit to user 3 mencapai KKM yaitu sebanyak 90 bahkan malah ada siswa yang nilainya lebih rendah dari nilai ulangan utama. Remedial kedua dilakukan dengan diberikan pembelajaran ulang pada materi yang tidak bisa tersebut dan setelah itu dilakukan tes, ternyata hasilnya dapat meningkat dan mencapai KKM. Pembelajaran remedial matematika dilakukan dengan memberikan pembelajaran terhadap tujuan yang gagal dicapai oleh peserta didik, dengan produk dan metode yang berbeda dari sebelumnya. Pembelajaran remedial ini merupakan pelayanan sekolah yang berupa bantuan perlakuan khusus special treatment terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar. Metode pembelajaran akan sangat membantu proses remedial dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yakni efektivitas terhadap metode pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam belajar adalah metode diskusi dan metode pemberian tugas. Selain model pembelajaran, masih banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa, salah satunya adalah kreativitas siswa. Siswa yang tidak tertarik dengan pelajaran matematika maka kreativitasnya rendah, sebaliknya siswa yang tertarik dengan pelajaran matematika maka kreativitasnya tinggi. Siswa dengan kreativitas tinggi cenderung memperoleh prestasi yang lebih tinggi, sehingga kreativitas siswa yang tinggi sangat membantu siswa dalam proses belajar matematika.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP

0 3 111

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI PECAHAN DITINJAU DARI PEMECAHAN Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Pecahan Ditinjau Dari Pemecahan Masalah Polya (Kelas VII SMP Negeri 23 Surakarta Tah

0 5 14

PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA SMP NEGERI 1 HINAI KABUPATEN LANGKAT.

0 2 42

EKSPERIMENTASI PENGGUNAAN MEDIA KOMPUTER DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA MTs KABUPATEN KLATEN

1 5 112

EKSPERIMENTASI PENGAJARAN MATEMATIKA DENGAN REMEDIAL KELOMPOK DAN REMEDIAL BERSAMA DITINJAU DARI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG (Pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 2 Surakarta).

0 0 7

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MODEL TUTOR SEBAYA UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII MTsN WALEN.

0 0 10

Diagnosis kesulitan belajar siswa dan pembelajaran remedial dalam materi operasi pada pecahan bentuk aljabar di kelas VIII SMPN2 Jetis Bantul.

0 4 144

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA.

0 1 19

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN- ENDED TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR MATEMATIS SISWA PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA.

0 0 8

REMEDIAL TEACHING UNTUK MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA BERDASARKAN PROSEDUR NEWMAN

0 1 67