Wawasan dan pengetahuan akan berpengaruh pada pengembangan kreativitas guru dalam mengajar.
Menurut Bambang Sudibyo Koran Tempo, 17 Juli 2006, guru diberi hak otonomi untuk mengembangkan KTSP berdasar pada Standar
Isi. Pada setiap jenjang pendidikan, pengembangan KTSP tentu akan berbeda. Guru yang memiliki jenjang pendidikan rendah diduga akan
kesulitan dalam mengembangkan kreativitas dan melaksanakan otonomi pengajaran. Guru dengan jenjang pendidikan rendah tidak mempunyai
wawasan yang cukup atau pengetahuan yang luas dibandingkan dengan guru yang memiliki jenjang pendidikan lebih tinggi. Mereka tidak
mendapatkan pengetahuan yang memadai saat menempuh pendidikan serta mengalami kesulitan dalam menelaah isi KTSP sehingga dalam
pelaksanaannya mereka mengalami kesulitan dalam mengembangkan kreativitas. Sebaliknya guru dengan jenjang pendidikan lebih tinggi diduga
akan lebih mudah dalam pengembangan kreativitas dan menjalankan otonomi seperti yang diinginkan dalam KTSP. Mereka akan mudah dalam
menelaah isi dari KTSP dan mudah dalam melaksanakan kurikulum baru. 3.
Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari status guru Status guru adalah pengakuan seseorang mengenai pekerjaannya
pada sebuah instansi dimana dia bekerja. Status guru berpengaruh terhadap kinerja guru selama menjalani profesinya. Menurut Piet A. Sahertian
1990:12, guru tidak tetap akan memiliki etos kerja dan kinerja yang lebih bagus dibandingkan guru yang tetap. Guru tidak tetap akan memiliki
otoritas yang berbeda dalam menghadapi pekerjaannya dibandingkan dengan guru tetap.
Pada dasarnya setiap guru mempunyai orientasi yang berbeda ditinjau dari statusnya. Guru berstatus tidak tetap akan mempunyai
tanggung jawab dan mentalitas kerja yang bagus. Karenanya guru tidak tetap harus menunjukkan kinerja yang lebih baik dalam hal pengangkatan
golongan jabatan guru. Jadi diduga guru tidak tetap baik yayasan maupun bantu diduga akan memandang KTSP lebih baik dibandingkan guru tetap
yayasan maupun PNS pegawai negeri sipil. 4. Persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari golongan jabatan guru.
Profesionalitas kerja idealnya selalu ditunjukkan oleh seorang guru. Peningkatan profesionalitas diharapkan seiring dengan semakin
meningkatnya golongan jabatan guru tersebut. Golongan jabatan guru maksimal adalah IVe dan apabila seorang guru akan mencapai golongan
lebih dari IVa maka mereka harus kreatif dalam pembuatan tesis penelitian. Golongan guru ini mencerminkan penghasilan guru, karena
semakin tinggi golongan jabatan guru semakin besar penghasilan dan tunjangannya.
Golongan jabatan guru berpengaruh pada cara pandang terhadap kurikulum yang baru yaitu KTSP. Golongan jabatan guru berhubungan
dengan masa kerja guru. Cara pandang guru terhadap KTSP diduga akan lebih baik pada guru yang mempunyai golongan jabatan lebih tinggi. Hal
demikian disebabkan guru dengan golongan jabatan lebih tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mempunyai pengetahuan yang memadai tentang cara mengajar dan wawasan yang luas tentang pendidikan mengingat lebih seringnya mereka
mengikuti pelatihan-pelatihan. Sebaliknya guru yang memiliki golongan jabatan lebih rendah, belum mempunyai wawasan yang luas tentang
pendidikan. Dengan demikian diduga guru dengan golongan jabatan rendah diduga lebih mengalami kesulitan dalam penelaahan KTSP
H. Hipotesis
Berdasarkan kerangka teoritis di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan
pendidikan ditinjau dari masa kerja. 2.
Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan.
3. Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan
pendidikan ditinjau dari status guru. 4.
Ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari golongan jabatan guru.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif yaitu hanya terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana adanya, sehingga
hanya sekedar mengungkapkan fakta. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian tentang seseorang atau suatu unit selama
kurun waktu tertentu. Metode ini akan melibatkan kita dalam penelitian yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap tingkah laku
seseorang Sevilla,1993:73. Kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku pada guru-guru di SMP yang ada di Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten
sebagai subyek penelitian.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, yaitu : SMP N I Wedi, SMP N II Wedi, SMP PGRI 10,
SMP Pangudi Luhur Wedi, dan SMP Muhammadiyah 8. 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2007.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah guru-guru SMP se-Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Masa kerja, Jenjang
pendidikan, Status guru, dan Golongan jabatan guru.
D. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyeksubyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 1999:72. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru di SMP yang ada
Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Pada penelitian ini jumlah populasi adalah sebanyak 180 orang, dengan perincian sebagai berikut : SMP N I Wedi
= 54 guru, SMP N II Wedi = 46 guru, SMP PGRI 10 = 47 guru, SMP Pangudi Luhur Wedi = 15 guru dan SMP Muhammadiyah 8 = 18 guru.
E. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah proses pemahaman, menerima, mengorganisasi dan
menginterprestasi KTSP melalui alat indera dalam hubungannya dengan KTSP. Pengukuran yang digunakan penulis untuk mengukur variabel ini
adalah berupa pernyataan-pernyataan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, prinsip pengembangan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus serta penilaiannya.
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel penelitiannya.
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Persepsi Guru Terhadap Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan
No Pernyataan Dimensi Indikator
Positif Negatif Tujuan Pendidikan
Satuan Pendidikan 1. Kematangan diri anak
didik sesuai tiap fase perkembangan
2. Kecerdasan dan pengetahuan
3. Keterampilan hidup mandiri
4. Mengikuti pendidikan lanjut
2
4 1
3
Prinsip pengembangan
KTSP 1. Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik dan lingkungan
2. Beragam dan terpadu 3. Tanggap terhadap
Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional
dan kepentingan daerah
5
9 10
6 7
8
11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI