distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum
tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja lebih dari 15 tahun adalah 0,061
α
= 0,05, maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian sebagaimana tersaji dalam tabel 5.12
menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang
pendidikan D1 adalah 0,220
α
= 0,05, maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan D2 adalah 0,758
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel
persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan D3 adalah 0,071
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang
pendidikan S1 adalah 0,248
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari jenjang pendidikan S2 adalah 0,999
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian sebagaimana tersaji dalam tabel 5.13 menunjukkan bahwa
nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru PNS adalah 0,081
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel
persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru tetap yayasan adalah 0,794
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian
menunjukkan bahwa nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status
guru bantu adalah 0,948
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai
probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari status guru honorer adalah 0,283
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian sebagaimana tersaji dalam tabel 5.14 menunjukkan bahwa
nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari guru yang tidak mempunyai
golongan jabatan adalah 0,070
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tingkat satuan pendidikan ditinjau dari guru yang mempunyai golongan jabatan IIIa adalah 0,905
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari guru yang mempunyai
golongan jabatan IIIb adalah 0,752
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari guru yang mempunyai
golongan jabatan IIIc adalah 0,502
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari guru yang mempunyai
golongan jabatan IIId adalah 0,326
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
nilai probabilitas untuk variabel persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan ditinjau dari guru yang mempunyai
golongan jabatan IVa adalah 0,065
α
= 0,05 maka disimpulkan distribusi data adalah normal
b. Pengujian Homogenitas
Pengujian homogenitas digunakan untuk menguji kesamaan varians populasi. Pengujian didasarkan pada uji Levene Statistic. Berikut ini
disajikan tabel hasil pengujian homogenitas lampiran 7, hal 139
Tabel 5.15 Tabel Homogenitas
Variabel Levene Statistic
df1 df2 Sig. Persepsi Guru Terhadap KTSP ditinjau dari
Masa Kerja : Kurang dari 1 th
1-5 th 6-10 th
11-15 th lebih dari 15 th
1.114 2.670
1.908 1.214
1.187 4
8 8
8 16
5 22
12 12
41 .145
.121 .123
.418 .318
Persepsi Guru Terhadap KTSP ditinjau dari Jenjang Pendidikan :
D1 D2
D3 S1
S2 1.450
2.345 2.680
1.581 2.431
8 2
10 22
1 10
2 17
49 1
.128 .245
.418 .092
.516
Persepsi Guru Terhadap KTSP ditinjau dari Status Guru :
PNS Guru Tetap Yayasan
Guru Bantu Guru Honorer
2.142 1.212
1.567 3.650
22 4
3 7
54 15
3 16
.098 .106
.136 .097
Persepsi Guru Terhadap KTSP ditinjau dari Golongan Jabatan Guru :
Tdk ada golongan IIIa
IIIb IIIc
IIId IVa
.690 .987
1.256 2.460
1.231 1.112
12 4
2 4
10 5
25 6
3 8
14 33
.746 .632
.091 .089
.326 .120
Tabel 5.15 menunjukkan bahwa pada variabel masa kerja kurang dari 1 tahun didapat nilai levene statistic adalah 1,114 dengan nilai
signifikansi 0,145
α =
0,05 . Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel masa kerja kurang dari 1 tahun adalah
sama. Variabel masa kerja 1-5 tahun didapat nilai levene statistic adalah 2,670 dengan nilai signifikansi 0,121
α =
0,05 . Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel masa kerja dari 1- 5 tahun adalah sama. Variabel masa kerja 6-10 tahun didapat nilai
levene statistic adalah 1,908 dengan nilai signifikansi 0,123
α =
0,05 . Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel masa kerja dari 6-10 tahun adalah sama. Variabel masa kerja 11-15
tahun didapat nilai levene statistic adalah 1,214 dengan nilai signifikansi 0,418
α =
0,123. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel masa kerja dari 11-15 tahun adalah sama.
Variabel masa kerja lebih dari 15 tahun didapat nilai levene statistic adalah 1,187 dengan nilai signifikansi 0,318
α =
0,123. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel masa kerja lebih
dari 15 tahun adalah sama. Variabel jenjang pendidikan D1 didapat nilai levene statistic adalah 1,450 dengan nilai signifikansi 0,128
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel jenjang pendidikan D1 adalah sama. Variabel jenjang pendidikan D2
didapat nilai levene statistic adalah 2,345 dengan nilai signifikansi 0,245
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel jenjang pendidikan D2 adalah sama. Variabel jenjang
pendidikan D3 didapat nilai levene statistic adalah 2,680 dengan nilai signifikansi 0,418
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel jenjang pendidikan D3 adalah sama.
Variabel jenjang pendidikan S1 didapat nilai levene statistic adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1,581 dengan nilai signifikansi 0,092
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel jenjang pendidikan S1
adalah sama. Variabel jenjang pendidikan S2 didapat nilai levene statistic adalah 2,431 dengan nilai signifikansi 0,516
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel jenjang
pendidikan S2 adalah sama. Variabel status guru PNS didapat nilai levene statistic adalah 2,142 dengan nilai signifikansi 0,098
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel status guru PNS adalah sama. Variabel status Guru Tetap Yayasan
didapat nilai levene statistic adalah 1,212 dengan nilai signifikansi 0,106
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel status guru tetap yayasan adalah sama. Variabel status Guru
bantu didapat nilai levene statistic adalah 1,567 dengan nilai signifikansi 0,136
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel status guru bantu adalah sama. Variabel
status Guru honorer didapat nilai levene statistic adalah 3,650 dengan nilai signifikansi 0,097
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel status guru honorer adalah sama. Dan
pada variabel golongan jabatan guru yang tidak mempunyai golongan didapat nilai levene statistic adalah 0,690 dengan nilai signifikansi
0,746
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel guru yang tidak mempunyai golongan jabatan adalah sama.
Variabel golongan jabatan guru IIIa didapat nilai levene statistic adalah 0,987 dengan nilai signifikansi 0,632
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel golongan jabatan
guru IIIa adalah sama. Variabel golongan jabatan guru IIIb didapat nilai levene statistic adalah 1,256 dengan nilai signifikansi 0,091
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel golongan jabatan guru IIIb adalah sama. Variabel golongan jabatan
guru IIIc didapat nilai levene statistic adalah 2,460 dengan nilai signifikansi 0,089
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel golongan jabatan guru IIIc adalah sama.
Variabel golongan jabatan guru IIId didapat nilai levene statistic adalah 1,231 dengan nilai signifikansi 0,326
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel golongan jabatan
guru IIId adalah sama. Variabel golongan jabatan guru IVa didapat nilai levene statistic adalah 1,112 dengan nilai signifikansi 0,120
α =
0,05. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel golongan jabatan guru IVa adalah sama.
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis penelitian ini menggunakan Analysis of Variance ANOVA Sugiono, 1999:163-165 :
1. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Ditinjau dari Masa Kerja. a.
Rumusan Hipotesis I Ho
= Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Masa Kerja.
Ha = Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Masa Kerja.
b. Menguji hipotesis dengan menentukan nilai statistika
berdasarkan uji F. Pengujian dengan ANOVA dan dikerjakan menggunakan
program SPSS for Windows Versi 13,0. Dari hasil perhitungan didapat nilai F hitung = 8,252 dengan nilai
signifikansi 0,000. Sedang untuk F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 95 dengan numerator jumlah variabel –
1 = 4, dan denumerator jumlah cacah kasus – jumlah variabel = 154 adalah 2,428.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya dimasukkan dalam tabel Anova persepsi guru terhadap KTSP
ditinjau dari masa kerja berikut lampiran 8, hal 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.13 Tabel ANOVA Persepsi Guru terhadap KTSP Ditinjau
dari Masa Kerja
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between
Groups 9351.843
4 2337.961
8.252 .000
Within Groups
43630.547 154
283.315 Total
52982.390 158
c. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan menarik
kesimpulan Dari hasil perhitungan di atas didapat F hitung = 8,252 F
tabel = 2,428. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum
tingkat satuan pendidikan ditinjau dari masa kerja. 2.
Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Jenjang Pendidikan.
a. Rumusan Hipotesis I
Ho =
Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari
Jenjang Pendidikan. Ha = Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Jenjang Pendidikan.
b. Menguji hipotesis dengan menentukan nilai statistika
berdasarkan uji F. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengujian dengan ANOVA dan dikerjakan menggunakan program SPSS for Windows Versi 13,0. Dari hasil
perhitungan didapat nilai F hitung = 3,161 dengan signifikansi 0,016. Sedang untuk F tabel pada tingkat
signifikansi 0,05 95 dengan numerator jumlah variabel – 1 = 4, dan denumerator jumlah cacah kasus – jumlah
variabel = 154 adalah 2,428. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya
dimasukkan dalam tabel Anova persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari jenjang pendidikan berikut lampiran 8, hal 141:
Tabel 5.14 Tabel ANOVA Persepsi Guru terhadap KTSP Ditinjau
dari Jenjang Pendidikan
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between
Groups 4019.485
4 1004.871
3.161 .016
Within Groups
48962.905 154
317.941 Total
52982.390 158
c. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan menarik
kesimpulan. Dari hasil perhitungan di atas didapat F hitung = 3,161 F
tabel = 2,428. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan
ditinjau dari jenjang pendidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Ditinjau dari Status Guru. a.
Rumusan Hipotesis I Ho
= Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Status Guru.
Ha = Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Status Guru.
b. Menguji hipotesis dengan menentukan nilai statistika dengan
uji F Pengujian dengan ANOVA dan dikerjakan menggunakan
program SPSS for Windows Versi 13,0. Dari hasil perhitungan didapat nilai F hitung = 3,272 dengan
signifikansi 0,023. Sedang untuk F tabel pada tingkat signifikansi 0,05 95 dengan numerator jumlah variabel –
1 = 3, dan denumerator jumlah cacah kasus – jumlah variabel = 155 adalah 2,668.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya
dimasukkan dalam tabel Anova persepsi guru terhadap KTSP
ditinjau dari status guru berikut lampiran 8, hal 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.15 Tabel ANOVA Persepsi Guru terhadap KTSP Ditinjau
dari Status Guru
Sum of Squares df
Mean Square F
Sig. Between
Groups 3155.393
3 1051.798
3.272 .023
Within Groups
49826.997 155
321.464 Total
52982.390 158
c. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan menarik
kesimpulan Dari hasil perhitungan di atas didapat F hitung = 3,272 F
tabel = 2,668. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan
ditinjau dari status guru. 4.
Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau dari Golongan Jabatan Guru.
a. Rumusan Hipotesis I
Ho =
Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari
Golongan Jabatan Guru. Ha = Ada perbedaan persepsi guru terhadap Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Ditinjau Dari Golongan Jabatan Guru.
b. Menguji hipotesis dengan menentukan nilai statistika dengan
uji F PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengujian dengan ANOVA dan dikerjakan menggunakan program SPSS for Windows Versi 13,0. Dari hasil
perhitungan didapat nilai F hitung = 3, 929 dengan signifikansi 0,001. Sedang untuk F tabel pada tingkat
signifikansi 0,05 95 dengan numerator jumlah variabel – 1 = 6, dan denumerator jumlah cacah kasus – jumlah
variabel = 152 adalah 2,159. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, selanjutnya
dimasukkan dalam tabel Anova persepsi guru terhadap KTSP ditinjau dari golongan jabatan guru berikut lampiran 8, hal
141:
Tabel 5.16 Tabel ANOVA Persepsi Guru terhadap KTSP Ditinjau
dari Golongan Jabatan Guru
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
Between Groups
7113.511 6
1185.585 3.929
.001 Within
Groups 45868.879
152 301.769
Total 52982.390
158
c. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dan menarik
kesimpulan. Dari hasil perhitungan di atas didapat F hitung = 3,929 F
tabel = 2,159. Dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan persepsi guru terhadap kurikulum tingkat satuan pendidikan
ditinjau dari golongan jabatan guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Persepsi Guru Terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
Ditinjau dari Masa kerja Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada perbedaan
persepsi guru terhadap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditinjau dari masa kerja. Kesimpulan ini didukung oleh hasil perhitungan nilai
F
hitung
= 8,252 lebih besar dari F
tabel
= 2,428. Nilai probabilitas 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi
α =5 atau = 0,05. Berdasarkan deskripsi data tentang masa kerja guru diperoleh hasil
sebagai berikut: guru yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun sebanyak 9 responden, masa kerja 1-5 tahun sebanyak 30 responden,
masa kerja 6-10 tahun sebanyak 15 responden, masa kerja 11-15 tahun sebanyak 20 responden dan masa kerja lebih dari 15
tahun sebanyak 85 responden. Sedangkan deskripsi data tentang persepsi guru terhadap
KTSP diperoleh hasil sebagai berikut: untuk kriteria sangat positif sebanyak 19 responden, positif sebanyak 67 responden, cukup positif
sebanyak 35 responden, negatif sebanyak 32 responden dan sangat negatif sebanyak 6 responden. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
sebagian besar responden mempunyai persepsi terhadap KTSP adalah positif.
Secara umum para guru menanggapi positif diberlakukannya KTSP. Hal ini tampak dari dukungan guru bahwa menurut mereka usaha
pematangan diri peserta didik harus disesuaikan dengan fase PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangannya; peningkatan kecerdasan dan pengetahuan peserta didik lebih mudah dicapai dengan KTSP; KTSP memudahkan peserta
didik melanjutkan pendidikan lebih lanjut dan menuntut peserta didik untuk dapat hidup mandiri; peserta didik mendapatkan pengalaman
belajar dengan mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui KTSP. Para guru juga setuju
bahwa pengembangan kurikulum berpusat pada potensi, kebutuhan, kepentingan dan lingkungan belajar peserta didik; penyusunan
kurikulum harus melibatkan stakeholder pemangku kepentingan, menyeluruh, berkesinambungan; memadukan kepentingan nasional,
daerah, kepentingan warga sekolah dan partisipasi aktif warga sekolah serta memadukan kepentingan nasional maupun daerah; kurikulum
disusun dengan langkah – langkah yang jelas sesuai dengan tujuan yang diharapkan; kurikulum memberikan otonomi penuh kepada sekolah
untuk mengembangkan peserta didik sesuai dengan kondisi dan potensinya. Mereka juga setuju bahwa pelaksanaan kurikulum dapat
membudayakan belajar bagi peserta didik; pelaksanaan kurikulum memberikan kebebasan pada sekolah untuk menentukan mata pelajaran
beserta alokasi waktu; menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal; beban belajar; kriteria kenaikan kelas, kelulusan dan kriteria penjurusan
serta pelaksanaan KTSP memberikan kebebasan dalam penyusunan kalender pendidikan berdasarkan kebutuhan, karakteristik sekolah
maupun peserta didik, tetapi tetap berpedoman pada standar isinya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mereka juga sependapat bahwa KTSP menuntut sekolah untuk mengarahkan peserta didik memiliki keterampilan yang mendukung
keunggulan lokal dan global; sekolah memiliki visi; menetapkan tujuan dan indikator berdasarkan visi sekolah; visi sekolah dijabarkan secara
terperinci. Mereka juga setuju bahwa silabus harus memuat keseluruhan materi dan kegiatan serta dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan;
pengembangan silabus secara relevan dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, spiritual peserta didik; komponen
silabus harus terpisah berdasarkan fungsinya; cakupan silabus harus memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata dan aktual; komponen silabus dapat mengakomodasikan keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat; pengembangan silabus juga harus mencakup aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Para guru juga sependapat adanya pemberian tugas berupa tes, karya ilmiah dan laporan kegiatan untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik; pemberian latihan sesuai dengan kemampuan peserta didik; serta acuan penilaian KTSP berdasar apa yang bisa dilakukan
peserta didik setelah melihat hasil belajarnya; sistem penilaiannya berdasarkan pengalaman belajar secara terus-menerus; penilaian KTSP
diarahkan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi dan hasil belajar perlu dianalisa lebih lanjut. Para guru menanggapi positif dengan
diberlakukannya KTSP karena para guru sadar bahwa mereka adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fasilitator utama dalam pelaksanaan KTSP dan bertanggungjawab dalam mencapai tujuan pendidikan serta untuk menunjukkan kinerja yang
optimal sesuai dengan karakteristik KTSP. Hasil deskripsi data masa kerja guru menunjukkan sebagian besar
mempunyai masa kerja lebih dari 15 tahun. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar guru yang diteliti mempunyai masa kerja lama,
pengalaman mengajar yang lama serta telah mengalami banyak perubahan kurikulum, sehingga mereka dapat membandingkan dan
mengetahui kelebihan dari kurikulum yang telah diberlakukan selama di sekolah. Guru yang mempunyai masa kerja lebih dari 15 tahun sebagian
besar memandang negatif dengan diberlakukan KTSP, karena dengan adanya perubahan kurikulum yang baru menambah beban mereka.
Selain itu kurikulum tingkat satuan pendidikan sulit ditelaah maksudnya. Rata-rata guru yang memiliki masa kerja lebih dari 15 tahun mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan KTSP serta belum dapat menyesuaikan dengan keragaman karakteristik, kondisi, dan potensi peserta didik saat
ini, seperti: belum pandai dalam mengikuti perkembangan teknologi serta perkembangan zaman. Hal ini berbeda dengan guru yang memiliki
masa kerja kurang dari 15 tahun, mereka memandang positif dengan diberlakukannya kurikulum yang baru, memberikan peluang bagi
mereka untuk membuktikan kinerja dan kreativitas. Hal tersebut disebabkan karena guru yang mempunyai masa kerja kurang dari 15
tahun lebih mudah mengikuti perkembangan teknologi dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI