BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada umumnya perusahaan selalu berusaha untuk mengurangi tingkat perputaran yang terjadi pada karyawannya. Tingginya tingkat perputaran
karyawan pada perusahaan akan mengakibatkan timbulnya kerugian material yang cukup terhadap perusahaan. Menurut Vince Ratnawati 2002:277, tingkat
perputaran karyawan perusahaan pada umumnya disebabkan dua hal yaitu atas keinginan perusahaan atau atas keinginan karyawan itu sendiri. Perputaran
karyawan akibat dari keinginan karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk dihindari perusahaan agar tidak menimbulkan kerugian yang tidak
diinginkan. Sebab tingginya tingkat perputaran karyawan akan semakin banyak menimbulkan berbagai potensi biaya pelatihan yang sudah diinvestasikan pada
karyawan, maupun biaya rekrutmen dan pelatihan kembali. Dalam beberapa kasus tertentu, perputaran tenaga kerja memang diperlukan
oleh perusahaan terutama terhadap karyawan dengan kinerja rendah. Namun tingkat perputaran tersebut harus diupayakan agar tidak terlalu tinggi sehingga
perusahaan masih memiliki kesempatan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan atas peningkatan kinerja karyawan baru.
Menurut Dennis dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004:59, tingginya tingkat perputaran tenaga kerja telah menjadi masalah serius bagi
xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
banyak perusahaan. Banyak manajer personalia yang merasa kerjanya sia – sia karena mengetahui bahwa proses rekrutmen yang telah berhasil menjaring
karyawan yang dapat dipercaya dan berkualitas pada akhirnya percuma karena karyawan yang baru direkrut tersebut telah memilih bekerja pada perusahaan lain.
Pada umumnya faktor yang berpengaruh terhadap keinginan berpindah kerja adalah komitmen organisasi dan kepuasan kerja. Bline et al dikutip dalam
Vince Ratnawati dan Indra Wijaya Kusuma, 2002: 278 penelitiannya menunjukan bahwa konflik peran merupakan variabel antesenden dari komitmen
organisasi yang berkorelasi dengan kepuasan kerja, dan menimbulkan konsekuensi keinginan berpindah kerja. Hasil penelitian Agus Arianto Toly
dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih 2004: 59 juga menunjukan korelasi yang kuat antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja.
Judge dan Locke dikutip dalam Vince Ratnawati dan Indra Wijaya Kusuma, 2002: 278 mengemukakan bahwa salah satu hal yang mengakibatkan
timbulnya keinginan berpindah kerja pada karyawan adalah pengaruh buruk dari proses pemikiran yang dysfunctional. Proses pemikiran dysfunctional tersebut
akan muncul akibat terjadinya konflik ataupun perasaan tidak gembira dan tidak puas dari karyawan atas lingkungan pekerjaan mereka. Dengan demikian
kepuasan kerja merupakan suatu variabel penting untuk diidentifikasi sehubungan dengan kemungkinan timbulnya keinginan karyawan untuk mencari pekerjaan
lain. Teori hirarki kebutuhan Maslow Kennet N. Wexley, dan Gary A. Yuki, 1988: 102 mengemukakan bahwa kebutuhan – kebutuhan ini berlaku bagi setiap
xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
manusia dan susunan menurut hirarki kepentingannya. Salah satu jenjang kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan bebas dari ancaman, yaitu rasa aman
dari kejadian – kejadian dan lingkungan yang menimbulkan ancaman. Dengan demikian kebutuhan rasa aman dan bebas dari perasaan terancam merupakan
kebutuhan yang mendasar dari individu. Untuk mencapai tujuan tersebut individu akan selalu berusaha untuk mencari dan mengusahakan yang terbaik menurut
presepsinya terhadap dirinya sendiri. Timbulnya rasa tidak aman dan terancam pada individu ini akan mengakibatkan rendahnya komitmen seseorang terhadap
lingkungan ataupun perusahaan tempat dia bekerja. Individu yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan akan mempunyai kemungkinan yang
lebih kecil untuk meninggalkan organisasi dan mencari pekerjaan lain. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menganalisis pengaruh sikap
kerja work attitudes terhadap perilaku karyawan efployee behavior. Sikap kerja yang paling sering diamati adalah kepuasan kerja job satisfaction,
komitmen organisasi organizational coffitfent, dan tingkat perputaran turnover intention. Fokus dari penelitian ini adalah tingkat perputaran yang
terjadi atas keinginan karyawan itu sendiri dan perlu dibedakan dengan tingkat perputaran yang terjadi pada karyawan yang disebabkan oleh keinginan
perusahaan. Dengan demikian peneliti bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi dan kepuasan kerja terhadap keinginan karyawan berpindah
kerja yang terjadi di Baitul Maal Wa Tamwil BMT AL-IKHLAS PRAMBANAN. BMT AL-IKHLAS PRAMBANAN adalah merupakan salah
xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
satu lembaga keuangan mikro syari’ah yang berada di Indonesia, dengan tujuan berupaya mengangkat perekonomian Indonesia, terutama di sektor mikro.
B. Rumusan Masalah