Mowday et al dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 61, berpendapat bahwa komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan
yang kuat terhadap nilai dan sasaran goal yang ingin dicapai oleh organisasi. Komitmen organisasi yang kuat menyebabkan individu berusaha mencapai
tujuan organisasi dan mengutamakan organisasi. Menurut Porter et al dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptininggsih, 2004: 61 individu berkomitmen
tinggi akan berpandangan positif dan berusaha berbuat yang terbaik bagi organisasi.
4. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah cara seseorang pekerja merasakan pekerjaannya Kennethh N. Wexley Gary A Yuckle, 1988: 129. Kepuasan kerja
merupakan generalisasi sikap – sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek – aspek pekerjaannya yang dipertimbangkan seorang pekerja,
namun sekelompok karakteristik pekerjaan cenderung secara bersama – sama dievaluasi dengan cara yang sama. Sekelompok karakteristik tersebut, yang
pada umumnya ditemukan dalam analisis statistik dari beberapa daftar pertanyaan sikap, meliputi: gajiupah, kondisi kerja, pengawasan, teman kerja,
isi pekerjaan, jamianan kerja, serta kesempatan promosi. Sesungguhnya, seseorang pekerja beranggapan memiliki sebagian sikap terhadap setiap aspek
pekerjaan tersebut disamping gabungan sikap terhadapnya sebagai keseluruhan.
xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kepuasan kerja mengacu kepada sikap individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi
mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya; seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaan tersebut.
Ketika orang berbicara tentang sikap karyawan, seringkali mereka bermaksud mengatakan kepuasan kerja. Sebenarnya kedua istilah tersebut sering
digunakan secara bergantian. Yang menentukan kepuasan kerja dan variabel yang berkaitan dengan pekerjaan yang menentukan kepuasan kerja adalah
pekerjaan yang secara mentalitas memberi tantangan, penghargaan yang layak, kondisi kerja yang menunjang, dan rekan kerja yang mendukung.
Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan – pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan
kemampuan mereka dan menawarkan tugas – tugas yang bervariasi, kebebasan, dan umpan balik tentang seberapa baik mereka bekerja.
Karakteristik – karakteristik ini membuat pekerjaan secara mentalitas menantang. Pekerjaan – pekerjaan yang terlalu kecil tantangannya
menciptakan kebosanan, tetapi terlalu banyak tantangan menciptakan frustasi dan perasaan gagal. Dibawah kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan
karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan. Karyawan menginginkan sistem penggajian dan kebijakan promosi yang
mereka rasa wajar, tidak membingungkan, dan sejalan dengan harapan mereka. Bila penggajian dianggap adil, berdasarkan tuntutan pekerjaan,
xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tingkat keterampilan individu, dan standar gaji masyarakat, kepuasan akan tercapai. Sama halnya individu – individu yang merasa bahwa kebijakan
promosi dibuat dengan cara yang adil dan wajar akan mengalami kepuasan dalam pekerjaan mereka. Para karyawan menaruh perhatian yang besar
terhadap lingkungan kerja mereka, baik dari segi kenyamanan pribadi maupun kemudahan untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Mereka lebih menyukai
lingkungan fisik yang aman, nyaman, bersih, dan memiliki tingkat gangguan minimum.
Akhirnya orang menginginkan sesuatu dari pekerjaan mereka yang lebih daripada sekedar uang atau prestasi yang tampak di mata. Bagi sebagian besar
karyawan, bekerja juga dapat memenuhi kebutuhan untuk berinteraksi sosial. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa memiliki rekan – rekan kerja
yang ramah dan mendukung dapat meningkatkan kepuasan kerja. Menurut Gilmer dikutip dalam Vince Ratnawati Indra Wijaya Kusuma,
2002: 280 menyatakan bahwa berbagai faktor yang menentukan kepuasan kerja seseorang antara lain adalah keamanan kerja, faktor intrinsik dari
pekerjaan, dan aspek sosial dari pekerjaan. Seseorang yang merasakan keamanan kerja sesuai dengan yang dipersepsikannya akan menimbulkan
tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Selanjutnya Robert Kreitner Angelo Kinicki dikutip dalam Fransiska
Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 60 mengidentifikasikan kepuasan kerja adalah suatu respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini
xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berarti bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal. Sebaliknya, seseorang dapat relatif puas dengan suatu aspek pekerjaannya dan tidak puas
dengan salah satu atau lebih aspek yang lainnya. Kemudian Robbins dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 60 mengemukakan bahwa
kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang terhadap pekerjaannya. Menurut Mobley dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih,
2004: 60 karyawan dengan kepuasan kerja akan merasa senang dan bahagia dalam melakukan pekerjaannya dan tidak berusaha mengevaluasi alternatif
pekerjaan lain. Sebaliknya, karyawan yang merasa tidak puas dalam pekerjaannya cenderung mempunyai pikiran untuk keluar karena menemukan
pekerjaan yang lebih memuaskan. Kemudian menurut Williams Hazer dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004: 60 kepuasan
mengarah pada respon emosional atas aspek khusus dari pekerjaan Judge dan Locke dikutip dalam Fransiska Eka Shinta Praptiningsih, 2004:
60 menggambarkan bahwa kepuasan kerja mencerminkan kegembiraan atau sikap emosi positif yang berasal dari pengalaman kerja seseorang.
Kegembiraan yang dirasakan oleh karyawan akan memberikan dampak sikap yang positif bagi karyawan tersebut. Apabila seseorang karyawan merasa puas
akan pekerjaannya, maka karyawan tersebut akan merasa senang, dan terbebas dari rasa tertekan sehingga akan menimbulakan rasa aman dan tidak
menimbulkan keinginan untuk mencari alternatif pekerjaan lain.
xx PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Keinginan berpindah kerja