d. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep
yang diperlukan bagi warga Negara Remaja sudah memiliki kemampuan untuk berpikir atau nalar
tentang sesuatu yang berada di luar pengalamannya. Sehingga, remaja sudah dapat memikirkan atau memprediksi hal-hal apa
yang akan atau mungkin terjadi berdasarkan sesuatu yang abstrak.
Tugas perkembangan
tersebut bertujuan
mengembangkan keterampilan bahasa dan kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah.
e. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial
Manusia memiliki dorongan sosial. Remaja harus berkorban untuk mencapai kebaikan, menghargai dan menghormati
perilaku yang disetujui oleh masyarakat. Perkembangan kesadaran untuk berkorban atau menghormati, dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti pengakuan masyarakat terhadap peran remaja dan adanya pemberian kesempatan dalam melibatkan
remaja dalam berbagai kegiatan sosial.
C. Bimbingan Pribadi – Sosial
1. Pengertian Bimbingan Pribadi – Sosial
Menurut Winkel dan Sri Hastuti 2006, bimbingan Pribadi-Sosial berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan
mengatasi berbagai pergumulan dalam batinnya sendiri; dalam mengatur diri sendiri di bidang kerohanian, perawatan jasmani, pengisian waktu
luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya; serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan
pergaulan sosial.
2. Unsur-unsur Bimbingan Pribadi-Sosial
Bimbingan pribadi-sosial yang diberikan di jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi sebagian disalurkan melalui bimbingan
kelompok dan sebagian lagi melalui bimbingan individual, serta mengandung unsur-unsur sebagai berikut Winkel dan Sri Hastuti, 2006:
a. Informasi tentang fase atau tahap perkembangan yang sedang
dilalui oleh siswa remaja dan mahasiswa, antara lain tentang konflik batin yang dapat timbul dan tentang tata cara bergaul
yang baik. Termasuk di sini apa yang disebut sex education, yang tidak hanya mencakup penerangan seksual, tetapi pula
corak pergaulan antar jenis kelamin.
b. Penyadaran akan kesadaran masyarakat dewasa ini, yang
semakin berkembang ke arah masyarakat modern, antara lain apa ciri-ciri kehidupan modern, dan apa makna ilmu
pengetahuan serta teknologi bagi kehidupan manusia. c.
Pengaturan diskusi kelompok mengenai kesulitan yang dialami oleh kebanyakan siswa, misalnya menghadapi orang tua yang
taraf pendidikannya lebih rendah daripada anak-anaknya. Khususnya siswa remaja dapat merasa lega, bila dia akan
menyadari bahwa teman-temannya mengalami kesulitan yang sama; dia lalu tidak akan memandang dirinya lagi sebagai
orang yang abnormal. d.
Pengumpulan data yang relevan untuk mengenal kepribadian siswa, misalnya sifat-sifat kepribadian yang tampak dalam
tingkah laku, latar belakang keluarga dan keadaan kesehatan.
23
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi uraian tentang beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian. Hal yang berkaitan antara lain: jenis penelitian, subjek
penellitian, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya Best dalam Sukardi, 2003. Sifat deskriptif dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan mengelola emosi remaja panti asuhan Sancta Maria Boro dan implikasinya terhadap
usulan programbimbingan pribadi – sosial tahun 20142015.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah remaja panti asuhan Boro. Penelitian ini menggunakan jumlah responden sebanyak 37 remaja putra di panti
asuhan Boro dan subjek penelitian uji coba penelitian di Bawen sebanyak 32 remaja putra. Alasan peneliti menggunakan dua tempat panti asuhan
yang berbeda karena peneliti mencari subjek remaja putra yang memiliki kriteria umur 12-18 tahun dan mencari subjek yang memiliki tugas
perkembangan di masa remaja.