Jadi, sebagian besar remaja putra panti asuhan Sancta Maria Boro memiliki kemampuan mengelola emosi dalam kategori sangat tinggi
8, kategori tinggi 13, kategori sedang yakni 57, kategori rendah 22 dan kategori sangat rendah 0
2. Hasil Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menghapus item yang gugur maka, analisis skor item kemampuan mengelola emosi diperoleh hasil
yang disajikan dalam tabel 9 dan grafik 2. Table 9
Hasil Analisis Skor Item Kemampuan Mengelola Emosi NormaKriteria Skor
Rentang Skor
Kategori Distribusi
Item Persentase
X ≤ µ -1,5σ
≤ 48 Sangat Rendah
µ - 1,5 σ X≤ µ -0,5
σ 49-78
Rendah 5
8 µ -
0,5 σ X≤ µ +0,5 σ
79-108 Sedang
40 68
µ +0,5 σ X≤ µ +1,5 σ
109-138 Tinggi
14 24
µ +1,5 σ X ≥ 139
Sangat Tinggi
Kategori skor item kemampuan mengelola emosi jika digambarkan dalam histogram dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 2 Histogram Skor Item Deskripsi Kemampuan Mengelola Emosi Remaja Putra
Panti Asuhan Boro
Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan: a.
Terdapat 0 item 0, yang memiliki kemampuan mengelola emosi sangat rendah.
b. Terdapat 5 item 8, yang memiliki kemampuan mengelola emosi rendah.
c. Terdapat 40 item 68, yang memiliki kemampuan mengelola emosi sedang.
d. Terdapat 14 item 24, yang memiliki kemampuan mengelola emosi tinggi.
e. Terdapat 0 item 0, yang memiliki kemampuan mengelola emosi sangat
tinggi. Jadi, sebagian besar remaja putra panti asuhan Sancta Maria Boro memiliki
kemampuan mengelola emosi dalam kategori sangat tinggi 0, kategori tinggi 24, kategori sedang yakni 68, kategori rendah 8 dan kategori sangat rendah
10 20
30 40
50 60
70 80
Sangat Rendah Rendah
Sedang Tinggi
Sangat Tinggi
Oleh karena itu, item yang teridentifikasi dalam kategori rendah dan sedang, digunakan menjadi dasar untuk merumuskan upaya untuk meningkatkan
kemampuan mengelola emosi. Alasannya untuk lebih meningkatkan kemampuan mengelola emosi yang sebelumnya sudah ada, agar lebih mendapatkan hasil
seoptimal mungkin dalam kemampuan mengelola emosi. Tabel 10
Item-item kuesioner yang tergolong dalam kategori rendah No
Aspek Indikator
Pernyataan Rank
1 Merespon
menanggapi reaksi emosional
orang lain Peka terhadap emosi yang dapat
ditoleransi oleh orang lain Saya tidak nyaman
memakai baju yang disumbangkan donator
1
2 Dipercayai
Mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri
Saya minder saat tampil di acara pentas seni
2 3
Mengendalikan emosi
Mengontrol emosi diri Saat saya marah, volume
dan nada suara saya meninggi
3
4 Peka
terhadap perasaan sendiri
dan orang lain Memahami emosi yang muncul
dari dalam diri Saya cemas tidak bisa
menabung saat diberi uang oleh orang lain
4
5 Mengatur
ekspresi dalam
lingkungan sosial Mengendalikan perilaku agresif
yang merugikan orang lain Saya mendorong badan
teman saya yang telah membuat saya marah
5
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Deskripsi kemampuan mengelola emosi remaja putra Panti Asuhan Sancta
Maria Boro Berdasarkan hasil penelitian yang tergambar dalam tabel 8, terdapat 3
remaja 8 memiliki tingkat kemampuan mengelola emosi dalam kategori sangat tinggi. Terdapat 5 remaja 13 memiliki tingkat kemampuan
mengelola emosi dalam kategori tinggi. Terdapat 21 remaja 57 memiliki tingkat kemampuan emosi dalam kategori sedang. Terdapat 8 remaja 22
memiliki tingkat kemampuan mengelola emosi dalam kategori rendah serta 0 remaja 0 yang memiliki tingkat kemampuan mengelola emosi dalam
kategori sangat rendah. Berdasarkan paparan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria
Boro memiliki kemampuan mengelola emosi yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro sudah
memiliki kemampuan mengelola emosi, namun kurang dikembangkan secara
optimal.
Menurut Goleman 1999 Remaja putra Panti Asuhan Sancta Maria Boro memiliki kemampuan untuk: pertama, remaja putra dapat mengendalikan
emosi. Hal ini terlihat dari remaja mampu berpikir jernih dan tetap fokus walaupun berada dalam posisi tertekan, seperti remaja panti asuhan mampu
mengolah amarahnya dengan bersikap tenang saat ditertawakan dan diejek teman-temannya karena salah membaca renungan malam. Kedua, yaitu
dipercayai. Hal ini terlihat dari remaja merasa senang apabiladipercayai oleh
orang lain karena dengan dipercaya remaja akan bertanggungjawab dalam mengelola diri, seperti sebagai ketua kelompok dalam piket cuci piring
bertanggungjawab menegur anggota kelompoknya yang tidak melaksanakan tugas piket walaupun akibatnya tidak disukai anggota kelompoknya
Ketiga, yaitu beradaptasi dengan baik. Hal ini terlihat dari remaja dengan keahlian beradaptasi, dapat terbuka terhadap ide-ide baru yang
dimunculkan sehingga remaja akan mampu menyesuaikan diri dengan baik di dalam lingkungan sosial dan memiliki prioritas dalam hidup, seperti lebih
memilih mentaati jadwal piket membersihkan halaman walaupun diajak teman untuk bermain bola. Keempat, yaitu Menyadari bahwa tidak semua ungkapan
emosi dapat diterima oleh orang lain. Hal ini terihat dari kemampuan remaja putra mengetahui perilaku ungkapan emosi negatif dan positifapa saja yang
dapat diterima oleh orang lain, seperti remaja yang mengetahui bahwa mengungkapkan kata-kata kasar saat merasa marah adalah perbuatan yang
tidak dapat diterima oleh orang lain di lingkungan tempat tinggal. Kelima, yaitu peka terhadap perasaan sendiri dan orang lain. Hal ini
terlihat dari membantu remaja dalam belajar dan mengetahui reaksi-reaksi emosi yang dapat diterima maupun yang tidak dapat diterima oleh
lingkungannya, seperti merasa bahagia ketika ada teman yang mengucapkan selamat ulang tahun atau Bruder akan merasa bangga jika remaja panti asuhan
putra menjadi juara kelas. Keenam, yaitu mampu merespon reaksi emosional orang lain. Hal ini terlihat dari ketanggapan remaja atas reaksi emosi yang
dapat diterima dan tidak dapat diterima, seperti remaja akan menghilangkan
kebiasaan mengejek temannya setelah ditegur oleh Bruder atau remaja akan berani minta maaf setelah mereka mendapatkan penguatan dari Bruder.
Ketujuh, yaitu mengatur ekspresi emosi dalam lingkungan social. Hal ini terlihat dari remaja dapat mengungkapakan emosi kegembiraannya secara
tepat dan dapat mengendalikan perilaku agresif yang dapat merugikan orang lain, seperti remaja memberikan ucapan selamat kepada teman yang berhasil
memenangkan perlombaan, atau remaja menahan diri tidak melukai temannya yang telah mengejeknya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi sebagian remaja putra panti asuhan masuk dalam kategori sedang dalam hal kemampuan mengelola emosi,
seperti yang dijelaskan oleh Hurlock 2005 yaitu faktor kematangan berpikir dan pengalaman belajar. Remaja putra panti asuhan yang masuk dalam
kategori sedang, diindikasikan remaja sebenarnya sudah memiliki kemampuan mengelola emosi untuk menangkap dan memahami setiap perilaku dari reaksi
emosi positif ataupun negatif orang lain yang dapat diterima maupun yang tidak dapat diterima oleh kelompok sosial, namun kemampuan mengelola
emosi remaja yang dimiliki belum berkembang secara optimal. Selain itu, Hurlock 2005 juga menjelaskan bahwa proses kematangan
berpikir akan mempengaruhi kemampuan remaja dalam mengingat dan menduga reaksi emosional dari orang lain.Kemampuan mengingat ini adalah
kunci bagi remaja putra panti asuhan untuk belajar bagaimana cara mengelola emosi dengan baik, setelah mereka melihat dari beberapa perilaku pengolahan
emosi yang dapat diterima oleh orang lain. Faktor yang kedua yaitu