2. Hubungan Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar
Dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan terhadap disiplin belajar dan prestasi belajar, menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan positif dan signifikan disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa SMK Putra Tama Bantul. Pernyataan ini berdasarkan
analisis koefisien korelasi lebih kecil dari
atau 0,054 0,2241 dan nilai probabilitas 0,348 lebih besar dari 0,05.
Hal ini berarti bahwa tinggi rendahnya disiplin belajar tidak menentukan baik buruknya prestasi belajar.
Disiplin belajar bukan merupakan faktor penentu yang dominan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Suciningrum yang menyatakan ada hubungan yang positif dan
signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar akuntansi siswa.
Hasil penelitian yang bertentangan dengan bukti empiris dan tinjauan teoritis tentu perlu diketahui penyebabnya, karena secara
logis disiplin belajar seharusnya memiliki peranan cukup besar dalam pencapaian prestasi belajar. Siswa yang mempunyai displin
tinggi dalam belajar seharusnya mempunyai ketekunan didalam proses pembelajarannya dan mematuhi setiap jadwal belajar yang
sudah ditentukan sehingga hasil dari proses belajar akan nampak jelas sebanding dengan kedisiplinan diri yang dia jalankan.
Berdasarkan hasil analisis data pada siswa SMK Putra Tama Bantul yang dilakukan pada 55 siswa menunjukan sebanyak 14
siswa atau 25 memiliki disiplin belajar yang sangat tinggi, 18 siswa atau 33 memiliki disiplin belajar yang tinggi, 13 siswa atau
24 memiliki disiplin belajar yang cukup, dan sebanyak 10 siswa atau 18 memiliki disiplin belajar yang rendah.
Namun pada kenyataannya prestasi belajar yang dirata-rata dalam nilai rapot tergolong baik yaitu sebesar 3,083455. Tentu saja
baiknya prestasi yang diraih oleh para siswa karna adanya faktor lain yang ikut berperan didalamnya.
Faktor lain yang mungkin mempengaruhi dalam prestasi belajar siswa menurut Djamarah 2011:193 yaitu
“kecerdasan.” Dalam buku Djamarah terdapat beberapa ahli yang mengatakan
keterkaitan faktor kecerdasan terhadap prestasi belajar seseorang yaitu:
1. M. Dalyono 1997:56, mengatakan bahwa
„seseorang yang memiliki inteligensi baik IQ-nya tinggi umumnya mudah
belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang inteligensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran
dalam belajar, lambat berpikir, sehingga prestasi belajarnya pun rendah.
‟ 2.
Slameto 1991:7, „kecerdasan mempunyai peranan yang besar
dalam ikut menentukan berhasil dan tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti suatu program pendidikan
dan pengajaran. Dan orang yang lebih cerdas pada umumnya akan lebih mampu belajar daripada orang yang kurang cerdas.
‟ Dari uraian diatas dapat dikatakan faktor kecerdasan dalam diri
siswa juga salah satu faktor yang mempunyai keterikatan kuat dengan prestasi yang diraih. Pada kasus siswa SMK Putra Tama
Bantul peneliti beranggapan tingkat kecerdasan siswa cukup baik sehingga tingkat kedisiplinan belajar siswa tersebut tidak
menjadikan faktor dominan penentu prestasi yang baik. Menurut Sutirna 2013:63 adalah
“faktor emosional peserta didik. Dalam buku Sutirna emosi atau perasaan seseorang akan
sangat mempengaruhi aktivitas belajar di sekolah maupun di rumah. Entah itu adalah perasaan sedih, gembira, aman, marah,
cemas, takut, dan sebagainya. Orang yang merasa aman, senang, betah disuatu tempat kemungkinan akan lebih produktif
dibandingkan dengan orang yang merasa tidak aman. Apalagi pertumbuhan peserta didik yang berada di jenjang sekolah
menengah yang memiliki masa transisi dengan penuh gejolak dan rasa keakuan yang tinggi, emosinya pun belum stabil sehingga
secara spontan sering melakukan hal-hal negatif. Dengan demikian, perlu perhatian guru yang serius untuk memberikan
bimbingan. Beberapa hasil penelitian di bidang psikologis tentang emosional disimpulkan bahwa kesuksesan seseorang banyak
ditentukan oleh faktor emosional sebesar 80 sedangkan faktor intelektual hanya 20. Jadi dapat dikatakan faktor emosional
mempunyai keterkaitan yang besar dengan prestasi belajar.
” Pada kasus siswa SMK Putra Tama Bantul peneliti beranggapan
emosional siswa baik yang berarti siswa merasa senang, gembira dan nyaman dalam proses pembelajaran sehingga tingkat
kedisiplinan belajar siswa tersebut tidak menjadikan faktor dominan penentu prestasi yang baik.
Dengan adanya faktor lain yang telah di uraikan diatas dapat di jelaskan bahwa disiplin yang tinggi tidak selamanya mempunyai
hubungan dengan prestasi belajar yang baik. Hal ini disebabkan faktor-faktor tersebut mampu membawa pengaruh positif ataupun
negatif bagi siswa dalam kehidupannya.
3. Hubungan Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar