belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan.
1. Definisi Motivasi
Motivasi berasal dari kata “movere” yang berarti dorongan atau  menggerakan.  Menurut  Noer  Rohmah  2012:239
“kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk  melakukan  sesuatu.  Motif  dapat  dikatakan  sebagai  daya penggerak  dari  dalam  dan  didalam  subyek  untuk  melakukan
aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. ”
Menurut  Hamzah  2012:3 “motivasi merupakan dorongan
yang  terdapat  dalam  diri  seseorang  untuk  berusaha mengadakan  perubahan  tingkah  laku  yang  lebih  baik  dalam
memenuhi kebutuhannya .”
Menurut Eysenck dan kawan- kawan dikutip dari buku “belajar
dan  faktor- faktor  yang  mempengaruhi”  Slameto  2010:170
„motivasi  dirumuskan  sebagai  suatu  proses  yang  menentukan tingkatan kegiatan, intensitas, konsistensi, serta arah umum dari
tingkah  laku  manusia,  merupakan  konsep  yang  rumit  dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep diri,
sikap, dan sebagainya. ‟
Setelah  itu  Mc.  Donald  dikutip  dalam  bukunya  Djamarah 2011:148  mengatakan  bahwa,
„motivation  is  a  energy change within the person characterized by affective arousal
and  anticipatory  goal  reactions.  Motivasi  adalah  suatu perubahan energi  di  dalam  pribadi  seseorang  yang ditandai
dengan  timbulnya  afektif  perasaan  dan  reaksi  untuk mencapai tujuan.
‟ Dari beberapa pengertian motivasi menurut para ahli diatas
dapat  disimpulkan  motivasi  adalah  dorongan  yang  terdapat dalam  diri  seseorang  yang  dibangkitkan  dan  diarahkan  oleh
kebutuhan-kebutuhan  tertentu  serta  dirumuskan  sebagai  suatu proses  dan  menunjukan  suatu  perubahan  energi  dengan
ditandai  timbulnya  afektif  perasaan  dan  reaksi  untuk mencapai tujuan.
2. Motivasi belajar
Seseorang  yang  memiliki  minat  yang  tinggi  untuk mempelajari
suatu mata
pelajaran, maka
ia akan
mempelajarinya  dalam  jangka  waktu  tertentu.  Motivasi  itu muncul  karena  ia  membutuhkan  sesuatu  dari  apa  yang
dipelajarinya. Motivasi
memang berhubungan
dengan kebutuhan
seseorang memunculkan
kesadaran untuk
melakukan aktifitas belajar. Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Motivasi Intrinsik
“Motivasi  Intrinsik  adalah  motif-motif  yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari
luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan un
tuk melakukan sesuatu” Djamarah 2011:149.
Bila  seseorang  telah  memiliki  motivasi  intrinsik  dalam dirinya,  maka  ia  secara  sadar  akan  melakukan  suatu
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Seseorang  yang  memiliki  motivasi  intrinsik  selalu  ingin
maju  dalam  belajar.  Keinginan  itu  dilatarbelakangi  oleh pemikiran  yang  positif,  bahwa  semua  mata  pelajaran  yang
dipelajari  sekarang  akan  dibutuhkan  dan  sangat  berguna kini dan di masa mendatang.
Dorongan  untuk  belajar  bersumber  pada  kebutuhan,  yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan
berpengetahuan. Jadi,
motivasi intrinsik
muncul berdasarkan  kesadaran  dengan  tujuan  esensial,  bukan
sekedar atribut. b.
Motivasi Ekstrinsik “Motivasi  Ekstrinsik  adalah  motif-motif  yang  aktif
yang  berfungsi  karena  adanya  perangsang  dari  luar ”
Djamarah 2011:151. Motivasi  belajar  dikatakan  ekstrinsik  bila  anak  didik
menempatkan  tujuan  belajarnya  diluar  faktor-faktor  situasi belajar. Anak didik belajar karena hendak mencapai tujuan
yang terletak diluar hal yang dipelajarinya. Misalnya, untuk mencapai  angka  tinggi,  diploma,  gelar,  kehormatan,  dan
sebagainya.  Motivasi  ekstrinsik  bukan  berarti  motivasi
yang  tidak  diperlukan  dan  tidak  baik  dalam  pendidikan. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar.
Fungsi motivasi dalam belajar Baik motivasi instrinsik maupun motivasi ekstrinsik
sama-sama  berfungsi  sebagai  pendorong,  penggerak,  dan penyeleksi  perbuatan.  Untuk  lebih  jelasnya  diuraikan  oleh
Djamarah 2011:157 sebagai berikut: 1
Motivasi sebagai pendorong perbuatan Pada mulanya anak didik tidak ada hasrat untuk belajar,
tetapi  karena  ada  sesuatu  yang  dicari  muncullah minatnya  untuk  belajar.  Sesuatu  yang  akan  dicari  itu
dalam rangka untuk memuaskan rasa ingin tahunya dari sesuatu  yang  akan  dipelajari.  Sesuatu  yang  belum
diketahui  itu  akhirnya  mendorong  anak  didik  untuk belajar  dalam  rangka  mencari  tahu.  Anak  didik
mengambil  sikap  seiring  dengan  minat  terhadap  suatu objek.  Disini,  anak  didik  mempunyai  keyakinan  dan
pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk mencari  tahu  tentang  sesuatu.  Sikap  itulah  yang
mendasari  dan  mendorong  ke  arah  sejumlah  perbuatan dalam  belajar.  Jadi,  motivasi  yang  berfungsi  sebagai
pendorong
ini mempengaruhi
sikap apa
yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
2 Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan  psikologis  yang  melahirkan  sikap  terhadap anak  didik  itu  merupakan  suatu  kekuatan  yang  tak
terbendung,  yang  kemudian  terjelma  dalam  bentuk gerakan  psikofisik.  Disini  anak  didik  sudah  melakukan
aktifitas  belajar  dengan  segenap  jiwa  dan  raga.  Akal pikiran  berproses  dalam  sikap  raga  yang  cenderung
tunduk  dengan  kehendak  perbuatan  belajar.  Sikap berada  dalam  kepastian  perbuatan  dan  akal  pikiran
mencoba  membedah  nilai  yang  terpatri  dalam  wacana, prinsip,  dalil,  dan  hukum,  sehingga  mengerti  betul  isi
yang dikandungnya.
3 Motivasi sebagai pengarah perbuatan
Anak didik
yang mempunyai
motivasi dapat
menyelesaikan  mana  perbuatan  yang  harus  dilakukan dan  mana  perbuatan  yang  dilakukan.  Seorang  anak
didik  yang  ingin  mendapatkan  sesuatu  dari  suatu  mata pelajaran  tertentu,  tidak  mungkin  dipaksakan  untuk
mempelajari mata pelajaran  yang lain. Pasti anak didik akan  mempelajari  mata  pelajaran  dimana  tersimpan
sesuatu  yang  akan  dicari  itu.  Sesuatu  yang  akan  dicari anak  didik  merupakan  tujuan  belajar  yang  akan
dicapainya.  Di  dalam  pencarian  tujuan  tersebut  anak didik yang benar
–benar termotivasi dengan tujuan yang akan  dicapainya  tentu  mengalami  kesulitan
–kesulitan maka bisa dikatakan sifat keuletan yang akan mendasari
tujuan  tersebut  akan  tercapai  sesuai  dengan  keinginan anak didik. Tujuan belajar itulah sebagai pengarah yang
memberikan motivasi kepada anak didik dalam belajar.
Bentuk-Bentuk Motivasi dalam Belajar Ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan
dalam  rangka  mengarahkan  belajar  anak  didik  di  kelas menurut Djamarah 2011:159, sebagai berikut:
1 Memberi Angka
Angka  dimaksud  adalah  sebagai  simbol  atau  nilai  dari hasil aktifitas belajar anak didik. Angka merupakan alat
motivasi yang cukup memberi rangsangan kepada anak didik  untuk  mempertahankan  atau  lebih  meningkatkan
prestasi belajar mereka dimasa mendatang. Angka yang diberikan kepada setiap anak didik biasanya bervariasi,
sesuai  hasil  ulangan  yang  telah  mereka  peroleh  dari hasil  penilaian  guru,  bukan  karena  belas  kasihan  guru.
Angka  atau  nilai  yang  baik  mempunyai  potensi  yang besar  untuk  memberikan  motivasi  kepada  anak  didik
lebih  giat  belajar.  Apalagi  angka  yang  diperoleh  anak didik lebih tinggi dari anak didik lainnya.
2 Hadiah
Hadiah  adalah  memberikan  sesuatu  kepada  orang  lain sebagai
penghargaan atau
kenang- kenangancenderamata.
Hadiah yang
diberikan oranglain  bisa  berupa  apa  saja,  tergantung  dari
keinginan pemberi. Dalam  dunia  pendidikan,  hadiah  bisa  dijadikan  alat
motivasi.  Hadiah  dapat  diberikan  kepada  anak  didik yang berprestasi tinggi, ranking satu, dua atau tiga dari
anak  didik  lainnya.  Dalam  pendidikan  modern,  anak didik  yang  berprestasi  tertinggi  memperoleh  predikat
sebagai  anak  didik  teladan  dan  untuk  perguruan tinggiUniversitas disebut mahasiswa teladan.
3 Kompetisi
Kompetisi  adalah  persaingan,  dapat  digunakan  sebagai alat motivasi untuk mendorong anak didik agar mereka
bergairah  belajar.  Persaingan,  baik  dalam  bentuk individu
maupun kelompok
diperlukan dalam
pendidikan.  Kondisi  ini  bisa  dimanfaatkan  untuk menjadikan  proses  interaksi  belajar  mengajar  yang
kondusif.  Untuk  menciptakan  suasana  yang  demikian, metode mengajar memegang peran.
4 Ego-involvement
Menumbuhkan  kesadaran  pada  anak  didik  agar merasakan  pentingnya  tugas  dan  menerimanya  sebagai
suatu  tantangan  sehingga  bekerja  keras  dengan mempertaruhkan  harga  diri,  adalah  sebagai  salah  satu
bentuk  motivasi  yang  cukup  penting.  Seseorang  akan berusaha  dengan  segenap  tenaga  untuk  mencapai
prestasi  yang  baik  dengan  menjaga  harga  dirinya. Penyelesaian  tugas  dengan  baik  adalah  simbol
penghargaan  dan  harga  diri.  Begitu  juga  dengan  anak didik  sebagai  subjek  belajar.  Anak  didik  akan  belajar
dengan keras bisa jadi karna harga dirinya.
5 Memberi Ulangan
Ulangan  bisa  dijadikan  sebagai  alat  motivasi.  Anak didik biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-
jauh  hari  untuk  menghadapi  ulangan.  Berbagai  usaha dan  teknik  bagaimana  agar  dapat  menguasai  semua
bahan  pelajaran  anak  didik  lakukan  sedini  mungkin sehingga  memudahkan  mereka  untuk  menjawab  setiap
item  soal  yang  diajukan  ketika  pelaksanaan  ulangan berlangsung,  sesuai  dengan  interval  waktu  yang
diberikan.  Oleh  karena  itu,  ulangan  merupakan  strategi yang  cukup  baik  untuk  memotivasi  anak  didik  agar
lebih giat belajar.
6 Mengetahui Hasil
Mengetahui  hasil  belajar  bisa  dijadikan  sebagai  alat motivasi.  Dengan  mengetahui  hasil,  anak  didik
terdorong  untuk  belajar  lebih  giat.  Apalagi  bila  hasil belajar  itu  mengalami  kemajuan,  anak  didik  berusaha
mempertahankannya
atau bahkan
meningkatkan intensitas belajarnya guna mendapatkan prestasi belajar
yang lebih baik dikemudian hari. 7
Pujian Pujian  adalah  bentuk  reinforcement  yang  positif  dan
sekaligus  merupakan  motivasi  yang  baik.  Guru  bisa
memanfaatkan  pujian  untuk  memuji  keberhasilan  anak didik  dalam  mengerjakan  pekerjaan  disekolah.  Pujian
diberikan  sesuai  dengan  hasil  kerja,  bukan  dibuat-buat atau  bertentangan  sama  sekali  dengan  hasil  kerja  anak
didik.
8 Hukuman
Hukuman akan merupakan alat motivasi bila dilakukan dengan  pendekatan  edukatif,  bukan  karena  dendam.
Pendekatan  edukatif  dimaksudkan  disini  sebagai hukuman  yang  mendidik  dan  bertujuan  memperbaiki
sikap  dan  perbuatan  anak  didik  yang  dianggap  salah. Sehingga  dengan  hukuman  yang  diberikan  itu  anak
didik tidak mengulangi kesalahan atau pelanggaran.
9 Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam  diri  anak  didik.  Potensi  itu  harus  ditumbuh
suburkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif
sebagai pendukung
utamanya. Motivasi
ekstrinsik  sangat  diperlukan  disini,  agar  hasil  untuk belajar itu menjelma jadi perilaku belajar.
10 Minat
Minat  adalah  kecenderungan  yang  menetap  untuk memperhatikan  dan  mengenang  beberapa  aktivitas.
Dengan  kata  lain,  minat  adalah  suatu  rasa  lebih  suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa
ada  yang  menyuruh.  Minat  pada  dasarnya  adalah penerimaan  akan  suatu  hubungan  antara  diri  sendiri
dengan  sesuatu  diluar  diri.  Semakin  kuat  atau  dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
C. Disiplin Belajar