4. Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik 1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harafiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses,
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses
pembelajaran. Robertus dan Kosasih 2007: 11 mengungkapkan media adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, dapat membangkitkan semangat, perhatian,
dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar
untuk menyampaikan pesan informasi pembelajaran dari sumber guru maupun sumber lain kepada siswa.
2. Pentingnya Media Pembelajaran
Mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui
pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh
melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar siswa belajar bagaimana mengoperasikan komputer, maka guru
menyediakan komputer untuk digunakan oleh siswa; agar siswa memiliki keterampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru
membimbing siswa menggunakan kendaraan yang sebenarnya, dan lain- lain.
Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua bahan pelajaran dapat disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana
kehidupan makhluk hidup di dasar laut, tidak mungkin guru membimbing siswa langsung menyelam ke dasar lautan, atau membelah dada manusia
hanya untuk mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja jantung ketika memompakan darah. Untuk memberikan pengalaman
belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu seperti film atau foto- foto dan lain sebagainya. Pengalaman belajar tersebut dapat dikatakan
sebagai pengalaman tidak langsung. Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar itu bisa didapatkan dari 2
cara, yaitu pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung.
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah
kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman cone of experience. Kerucut pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut
secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa
dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, maka
semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, maka semakin sedikit
pengalaman yang akan diperoleh siswa Wina, 2011: 164-168.
Gambar untuk kerucut pengalaman Dale ditunjukkan di bawah ini:
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale Uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam
kerucut pengalaman di atas akan dijelaskan sebagai berikut: a. Pengalaman Langsung
Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan
sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari
tanpa menggunakan perantara.
verbal
Lambang visual
radio film
televisi Karyawisata
Demonstrasi Pengalaman melalui drama
Pengalaman melalui benda tiruan Pengalaman langsung
abstrak
konkret