persentase siswa dalam kelas yang mencapai batas KKM sebesar 2,67 sekurang-kurangnya 85.
2 Rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VII pada materi aritmetika sosial yang menggunakan model pembelajaran ARIAS berbasis
etnomatematika lebih baik dari rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa yang menggunakan model pembelajaran ekspositori. Rata-rata
kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi aritmetika sosial menggunakan model pembelajaran ARIAS berbasis etnomatematika
dikatakan lebih baik apabila nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi aritmetika sosial yang menerima pembelajaran
dengan model ARIAS berbasis etnomatematika lebih tinggi dari nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi aritmetika
sosial yang menerima pembelajaran dengan model pembelajaran ekspositori.
3 Keterampilan proses dan sikap cinta budaya lokal berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa. Keterampilan proses dan sikap
cinta budaya lokal dikatakan berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa apabila variasi kemampuan pemecahan masalah
siswa dapat dijelaskan oleh keterampilan proses dan sikap cinta budaya lokal siswa.
1.5.2 Model Pembelajaran ARIAS
Model pembelajaran ARIAS Assurance, Relevance, Interest, Assesment, dan Satisfaction merupakan sebuah pembelajaran yang dimodifikasi dari model
pembelajaran ARCS Attention, Relevance, Confidence, dan Satisfaction yang dikembangkan oleh John M. Keller dengan menambahkan komponen Assessment
yang tidak terdapat pada model pembelajaran ARCS. Menurut Rahman Amri 2014: 2, model pembelajaran ARIAS adalah usaha pertama dalam kegiatan
pembelajaran untuk menanamkan rasa yakinpercaya pada siswa serta kegiatan pembelajaran ada relevansinya dengan kehidupan siswa, berusaha menarik dan
memelihara minat atau perhatian siswa kemudian diadakan evaluasi serta menumbuhkan rasa bangga pada siswa dengan memberikan penguatan. Model
pembelajaran ARIAS terdiri atas lima komponen yaitu Assurance percaya diri, Relevance relevansi, Interest minatperhatian, Assessment penilaian, dan
Satisfaction penguatan.
1.5.3 Model Pembelajaran Ekspositori
Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal Sanjaya, 2010: 179. Sanjaya 2010: 185 menyatakan bahwa model ekspositori
memiliki 5 langkah yaitu: 1 Persiapan preparation; 2 Penyajian presentation; 3 Menghubungkan correlation; 4 Menyimpulkan generalization; dan 5
Penerapan aplication.
1.5.4 Etnomatematika
Menurut Barton 1996, sebagaimana dikutip oleh Rosa Orey, 2011: 36, etnomatematika adalah sebuah program yang menyelidiki cara-cara dimana
kelompok budaya yang berbeda memahami, mengartikulasikan, dan menerapkan konsep-konsep dan praktik yang dapat diidentifikasi sebagai praktek-praktek
matematika. Sedangkan menurut Borba 1977 etnomatematika adalah cara di mana orang dari budaya tertentu menggunakan konsep dan ide-ide matematis untuk
menangani aspek kuantitatif, relasional dan spasial kehidupan mereka Rosa Orey, 2011: 36.
Etnomatematika diberikan dalam pembelajaran guna mengakrabkan siswa dengan praktek matematika yang ditemukan dalam lingkungan sosial budaya siswa
sendiri. Pembelajaran yang diberikan dalam hal ini adalah suatu pembelajaran yang mengkaji materi matematika serta penerapannya dikaitkan dengan budaya lokal.
Dengan demikian diharapkan terjadi pembelajaran lebih bermakna bagi siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.5.5 Kemampuan Pemecahan Masalah