21
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.
Menurut Fontana 1981: 147, sebagaimana dikutip oleh Suherman 2003: 7, belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai
hasil dari pengalaman. Pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa
agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal Suherman, 2003: 7. Proses pembelajaran di alami oleh setiap orang. Melalui proses pembelajaran
tersebut seorang individu mulai mengenal lingkungannya. Hal ini sejalan dengan ungkapan Suherman 2003: 8 yang menyatakan bahwa arti dari proses
pembelajaran adalah proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru, sumberfasilitas, dan teman sesama siswa.
2.1.2 Teori Belajar yang Mendukung Penggunaan Model Pembelajaran
ARIAS
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para ahli, sehingga terdapat beberapa macam teori belajar yang melandasi penggunaan model
pembelajaran ARIAS. Teori-teori belajar tersebut adalah sebagai berikut.
2.1.2.1 Teori Belajar Gagne
Menurut Slameto 2010 sebagaimana dikutip oleh Sa’adah et al. 2010, menyatakan bahwa Gagne memberikan dua definisi terhadap masalah belajar,
yaitu: 1 belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku; dan 2 belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi. Menurut Gagne, sebagaimana dikutip oleh Putrayasa 2013: 71, ada 9 tahap pengolahan
proses kognitif yang terjadi dalam belajar. Sembilan proses sembilan peristiwa belajar Gagne tersebut kemudian disebut sebagai fase-fase belajar. Fase-fase
belajar ini digolongkan menjadi 3 fase yaitu: 1 fase persiapan untuk belajar; 2 fase perolehan dan perbuatan; dan 3 alih belajar Putrayasa, 2013: 71-72.
Sembilan peristiwa proses pembelajaran yang ada pada setiap fase belajar diuraikan sebagai berikut.
1 Membangkitkan Perhatianminat
Perhatian siswa dapat ditingkatkan dengan berbagai rangsangan sesuai dengan kondisi yang ada, misalnya dengan perubahan gerak badan berjalan,
mendekati siswa dan lain-lain perubahan suara, menggunakan berbagai media pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan menunjukkan atau
menyebutkan contoh-contoh yang ada di dalam kelas atau di luar kelas. 2 Pemberitahuan Tujuan Pembelajaran pada Siswa
Agar siswa mempunyai pengharapan dan tujuan selama belajar, maka kepada siswa perlu dijelaskan tujuan apa yang akan dicapai selama pembelajaran dan
dijelaskan pula manfaat dari materi yang akan dipelajari bagi siswa dan tugas-tugas yang harus diselesaikan selama pembelajaran.
3 Merangsang Ingatan pada Materi Prasyarat Ada banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk mengingatkan siswa pada
materi yang telah dipelajari, misalnya dengan mengingatkan siswa pada topik-topik yang telah dipelajari dan minta siswa untuk menjelaskan kembali
secara singkat. 4 Menyajikan Bahan Perangsang
Menyajikan bahan perangsang adalah menyajikan bahan kepada siswa berupa pokok-pokok materi yang penting dan bersifat kunci.
5 Memberi Bimbingan Belajar Tujuan pemberian bimbingan belajar adalah membantu siswa agar lebih
mudah mencapai tujuan pembelajaran atau kemampuan yang harus dicapainya pada akhir pelajaran.
6 Menampilkan Unjuk Kerja Untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai kemampuan yang
diharapkan, maka mintalah siswa untuk menampilkan kemampuannya dalam bentuk tindakan yang dapat diamati oleh guru.
7 Memberikan Umpan Balik Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, umpan balik diberikan secara
informatif dengan cara memberikan keterangan tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai siswa.
8 Menilai Unjuk kerja bertujuan untuk menilai apakah siswa sudah mencapai tujuan atau belum.
9 Meningkatkan Retensi
Peristiwa pembelajaran terakhir yang harus dilakukan guru adalah berupaya untuk meningkatkan retensi dan alih belajar.
Keterkaitan teori Gagne yang mendasari penggunaan model pembelajaran ARIAS yaitu bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan. Motivasi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membangkitkan rasa yakinpercaya diri siswa. Percaya diri
merupakan salah satu komponen dalam model pembelajaran ARIAS. Keterkaitan lainnya yaitu bahwa dalam pembelajaran perlu untuk membangkitkan
perhatianminat siswa. Minat merupakan salah satu komponen dalam model pembelajaran ARIAS.
2.1.2.2 Teori Ausubel
David Ausubel terkenal dengan teori belajar yang dibawanya yaitu teori belajar bermakna meaningful learning. Menurut Ausubel, belajar bermakna
terjadi jika suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang, selanjutnya bila tidak ada
usaha yang dilakukan untuk mengasimilasikan pengertian baru pada konsep-konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, maka akan
terjadi belajar hafalan. Ia juga menyebutkan bahwa proses belajar tersebut terdiri dari dua proses yaitu proses penerimaan dan proses penemuan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan
dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Berdasarkan pada pandangannya mengenai teori belajar bermakna, David Ausubel mencetuskan
empat tipe belajar sebagai berikut. 1. Belajar dengan penemuan yang bermakna yaitu mengaitkan pengetahuan yang
telah dimilikinya dengan materi pelajaran yang dipelajari itu. Atau sebaliknya, siswa terlebih dahulu menemukan pengetahuannya dari apa yang
telah ia pelajari kemudian pengetahuan baru tersebut ia kaitkan dengan pengetahuan yang sudah ada.
2. Belajar dengan penemuan yang tidak bermakna yaitu pelajaran yang dipelajari ditemukan sendiri oleh siswa tanpa mengaitkan pengetahuan yang telah
dimilikinya, kemudian dia hafalkan. 3. Belajar menerima ekspositori yang bermakna yaitu materi pelajaran yang
telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang baru ia peroleh itu dikaitkan dengan pengetahuan
lain yang telah dimiliki. 4. Belajar menerima ekspositori yang tidak bermakna yaitu materi pelajaran
yang telah tersusun secara logis disampaikan kepada siswa sampai bentuk akhir, kemudian pengetahuan yang baru ia peroleh itu dihafalkan tanpa
mengaitkannya dengan pengetahuan lain yang telah ia miliki. Keterkaitan teori belajar Ausubel yang mendasari penggunaan model
pembelajaran ARIAS adalah bahwa belajar sebaiknya berhubungan dengan
kehidupan siswa baik berupa pengalaman sekarang atau yang berhubungan dengan karir sekarang atau yang akan datang. Dengan kata lain siswa dalam hal
ini dapat mengaitkan pengetahuan yang diperoleh untuk kemudian diterapkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam kehidupan nyata. Hal tersebut
sesuai dengan salah satu komponen dalam model pembelajaran ARIAS yaitu Relevance relevansi. Relevansi membuat siswa merasa kegiatan pembelajaran
yang mereka ikuti memiliki nilai, bermanfaat dan berguna bagi kehidupan mereka. Siswa akan terdorong mempelajari sesuatu kalau apa yang akan dipelajari
ada relevansinya dengan kehidupan mereka dan memilki tujuan yang jelas.
2.1.2.3 Teori Skinner
Dalam teorinya Skinner menyatakan bahwa penguatan atau ganjaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar. Menurut Skinner,
sebagaimana dikutip oleh Suherman 2003: 31 menyatakan bahwa penguatan terdiri atas penguatan positif dan penguatan negatif.
Penguatan dapat dianggap sebagai stimulus positif, jika penguatan tersebut seiring dengan meningkatnya perilaku anak dalam melakukan pengulangan
perilakunya itu. Dalam hal ini penguatan yang diberikan pada anak memperkuat tindakan anak, sehingga anak semakin sering melakukannya.
Penguatan akan berbekas pada diri anak. Mereka yang mendapat pujian setelah berhasil menyelesaikan tugas atau menjawab pertanyaan biasanya akan
berusaha memenuhi tugas berikutnya dengan penuh semangat. Penguatan yang berbentuk hadiah atau pujian akan memotivasi anak untuk rajin belajar dan
mempertahankan prestasi yang diraihnya.
Keterkaitan teori Skinner dalam penggunaan model pembelajaran ARIAS adalah bahwa dalam model ARIAS juga menerapkan konsep reinforcement
penguatan. Reinforcement dalam hal ini adalah bentuk penguatan positif yang dapat memberikan rasa bangga dan puas siswa atas hasil belajar yang dicapai
siswa. Segala hal yang berhubungan dengan rasa bangga dan puas atas hasil yang dicapai merupakan pengertian dari Satisfaction Rahman Amri, 2014: 19, yang
tidak lain adalah salah satu komponen dalam model pembelajaran ARIAS.
2.1.3 Pembelajaran Matematika
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Menurut Nawi 2011: 4,
pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan guru agar berlakunya proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan atau penguasaan kemahiran atau
pembentukan sikap dan kepercayaan pada diri siswa. Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata
pelajaran matematika kepada para peserta didiknya, yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, bakat, minat dan kebutuhan peserta didik terhadap matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan peserta didik dalam
mempelajari matematika tersebut Suyitno, 2011: 1. Objek pembelajaran matematika adalah abstrak dan mengembangkan intelektual peserta didik yang
kita ajar sehingga pembelajaran matematika memiliki ciri khas yang berbeda dengan pembelajaran yang lainnya.
2.1.4 Model Pembelajaran