Konsentrat Protein Protein dan Asam Amino

asam amino juga menghasilkan molekul-molekul protein yang masih berikatan. Proses hidrolisis secara enzimatis ini merupakan cara yang paling efisien untuk menghidrolisis protein karena enzim menghasilkan peptida-peptida yang kurang kompleks dan mudah dipecah serta dapat melindungi produk yang dihasilkan dari kerusakan dan perubahan yang bersifat non hidrolitik Johnson Peterson 1974. Hasil hidrolisis protein secara enzimatis berupa suatu hidrolisat yang mengandung peptida yang berat molekulnya lebih rendah dan asam amino bebas Fox et al. 1991. Windsor dan Barlow 1981 telah melakukan pembuatan hidrolisat protein secara enzimatik dari limbah perikanan. Tahapan yang dilakukan adalah limbah perikanan ikankerang dipotong-potong menjadi ukuran kecil dan ditambah dengan air untuk pencernaan. Enzim seperti papain, pankreatin dan bromelin dapat ditambahkan dalam campuran dengan perbandingan enzim dan campuran yang dihidrolisis sekitar 1:200 2, wv. Umumnya suhu pencernaan 25-27 o C dan waktu pencernaan 15 menit dengan pH yang telah sesuai. Akhir reaksi hidrolisis suspensi protein dialirkan dan disaring melalui ayakan untuk memisahkan tulang dan kulit yang tidak tercerna. Lalu dipasteurisasi pada suhu ±80 o C selama 15 menit secara serempak untuk menginaktifkan kerja enzim. Produk cair panas tersebut lalu dikeringkan dengan spray dryer. Biasanya cukup banyak variasi yang digunakan dalam proses ini. Hasil hidrolisis adalah alfa amino nitrogen bebas yang digunakan untuk menentukan derajat kesempurnaan proses hidrolisis. Penentuan mutu hidrolisat protein dilihat dari perbandingan antara alfa amino nitrogen bebas dengan total nitrogen yang digunakan. Angka perbandingan yang tinggi menunjukkan mutu hidrolisat protein yang tinggi. Produk hidrolisat protein mempunyai kelebihan karena kelarutannya tinggi dan kondisinya stabil. Rasio alfa amino nitrogen bebas dengan total nitrogen produk hidrolisat sebagai suplement makanan yaitu antara 0.02-0.67 Lahl Braun 1994.

2.8.2. Konsentrat Protein

Konsentrat protein merupakan produk pekatan protein yang memiliki kandungan protein minimal 70. Secara umum komposisi kimia konsentrat protein adalah 65-75 protein, 15-25 polisakarida tak larut, 4-6 mineral, dan 0.3-1.2 minyak. Konsentrat protein dibuat dengan cara menghilangkan komponen non-protein seperti lemak, karbohidrat, mineral, dan air, sehingga kandungan protein produk menjadi lebih tinggi dibandingkan bahan baku aslinya Amoo et al. 2006. Penghilangan komponen non-protein pada pembuatan konsentrat protein dapat dilakukan dengan proses ekstraksi. Ekstraksi dapat dilakukan dengan menggunakan larutan alkohol atau larutan asam. Pelarut alkohol yang digunakan merupakan pelarut organik yang bersifat polar yang memiliki kemampuan untuk memisahkan fraksi gula larut air dan lemak tanpa melarutkan proteinnya. Pelarut yang dapat digunakan meliputi hidrokarbon heksan dan sikloheksan, alkohol etanol, isopropanol, isobutanol, dan aseton Amoo et al. 2006. Nurjanah 2008 dan Kustiariyah 2006 melakukan ekstraksi lemak teripang pasir menggunakan pelarut aseton. Bagian tubuh teripang pasir dipisahkan menjadi gonad, jeroan dan daging, selanjutnya daging dicincang halus dan diekstraksi kandungan lemaknya menggunakan pelarut aseton 1:2, wv pada suhu 4 o C, selama 24 jam. Selanjutnya disentrifuse 10 000 rpm, 15 menit, 4 o C dan supernatan yang diproleh mengandung lemak, sedangkan presipitat merupakan daging teripang yang rendah lemak. Presipitat yang diperoleh di freeze dryer dan dilakukan pengecilan ukuran 60 mesh, maka akan diperoleh konsentrat protein. Hasil penelitian Dewi 2008 menunjukkan bahwa pelarut aseton dengan konstanta dielektrik 20.7 pada ekstraksi lemak teripang pasir dapat menghasilkan bobot eksrak lemak testosteron tertinggi dibandingkan pelarut metanol, metanol-kloroform, dan klrofom, yaitu berturut-turut 0.075, 0.058, 0.039, dan 0.029 mg100 g bk.

2.8.3. Isolat Protein

Dokumen yang terkait

Karakteristik Egg Replacer Dari Isolat Protein Kedelai, Isolat Protein Susu, Pati Jagung, Pati Kentang, Guar Gum, Dan Xanthan Gum

0 35 119

Pengaruh Konsumsi Sumber Protein (Kasein, Tepung Terigu Berprotein Tinggi dan Isolat Protein Kedelai) Terhadap Komposisi Asam Lemak dan Asam Amino Otak Serta Kemampuan Belajar Tikus Percobaan

0 11 14

Sifat Hipoglikemik dan Hipokolestrolemik Protein Kedelai pada TIkus Model Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) Induksi Alloksan

1 14 8

Pengaruh Pemberian Protein Ransum Terhadap Jumlah Sel Limfosit pada Tikus Percobaan

1 6 12

Daya antidiare dan antioksidatif yogurt sinbiotik pada tikus percobaan

0 10 215

Karakteristik Konsentrat Protein Teripang Pasir (Holothuria Scabra J.) Dengan Bahan Pengekstrak Aseton

2 30 14

EFEK ANTIRADANG EKSTRAK AIR TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) TERHADAP TIKUS JANTAN YANG Efek Antiradang Ekstrak Air Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Tikus Jantan Yang Diinduksi Karagenin.

0 1 11

PENGARUH EKSTRAK AIR TERIPANG PASIR (Holothuria Pengaruh Ekstrak Air Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Kolesterol Total Pada Tikus Hiperlipidemia.

0 1 12

PENGARUH EKSTRAK AIR TERIPANG PASIR (Holothuria Pengaruh Ekstrak Air Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Kolesterol Total Pada Tikus Hiperlipidemia.

0 3 14

Potensi Ekstrak, Hidrolisat dan Isolat Protein Teripang Pasir (Holothuria scabra J.) untuk Menurunkan Kadar Glukosa Darah dan Memperbaiki Profil Sel Beta Pankreas Tikus Diabetes Mellitus

0 0 55