Penyiapan hewan percobaan Pengujian Bioassay in vivo Pengaruh Hidrolisat, Konsentrat, dan

Tabel 3 Pengelompokan perlakuan tikus untuk uji efek hipoglikemik Kelompok Keterangan Perlakuan Normal Aquades 1 mlekor Hiperglikemik D-glukosa 10 dosis 1 mlekor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Kontrol negatif KN Kontrol postif KP HPT- 100 mgkg bb HPT- 200 mgkg bb HPT- 300 mgkg bb KPT- 100 mgkg bb KPT- 200 mgkg bb KPT- 300 mgkg bb IPT- 100 mgkg bb IPT- 200 mgkg bb IPT- 300 mgkg bb Kontrol obat positif hipoglikemik acarbose 4.5 mgkg bb + - - - - - - - - - - - - + + + + + + + + + + + HPT=Hidrolisat Protein Tripang, KPT=Konsentrat Protein Tripang, dan IPT=Isolat Protein Tripang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam ANOVA. Jika perlakuan memberikan pengaruh sangat nyata, maka pengujian dilanjutkan dengan uji beda Duncan pada taraf 1 Steel Torrie 1993 untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Perlakuan terbaik hasil uji efek hipoglikemik pada dosis terendah untuk masing-masing hidrolisat, konsentrat, dan isolat protein teripang akan digunakan untuk uji bioassay in vivo pada tikus diabetes melitus percobaan 4.

3.3.4. Pengujian Bioassay in vivo Pengaruh Hidrolisat, Konsentrat, dan

Isolat Protein Teripang terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Percobaan Percobaan 4 Pengujian bioassay in vivo ini bertujuan untuk melihat pengaruh hidrolisat, konsentrat, dan isolat protein teripang terhadap kadar glukosa darah dan perubahan berat badan tikus percobaan. Bahan uji percobaan tahap 4 ini, menggunakan hidrolisat, konsentrat, dan isolat protein teripang yang memiliki efek hipoglikemik terbaik pada dosis terendah yang telah dilakukan pada tahap 3.

3.3.4.1. Penyiapan hewan percobaan

Untuk melihat efek bahan uji maka digunakan tikus putih jantan Sparague Dawley 150-200 g yang terlebih dahulu dilakukan adaptasi selama seminggu dengan tujuan untuk membiasakan tikus dengan lingkungan penelitian. Selama masa adaptasi ini, dilakukan pengamatan terhadap kondisi kesehatan tikus hingga layak digunakan untuk penelitian. Ransum yang diberikan selama masa adaptasi merupakan ransum basal. Ransum basal dan air diberikan secara ad libitum, yang berarti tikus-tikus tersebut diberi keleluasaan makan dan minum kapan saja dengan jumlah yang tidak terbatas. Setelah masa adaptasi, tikus-tikus tersebut dapat digunakan sebagai tikus percobaan. Setelah tahapan adaptasi selesai maka tikus siap dikelompokkan dan diinjeksi aloksan. Masing-masing tikus yang akan digunakan dalam penelitian ditimbang dan dicatat berat badannya. Sebanyak 35 ekor tikus dikelompokkan dalam 5 lima kelompok tujuh ekor tikus per kelompok. Kelompok pertama yaitu kontrol negatifKN tidak DM + bahan uji 0, kelompok dua kontrol positifKP DM + bahan uji 0, kelompok tiga grup DM dengan pemberian sampel hidrolisat protein teripang terbaik tahap 3, kelompok empat grup DM dengan pemberian sampel konsentrat protein teripang terbaik tahap 3, dan kelompok lima grup DM dengan pemberian sampel isolat protein teripang terbaik tahap 3. Sebelum diinjeksi, tikus percobaan dipuasakan selama satu malam. Injeksi aloksan dilakukan dengan dosis 110 mgkg bb secara intraperitonial Wresdiyati et al. 2008. Aloksan akan merusak sel beta pankreas sehingga tikus tidak mampu menghasilkan insulin. Kondisi tersebut menyebabkan timbulnya DM. Tikus percobaan dikatakan DM, jika kadar glukosa darah sesaat di atas 200 mgdl. Injeksi dilakukan secara intraperitonial pada semua tikus percobaan, kecuali kontrol negatif, sehingga tikus-tikus tersebut menderita DM. Kelompok kontrol negatif KN tidak diinjeksi aloksan dan sebagai gantinya diinjeksi dengan natrium fisiologis dengan dosis 1 mlkg bb. Masa percobaan adalah selama 28 hari. Selama masa percobaan, kelompok perlakuan diberi ransum setiap harinya dengan sampel sebagaimana perlakuan di atas, sedangkan kelompok kontrol negatif dan positif tetap diberi ransum standar. 3.3.4.2. Pengukuran kadar glukosa darah dan berat badan tikus percobaan Pengamatan dilakukan terhadap kadar glukosa darah dan perubahan berat badan setiap 4 hari. Kadar glukosa darah tikus percobaan ditentukan dengan metode glucose oxidase biosensor, menggunakan alat glukometer model Accu- Check Active diproduksi oleh Roche Germany. Darah diambil melalui ujung ekor tikus yang sebelumnya dibersihkan dengan alkohol 70, kemudian diurut perlahan-lahan, selanjutnya ujung ekor ditusuk dengan jarum kecil syring 1 ml Kerato et al. 2006. Darah yang keluar kemudian disentuhkan pada strip glukometer. Kadar glukosa darah akan terbaca di layar glukometer setelah 5 detik dan kadar glukosa darah dinyatakan dalam mgdl. Pengukuran dilakukan setiap 4 hari.

3.3.5. Pengujian Pengaruh Hidrolisat, Konsentrat, dan Isolat Protein

Dokumen yang terkait

Karakteristik Egg Replacer Dari Isolat Protein Kedelai, Isolat Protein Susu, Pati Jagung, Pati Kentang, Guar Gum, Dan Xanthan Gum

0 35 119

Pengaruh Konsumsi Sumber Protein (Kasein, Tepung Terigu Berprotein Tinggi dan Isolat Protein Kedelai) Terhadap Komposisi Asam Lemak dan Asam Amino Otak Serta Kemampuan Belajar Tikus Percobaan

0 11 14

Sifat Hipoglikemik dan Hipokolestrolemik Protein Kedelai pada TIkus Model Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) Induksi Alloksan

1 14 8

Pengaruh Pemberian Protein Ransum Terhadap Jumlah Sel Limfosit pada Tikus Percobaan

1 6 12

Daya antidiare dan antioksidatif yogurt sinbiotik pada tikus percobaan

0 10 215

Karakteristik Konsentrat Protein Teripang Pasir (Holothuria Scabra J.) Dengan Bahan Pengekstrak Aseton

2 30 14

EFEK ANTIRADANG EKSTRAK AIR TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) TERHADAP TIKUS JANTAN YANG Efek Antiradang Ekstrak Air Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Tikus Jantan Yang Diinduksi Karagenin.

0 1 11

PENGARUH EKSTRAK AIR TERIPANG PASIR (Holothuria Pengaruh Ekstrak Air Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Kolesterol Total Pada Tikus Hiperlipidemia.

0 1 12

PENGARUH EKSTRAK AIR TERIPANG PASIR (Holothuria Pengaruh Ekstrak Air Teripang Pasir (Holothuria Scabra) Terhadap Kolesterol Total Pada Tikus Hiperlipidemia.

0 3 14

Potensi Ekstrak, Hidrolisat dan Isolat Protein Teripang Pasir (Holothuria scabra J.) untuk Menurunkan Kadar Glukosa Darah dan Memperbaiki Profil Sel Beta Pankreas Tikus Diabetes Mellitus

0 0 55