2.5.1. Struktur Insulin
Insulin dibentuk oleh 51 asam amino yang tersusun dalam dua rantai polipeptida rantai A dan rantai B. Rantai A dihubungkan dengan rantai B
melalui jembatan disulfida. Molekul insulin juga mengandung jembatan disulfida intramolekuler antara residu asam amino 6 dan 11 pada rantai A. Struktur insulin
manusia berbeda dengan struktur insulin babi atau sapi. Pada rantai A, posisi asam amino treonin dan isoleusin residu ke 8 dan ke 10 pada insulin manusia,
berturut-turut digantikan oleh alanin dan valin. Sementara treonin pada ujung C C terminal rantai B digantikan oleh valin. Insulin babi berbeda dengan manusia
hanya pada ujung C rantai B, yaitu alanin menggantikan treonin pada insulin manusia Champe Harvey 1994. Secara alami kebutuhan insulin di dalam
tubuh dipenuhi dengan mensintesisnya biosintesis dari dua prekursor bahan dasar insulin, yaitu preproinsulin dan proinsulin. Sintesis ini berlangsung pada
sitoplasma sel beta pankreas.
2.5.2. Pengaturan Sekresi Insulin
Pengaturan sekresi insulin merupakan proses kunci dalam pengendalian kadar glukosa darah. Mekanisme sekresi insulin juga berperan dalam
pengendalian kadar trigliserida plasma. Sekresi insulin oleh sel beta pulau Langerhans pankreas dikoordinasikan dengan pelepasan glukagon dari sel alfa
pankreas. Jumlah relatif insulin dan glukagon yang dilepaskan oleh pankreas diatur sehingga laju pembentukan glukosa di hati dijaga agar sama dengan laju
penggunaan glukosa oleh jaringan perifer. Berdasarkan peran koordinasinya, sel beta merespon berbagai rangsangan. Secara khusus sekresi insulin ditingkatkan
oleh glukosa, asam amino, hormon gastrointestinal dan glukagon Champe Harvey 1994.
Sel beta merupakan pengindera utama glukosa di dalam tubuh. Asupan glukosa atau makanan kaya karbohidrat mengakibatkan peningkatan kadar
glukosa darah. Hal ini merupakan penanda untuk sekresi insulin atau penurunan pelepasan glukagon. Glukosa merupakan stimulan terpenting untuk sekresi
insulin. Bahan lain non-glukosa juga mampu menstimulir pelepasan insulin dengan suatu mekanisme yang berbeda, antara lain beberapa asam amino. Asam-
asam amino arginin, leusin, lisin, dan fenilalanin pada manusia secara intravena
merupakan bahan yang kuat untuk menstimulir pelepasan insulin. Asupan protein menyebabkan peningkatan sementara kadar asam amino plasma, sedangkan selain
arginin, metionin juga menunjukkan adanya kecenderungan dalam menstimulasi sekresi insulin Krisetiana et al. 2001.
Hormon peptida intestinal dan hormon-hormon gastrointestinal lain merangsang sekresi insulin. Hormon ini dilepaskan setelah asupan pangan yang
menyebabkan peningkatan insulin sebelum terjadi peningkatan aktual kadar glukosa darah. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah glukosa yang sama diberikan
secara oral menginduksi lebih banyak sekresi insulin daripada diberikan secara intravena. Glukosa menstimulir sekresi insulin dan menghambat pelepasan
glukagon. Aksi yang terakhir ini sangat penting bagi penderita DM tipe 1, karena kerusakan sel beta menghilangkan efek penghambatan dalam pelepasan glukagon
oleh insulin Champe Harvey 1994.
2.5.3. Mekanisme Kerja Insulin