Ketuntasan Minimum KKM yaitu 71. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
Kriteria pengujian yaitu Terima jika
. Nilai didapat dari
daftar normal baku dengan peluang 0 − dengan 0 0 .
Nilai dengan
0 0 atau . Dari hasil perhitungan
diperoleh . Karena
maka ditolak. Artinya,
persentase siswa pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai ≥ 71 lebih dari 75. Jadi, kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberikan
pembelajaran dengan strategi PQ4R dapat mencapai kentuntasan belajar secara klasikal sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yang ditentukan.
Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 54.
4.1.3.5 Uji Hipotesis III Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kemampuan
Komunikasi Matematis
Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa dari kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
Ho :
1
≤
2
:
1
2
Kriteria pengujian yaitu Ho diterima jika dengan
taraf signifikansi 5. Nilai didapat dari daftar distribusi t.
Dari hasil perhitungan diperoleh . Nilai
. Karena maka
ditolak. Artinya, rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen
lebih tinggi dari rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol. Jadi, kemampuan komunikasi matematis siswa yang diberikan pembelajaran
dengan strategi PQ4R lebih tinggi dari siswa yang diberikan pembelajaran dengan strategi pembelajaran langsung. Perhitungan selengkapnya terdapat pada
Lampiran 55.
4.1.3.6 Uji Hipotesis IV Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis
Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah kemampuan berpikir kritis matematis siswa dari kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kemampuan berpikir kritis matematis siswa pada kelas kontrol. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
Ho :
1
≤
2
:
1
2
Kriteria pengujian yaitu Ho diterima jika dengan
taraf signifikansi 5. Nilai didapat dari daftar distribusi t.
Dari hasil perhitungan diperoleh . Nilai
. Karena maka
ditolak.
Artinya, rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas
kontrol. Jadi, kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberikan pembelajaran dengan strategi PQ4R lebih tinggi dari siswa yang diberikan
pembelajaran dengan strategi pembelajaran langsung. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 56.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan strategi PQ4R dengan setting diskusi kelompok. Pembelajaran dilaksanakan lima kali
pertemuan dan satu kali pertemuan untuk tes komunikasi dan berpikir kritis matematis siswa. Sebelum pelaksanaan pembelajaran siswa dikelompokkan ke
dalam delapan kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas empat orang dengan kemampuan heterogen. Pada masing-masing kelompok diberikan lembar
materi dan hasil diskusi kelompok yang nantinya akan dipresentasikan oleh satu atau dua kelompok yang mewakili kelompok lainnya. Di dalam lembar materi
diskusi siswa berisi materi pelajaran luas permukaan dan volume kubus dan balok beserta contoh soal. Siswa diberikan waktu untuk membaca, memahami,
menganalisis, dan mendiskusikan bersama materi yang dipelajari. Selanjutnya, siswa diminta untuk mendiskusikan bersama masing-masing kelompok membuat
satu contoh soal uraian beserta cara penyelesaiannya terkait masalah dalam kehidupan sehari-hari sesuai materi yang dipelajari.