Artinya, rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata kemampuan berpikir kritis matematis siswa kelas
kontrol. Jadi, kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang diberikan pembelajaran dengan strategi PQ4R lebih tinggi dari siswa yang diberikan
pembelajaran dengan strategi pembelajaran langsung. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 56.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen
Pada kelas eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan strategi PQ4R dengan setting diskusi kelompok. Pembelajaran dilaksanakan lima kali
pertemuan dan satu kali pertemuan untuk tes komunikasi dan berpikir kritis matematis siswa. Sebelum pelaksanaan pembelajaran siswa dikelompokkan ke
dalam delapan kelompok yang masing-masing kelompok terdiri atas empat orang dengan kemampuan heterogen. Pada masing-masing kelompok diberikan lembar
materi dan hasil diskusi kelompok yang nantinya akan dipresentasikan oleh satu atau dua kelompok yang mewakili kelompok lainnya. Di dalam lembar materi
diskusi siswa berisi materi pelajaran luas permukaan dan volume kubus dan balok beserta contoh soal. Siswa diberikan waktu untuk membaca, memahami,
menganalisis, dan mendiskusikan bersama materi yang dipelajari. Selanjutnya, siswa diminta untuk mendiskusikan bersama masing-masing kelompok membuat
satu contoh soal uraian beserta cara penyelesaiannya terkait masalah dalam kehidupan sehari-hari sesuai materi yang dipelajari.
Seperangkat lembar pembelajaran yang digunakan dirancang oleh guru agar siswa melakukan kegiatan membaca selintas dengan cepat preview, mengajukan
pertanyaan question, membaca read, refleksi reflect, mengingat kembali materi yang telah dipelajari recite, dan mengulang secara menyeluruh review
sehingga siswa mengerti apa yang sedang dipelajarinya. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan langkah-langkah penerapan strategi PQ4R yang diharapkan
dapat melatih kemampuan komunikasi dan berpikir kritis matematis siswa. Dalam seperangkat pembelajaran yang diberikan kepada siswa sebagai lembar materi dan
hasil diskusi dirancang oleh guru agar mencakup indikator-indikator kemampuan komunikasi dan berpikir kritis matematis. Indikator-indikator komunikasi
matematis secara tertulis dalam penelitian ini yang meliputi: 1 kemampuan mengekspresikan atau menggambarkan ide-ide matematis melalui tulisan 2
kemampuan memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis melalui tulisan. 3 kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah,
notasi-notasi matematika, dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide. Serta indikator berpikir kritis matematis dalam penelitian ini yang meliputi: 1
kemampuan dalam mengidentifikasi atau merumuskan dan menjawab pertanyaan dengan mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber. 2 kemampuan dalam
menyimpulkan dan membuat nilai keputusan. 3 kemampuan dalam mempertimbangkan serta memikirkan secara logis keputusan yang diambil.
Pada pertemuan pertama, siswa masih banyak yang belum menguasi membuat soal uraian yang logis dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.
Guru harus bekerja keras untuk mengorganisasi siswa dalam pembelajaran
menggunakan strategi PQ4R dengan diskusi kelompok yang menuntut siswa yang lebih aktif karena siswa sudah terbiasa melakukan pembelajaran langsung yang
cenderung siswa hanya sebagai penerima informasi dari guru. Pada pertemuan kedua sampai dengan kelima berlangsung lebih baik
dibandingkan pertemuan sebelumnya. Siswa semakin terbiasa untuk aktif, bahkan mereka mengelompok dengan kelompoknya masing-masing sebelum pelajaran
dimulai dan sebelum ada perintah dari guru. Siswa juga semakin mahir dan sangat kreatif dalam membuat soal berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Selama proses pembelajaran menggunakan Strategi PQ4R, siswa lebih aktif untuk bertanya, berdiskusi dalam memahami materi, dan guru sebagai fasilitator
bertugas untuk membantu, membimbing, dan mengarahkan siswa dalam proses belajar, serta mengatur jalannya diskusi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
4.2.2 Proses Pembelajaran Kelas Kontrol