Berdasarkan Gambar 16 terlihat hampir 90 persen responden setuju dengan kedisiplinan merupakan hal penting dalam dunia kerja. Meskipun sekitar
6,7 persen responden bersikap netral atau cukup setuju. Hal tersebut dikarenakan para respond en merasa selama ini mereka sudah menegakkan kedisiplinan dalam
bekerja, terutama dalam pelaksanaan absensi seiring dengan peraturan yang ditetapkan institusi.
6.3.5. Insentif
Seiring dengan dilaksanakannya absensi finger print, institusi menetapkan penilaian kinerja dan pemberian insentif sebesar Rp. 200.000,-
kepada karyawan yang absensinya penuh selama 22 hari kerja per bulan. Insentif yang diberikan ini di luar gaji pokok. Bagi karyawan yang absensinya tidak cukup
22 hari, insentif ini akan dikurangi sebesar Rp. 10.000,- per hari. Bagi karyawan yang selama tiga bulan tidak pernah mengisi absen atau absensinya banyak bolong,
maka akan diberi surat peringatan, dan bagi karyawan PNS kenaikan pangkatnya akan menjadi lambat. Jawaban responden terhadap pemberian insentif absensi ini
dapat dilihat pada Gambar 17.
Gambar 17. Hasil Jawaban Responden Mengenai Pemberian Insentif
Netral 13.3 Sangat setuju 53.3
Setuju 33.3
Sebanyak 53,3 persen responden sangat setuju dengan pemberian insentif ini, dan 33,3 persen responden menjawab setuju. Jadi pemberian insentif
ini tidak jadi masalah, malah sebaliknya berdampak positif bagi peningkatan motivasi dan kinerja karyawan. Sedangkan 13,3 persen responden bersikap netral,
hal ini disebabkan karena sering terjadinya keterlambatan pembayaran insentif tersebut.
Adapun jawaban responden tentang digantinya sistem absensi bar code ceklok dengan absensi sidik jari dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Jawaban Responden Mengenai Sikap Mereka Terhadap Absensi Sidik Jari
Sebagian besar responden merasakan senang dengan diterapkannya absensi sidik jari. Hal ini disebabkan karena absensi tersebut sangat mudah
dilaksanakan dan mempermudah merekap absen karena bekerja secara otomatis. Selain itu, para karyawan sangat gembira karena mereka merasakan keadilan,
sebab yang suka menitip absen tidak bisa lagi menitip absen kepada karyawan yang lain. Sekitar 16,7 persen karyawan bersikap netral, 10 persen bersikap tidak
senang, dan 3,3 persen merasa sangat tidak senang. Hal ini disebabkan karena mereka tidak bisa lagi menitip absen dan harus datang sendiri untuk melakukan
absen kedatangan dan absen jam pulang.
Sangat tidak senang 3.3 Tidak senang 10
Netral 16.7 Senang 26.7
Sangat senang 43.3
Kepada responden ditanyakan tentang setelah diterapkannya absensi sidik jari, apakah mereka merasa lebih baik dalam melakukan pekerjaan. Gambar
14 menunjukkan persentase jawaban responden tentang hal tersebut.
Gambar 19. Jawaban Responden Tentang Perbaikan Dalam Bekerja Hampir 80 persen para karyawan merasakan lebih baik dalam bekerja
setelah diterapkannya absensi sidik jari. Selain itu 23,3 persen karyawan merasakan biasa saja, hal ini disebabkan karena sering kali para karyawan
menemukan kejenuhan dalam bekerja yang mengakibatkan tidak ada kemajuan dalam pekerjaan.
6.4. Korelasi Antara Sistem Absensi Sidik Jari dengan Motivasi Kerja