Gambar 6. Diagram Alir Tahapan Operasional Penelitian
3.3. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara yang menyatakan adanya hubungan diantara variabel- variabel yang diteliti. Hipotesis utama dari penelitian ini adalah
semakin baik sistem pencatatan absensi maka semakin tinggi tingkat motivasi dan kinerja karyawan, sedangkan semakin tinggi motivasi dan kinerja maka
produktivitas karyawan semakin meningkat. Hipotesis dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan
pustaka, dan kerangka pemikiran. Hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Peraturan dan kebijakan penerapan absensi finger print yang diterapkan oleh institusi memiliki korelasi yang nyata dengan tingkat motivasi dan kinerja
karyawan. Dengan demikian, semakin baik penerapan peraturan dan kebijakan Uji Coba Kuesioner
Tabulasi Data-data yang Diperoleh Pengolahan Data
Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran
Rekomendasi OK
tidak ya
perusahaan berarti semakin tinggi pula tingkat motivasi dan kinerja karyawan, dan demikian sebaliknya.
2. Kondisi kerja yang diciptakan oleh institusi memiliki korelasi yang nyata dengan tingkat motivasi dan kinerja karyawan, sehingga semakin kondusif
kondisi kerja yang tercipta berarti semakin tinggi tingkat motivasi dan kinerja karyawan, dan demikian sebaliknya.
3. Kompensasi memiliki korelasi yang nyata dengan tingkat motivasi kerja karyawan, sehingga semakin memuaskan kompensasi yang diterima karyawan
berarti semakin tinggi tingkat motivasi dan kinerja karyawan, demikian pula sebaliknya.
4. Hubungan kerja antara atasan, bawahan, dan sesama karyawan memiliki korelasi nyata dengan tingkat motivasi kerja pada diri karyawan. Semakin erat
hubungan interpersonal, berarti semakin tinggi tingkat motivasi kerja karyawan, demikian pula sebaliknya.
5. Umur karyawan memiliki korelasi yang nyata dengan tingkat motivasi kerja. Semakin tinggi usia, berarti semakin tinggi tingkat motivasi kerjanya sampai
batas usia produktif yaitu lima puluh tahun. 6. Tingkat pendidikan memiliki korelasi nyata dengan tingkat motivasi dan
kinerja karyawan. Semakin tinggi tingkat pendidikan karyawan, berarti semakin tinggi pula tingkat motivasi dan kinerja karyawan, dan sebaliknya.
7. Masa kerja mempunyai korelasi yang nyata dengan tingkat motivasi dan kinerja. Semakin lama masa kerja karyawan, berarti semakin tinggi tingkat
motivasi dan kinerjanya.
8. Jenis kelamin memiliki korelasi yang nyata dengan tingkat motivasi dan kinerja. Pria sebagai tulang punggung keluarga dalam memenuhi kebutuhan
ekonomi sehari- hari, akan memiliki tingkat motivasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.
9. Status atau pengakuan memiliki korelasi yang nyata dengan tingkat motivasi dan kinerja karyawan. Semakin besar pengakuan perusahaan terhadap
karyawan, berarti semakin tinggi pula tingkat motivasi dan kinerjanya, dan sebaliknya.
Dalam upaya peningkatan motivasi dan kinerja karyawan di harapkan semua faktor baik internal maupun eksternal berpengaruh nyata terhadap motivasi
dan kinerja karyawan sehingga berhubungan positif. Kondisi tersebut akan mengoptimalkan motivasi dan kinerja karyawan yang semakin tinggi, sehingga
tujuan institusi dan karyawan itu sendiri dapat tercapai.
IV. METODE PENELITIAN