Σ X
2
= jumlah ranking yang sama pada variabel X Σ
Y
2
= jumlah ranking yang sama pada variabel Y Σ
d
i 2
= selisih antara rank X dengan rank Y Σ
Tx dan Σ
Ty berturut-turut adalah banyaknya nilai pengamatan X dan banyaknya nilai pengamatan Y untuk semua kelompok yang berlain- lainan dan
memiliki observasi berangka sama. Aplikasi rumus diatas terhadap penelitian ini yaitu kadang-kadang terjadi dua subyek atau lebih mendapat skor sama pada
variabel sama. Apabila proporsi angka sama tidak terlalu banyak, rumus korelasi pertama masih bisa dipakai. Akan tetapi, apabila proporsi angka sama sangat
besar, maka harus dipergunakan rumus kedua, karena rumus tersebut memiliki faktor koreksi dalam menghitung r
s
. Selain itu ranking berangka sama dalam variabel akan mengurangi jumlah kuadrat
∑ x
2
atau ∑
y
2
dibawah harga N
3
- N:12, sehingga mengakibatkan r
s
yang didapat tidak akurat. Karena alasan itu penulis membutuhkan rumus alternatif dalam penelitian ini.
Selain untuk mengetahui hubungan antara dua variabel, koefisien korelasi juga dapat digunakan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel-
variabel yang diukur. Yaitu jika r
s
0 +, artinya ada hubungan positif atau searah antara penerapan absensi finger print dengan motivasi dan kinerja
karyawan, dan jika r
s
0 -, artinya ada hubungan negatif atau berlawanan arah antara penerapan absensi finger print dengan motivasi dan kinerja karyawan,
sedangkan jika r
s
= 0, artinya tidak ada hubungan antara penerapan absensi finger print dengan motivasi dan kinerja karyawan.
4.5.3. Signifikansi Koefisien Korelasi
Nilai koefisien korelasi Rank Spearman yang didapat perlu diuji terlebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan keputusan. Pengujian ini dimaksudkan
untuk melihat apakah antara variabel dalam populasi terdapat korelasi yang signifikan berarti atau tidak. Dalam pengujian ini, koefisien korelasi akan
dibandingkan dengan nilai p value pada α
= 0.05 5 persen. Hasil perbandingan tersebut digunakan dalam pengujian hipotesis-nol Ho untuk menentukan
pendapat tersebut ditolak atau diterima. Adapun cara pengujian terhadap koefisien korelasi Rank Spearman
tersebut dapat dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : o
Perumusan Hipotesis Ho : ?
s
= 0, artinya tidak terdapat keterkaitan yang signifikan antara veriabel X dan variabel Y tidak ada korelasi ranking data populasi.
H
1
: ?
s
? 0, artinya terdapat keterkaitan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi ranking data populasi.
o Nilai Kritis
Nilai kritis ditentukan dengan memperhatikan jumlah sampel n dan tingkat signifikansi
α yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan
α = 5 persen
dan n = 30 orang, maka nilai kritisnya adalah ± 0,362. Dilihat dari tabel harga- harga kritis r
s
Siegel, 1997. o
Nilai Rank Spearman yang diperoleh dari hasil penelitian o
Keputusan
Jika letak nilai r
s
hitung yang didapat berada di daerah penolakan Ho, maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho dan menerima H
1
, demikian
sebaliknya. Untuk menguji hubungan hipotesis-nol Ho, kriterianya adalah : Tolak Ho : Jika p value
α 0.05
Terima Ho : Jika p value α
0.05 o
Kesimpulan Jika keputusan yang diambil adalah menerima H
1
, maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik dapat dibuktikan adanya korelasi ranking antara skor
absensi finger print X dengan motivasi dan kinerja karyawan Y. Demikian sebaliknya.
o Penetapan Signifikansi
Tingkat signifikansi yang dipilih adalah 0,05 5 persen. Angka 0,05 dipilih karena dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan
merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial ekonomi dan manajemen Siegel, 1997.
Skala Pengukuran
Penilaian terhadap hasil jawaban kuesioner menggunakan Skala Likert. Caranya yaitu dengan pemberian bobot tertentu pada setiap pertanyaan, tabel
bobot nilai jawaban dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Bobot Nilai Jawaban Responden
Jawaban Responden Bobot Nilai
Sangat setuju Sangat sesuai A 5
Setuju Sesuai B 4
Cukup setuju Cukup sesuai Netral C 3
Tidak setuju Tidak sesuai D 2
Sangat tidak setuju Sangat tidak sesuai E 1
Jawaban-jawaban yang telah diberikan bobot, kemudian dijumlahkan untuk setiap responden guna dijadikan skor penilaian terhadap variabel- variabel
yang akan diteliti. Pertanyaan terbuka nontest yaitu pertanyaan yang memiliki pilihan
jawaban alternatif, penilaiannya dilakukan dengan memberikan bobot 5 untuk jawaban A, 4 untuk jawaban B, 3 untuk jawaban C, 2 untuk jawaban D, dan 1
untuk jawaban E. Jawaban-jawaban yang telah diberi bobot kemudian dianalisis secara deskriptif guna untuk mengukur sikap responden. Untuk jenis pertanyaan
nontest, jawaban tidak ada yang benar atau salah, tetapi bersifat positif dan negatif Sugiyono, 2004.
V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN