Sarana Penunjang dan Fasilitas

para karyawan tidak bisa lagi menitip absen, sehingga mereka harus datang sendiri untuk mengisi absen.

6.3.2. Sarana Penunjang dan Fasilitas

Kepada karyawan yang menjadi responden ditanyakan bagaimana sarana penunjang dan fasilitas yang ada dalam pelaksanaan absensi dengan finger print. Adapun jawaban dari responden dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Jawaban Responden Tentang Sarana Penunjang dan Fasilitas Adapun sarana penunjang dan fasilitas yang dimaksud di sini adalah transportasi, mesin peralatan finger print, dan transparansi rekap absen. Sebagian besar responden menyatakan bahwa sarana penunjang dan fasilitas yang tersedia sudah sesuai dengan kebutuhan, dan pada kenyataannya institusi sudah menyediakan berbagai fasilitas untuk mendukung penerapan sistem absensi tersebut. Sebagai contoh, institusi menyediakan bis jemputan untuk menjemput dan mengantar karyawan supaya tidak telat datang kekantor. Akan tetapi, jumlah responden yang bersikap netral cukup besar yaitu 36,7 persen atau sepertiga dari total responden. Sisanya 3,3 persen menyatakan bahwa sarana penunjang dan fasilitas yang tersedia belum sesuai dengan Netral 36.7 Memadai 33.3 Sangat memadai 26.7 Tidak memadai 3.3 kebutuhan. Sikap netral ini disebabkan karena karyawan tidak terlalu merasakan manfaat dengan adanya sarana penunjang dan fasilitas tersebut. Terhadap pertanyaan tentang bagaimana kesesuaian antara penerapan absensi finger print dengan kebutuhan dalam pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 11. Disitu terlihat sebagian besar responden menyatakan bahwa penerapan absensi finger print sesuai dalam pelaksanaan dan kebutuhan pekerjaan. Kesesuaian antara sistem absensi sidik jari yang diterapkan dengan yang diharapkan dikaitkan dengan indikator manfaat, kemudahan, dan ketepatan. Akan tetapi jumlah responden yang bersikap netral cukup besar yaitu sekitar 33,3 persen atau sepertiga dari total responden. Sisanya sebesar 13,3 persen menyatakan bahwa penerapan absensi finger print ini tidak sesuai dengan kebutuhan dan pelaksanaan pekerjaan. Gambar 11. Jawaban Responden Tentang Kesesuaian Absensi Sidik Jari

6.3.3. Kemudahan Absensi Sidik Jari

Dokumen yang terkait

Sejarah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Aspek Pendidikan

1 29 873

Studi Perancangan Lanskap Kampus Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

0 8 113

Hubungan sistem kontrak kerja dengan motivasi kerja dengan motivasi karyawan (kasus : karyawan kontrak PT. Uintex, Tbk, Bogor, Jawa Barat)

0 9 121

Hubungan Penerapan Program Penilaian Tenaga Penunjang Dengan Motivasi Kerja Pegawai (Studi Kasus di Unit-unit Lingkungan Rektorat Institut Pertanian Bogor, Bogor – Jawa Barat)

0 7 121

Analisis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja tenaga kependidikan (Studi kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor)

0 23 113

HUBUNGAN PENERAPAN ABSENSI SIDIK JARI (FINGER PRINT) DENGAN MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN Hubungan Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger Print) Dengan Motivasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Su

0 2 18

HUBUNGAN PENERAPAN ABSENSI SIDIK JARI (FINGER PRINT)DENGAN MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN Hubungan Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger Print) Dengan Motivasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Sur

0 3 15

PENDAHULUAN Hubungan Penerapan Absensi Sidik Jari (Finger Print) Dengan Motivasi Dan Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Surakarta – Jawa Tengah).

0 2 11

PENILAIAN PEGAWAI TERHADAP PENERAPAN SISTEM ABSENSI SIDIK JARI (FINGER PRINT) DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA (STUDI KASUS PADA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA SELATAN) - POLSRI REPOSITORY

0 0 16

PENILAIAN PEGAWAI TERHADAP PENERAPAN SISTEM ABSENSI SIDIK JARI (FINGER PRINT) DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KERJA (STUDI KASUS PADA BADAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI SUMATERA SELATAN) - POLSRI REPOSITORY

0 0 15