3. Karyawan selalu berusaha mencapai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan
karyawan untuk mewujudkan potensinya sendiri dengan memberikan sumbangan pada tercapainya sasaran perusahaan.
Menurut teori Y, untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi karyawan dan kerja sama.
2.4.3. Herzberg’s Two Factors Motivation Theory
Herzberg dalam Manullang 1994 mengemukakan suatu teori yang dikenal dengan teori dua faktor atau two factors theory. Teori ini menyatakan
bahwa motivasi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor Motivator dan faktor Hygiene. Faktor motivator mencakup prestasi, penghargaan, tantangan, tanggung
jawab, peluang untuk berkembang, keterlibatan, dan kesempatan melakukan pekerjaan. Faktor hygiene mencakup balas jasa, kebijakan perusahaan,
pengawasan, hubungan antar manusia, rasa aman, lingkungan kerja, dan status. Herzberg berpendapat, cara terbaik untuk memotivasi karyawan adalah
dengan memasukan unsur tantangan dan kesempatan guna mencapai keberhasilan dalam pekerjaan mereka. Penerapannya dengan pengayaan pekerjaan, yaitu suatu
teknik untuk memotivasi karyawan yang melibatkan upaya pembentukan kelompok kerja natural, pengkombinasian tugas-tugas, pembinaan hubungan kerja
dengan klien, pembebanan vertikal dan pembukaan saluran balikan. Herzberg dalam Daryanto dan Daryanto 1999 menyarankan jika
manajer memberikan motivasi maka perhatiannya harus diberikan tidak hanya pada faktor- faktor kesehatan saja tetapi juga pada faktor- faktor rangsangan.
Herzberg mengusulkan supaya manajer harus memberikan keteladanan yang baik pada karyawan begitu juga sebaliknya karyawan terhadap manajer.
2.4.4. Content Theory and Process Theory
Umar 1999 menyatakan bahwa teori motivasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan content theory dan teori proses process theory.
Teori kepuasan mendasarkan pada faktor- faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau melakukan aktifitasnya. Teori ini mencoba mengetahui
kebutuhan apa yang dapat memuaskan dan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang.
Teori motivasi proses menyatakan bahwa daya penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika
harapannya menjadi kenyataan, pekerja cenderung meningkatkan kualitas kerjanya. Sedangkan Vroom dalam Umar 1999 mengemukakan teori motivasi
yang dikenal sebagai teori harapan atau Expectancy Theory. Teori ini menyatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan harapan-harapannya dari pekerjaan
itu. Pada dasarnya ke empat teori ini sama-sama bertujuan untuk
mendapatkan alat dan cara yang terbaik dalam memotivasi semangat kerja karyawan, agar mereka mau bekerja giat untuk mencapai prestasi kerja yang
optimal dan efisien.
2.5. Kinerja Karyawan