Deskripsi Awal Kemampuan dan Pengalaman Penulisan Naskah Drama
67
diadakan sebuah tindakan untuk meningkatkan proses pembelajaran menulis sastra, khususnya dalam penulisan naskah drama yang baik dan benar.
Pembelajaran penulisan naskah drama, terutama dalam peningkatan kemampuan penulisan naskah drama siswa menuntut guru untuk selalu kreatif
dalam memilih dan menggunakan strategimodel yang tepat, sebagai bentuk kreatifitas guru dalam mengajar di kelas. Penggunaan strategimodel yang tepat
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam penulisan naskah drama. Hal tersebut tampak dari salah satu tulisan naskah drama siswa.
Gambar 10 : Hasil Tulisan Naskah Drama Siswa Prasiklus S.18
Berdasarkan hasil tulisan naskah drama di atas siswa masih kesulitan untuk mengembangkan kreatifitas. Hal itu ditunjukan dengan hasil siswa yang menulis
68
naskah drama apa adanya. Naskah drama siswa dalam prasiklus ini masih jauh dari 6 aspek dialog, teks samping, tokohpenokohan, latar, alutjalan cerita, amanat
dalam menulis naskah drama yang baik dan benar. Naskah drama yang harus dibuat oleh siswa bertema “terlambat masuk sekolah, lalu bertemu dengan kepala
sekolah”. Penilaian Aspek naskah drama, antara lain. 1. Dialog
Apek yang pertama dinilai dalam penulisan naskah drama adalah aspek dialog. Dialog adalah ciri khas naskah drama. Dialog yang ditulis oleh S.18 di atas
menunjukan siswa tidak kreatif mengembangkan dialog yang menarik. Kalimat Tokoh Riyan pada pak Satpam sa
at terlambat “Riyan: maaf pak. Tadi saya kesiangan pak” “ Pak Satpam: Ya sudah masuk sana” “Riyan: Terimakasih pak”.
Percakapan dialog tersebut terasa hambar dan kurang kreatifitas. Pada kategori
penilaian naskah drama ini termasuk pada kategori kurang karena dialog yang
dipakai kurang kreatif dan cenderung dengan gaya bahasa yang monoton pada tiap tokoh.
2. Teks Samping Teks samping yang digunakan oleh S.18 masih belum nampak dari naskah
drama pratindakan ini. Menunjukan bahwa siswa masih bingung dalam menuliskan teks samping pada naskah drama. Kategori penilaian ini masuk pada kategori
Kurang karena tidak adanya kejelasan teks samping sehingga dialog menjadi kabur dan sulit dipahami.
69
3. TokohPerwatakan Tokoh yang digunakan siswa S.18 cukup, karena tokoh sudah sesuai dengan
karakter tokoh yang diperankan. Kategori nilai yang didapat pada naskah drama ini adalah Sedang. Sesuai dengan ekspresi penokohan agak baik dan kesesuaian
karakter tokoh dilihat sudut pandang agak logis. 4. Latar
Penunjukan Setting atau latar masih belum jelas di mana kejadian yang terjadi pada naskah drama tersebut. kategori nilai termasuk Kurang, latar kurang
dikembangkan dengan baik, kurang sesuai dengan tema. 5. AlurJalan Cerita
Pada percakapan yang terjadi kurang jelas secara alur atau jalan cerita yang terjadi. Tokoh Riyan seakan tidak peduli pada alur yang terjadi. Kategori Kurang,
urutan cerita tidak logis, tidak runtut, terpotong, dan tidak lengkap. 6. Amanat
Amanat pun masih belum tertulis pada naskah drama siswa tersebut. Kategori nilai yang di dapat oleh S.18 adalah kurang. Tidak tertulis amanat dalam naskah
dramanya ini membuat nilai S.18 belum mencapai KKM yang diberikan oleh sekolah. Secara keseluruhan siswa masih belum membuat amanat dalam naskah
drama siswa. Rendahnya kemampuan menulis siswa tidak hanya pada hasil penulisan naskah
drama. Peneliti mengamati dan mewawancarai guru bahasa indonesia yang sekaligus sebagai pengajar di tempat peneliti, beliau sendiri mengalami kesulitan
dalam melaksanakan pembelajaran khususnya kemampuan penulisan naskah
70
drama. Kesulitan yang terjadi pada guru antara lain kesalahan teknis yaitu penulisanmengungkapkan kalimat langsung dan tak langsung dan kesalahan
penulisan kata-kata baku. Siswa juga kadang-kadang susah untuk mengubah teks narasi menjadi naskah drama.
Maka dari itu, sebelum melakukan tindakan pembelajaran penulisan naskah drama melalui pembelajaran langsung. Peneliti terlebih dahulu mengadakan
observasi dan tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penulisan naskah drama. Dalam tes awal ini, siswa diminta melakukan penulisan naskah
drama dengan tema “terlambat masuk sekolah, lalu bertemu dengan kepala sekolah
” tanpa menggunakan media ataupun model baru dalam pembelajaran. Setelah dilakukan tes awal, diperoleh skor rata-rata kemampuan penulisan naskah
drama sisa sebesar 48,9. Dari skor tersebut terlihat kurangnya kemampuan awal siswa dalam penulisan naskah drama. Hal ini terlihat dari skor yang dicapai siswa
yaitu kurang. Padahal, target yang di usung peneliti ini semua siwa harus memperoleh skor menengah ke atas, yaitu di atas skor 77.