Latar dan Setting Deskripsi Teoretik

11 Menurut Waluyo 2001:23 setting atau tempat kejadian cerita seing pula disebut latar cerita. Setting biasanya meliputi tiga dimensi, yaitu: tempat, ruang, dan waktu. Setting tempat tidak berdiri sendiri. Berhubungan dengan waktu dan ruang. Setting waktu juga berarti apakah lakon terjadi di waktu siang, pagi, sore, atau malam hari. Selain itu ditambah dengan ruang. Ruang dapat berarti ruang atau luar rumah, tetapi juga dapat berarti lebih mendetail, ruang yang bagaimana dikehendaki penulis lakon.

6. Penokohan perwatakan

Menurut Waluyo 2001:14 penokohan erat hubungannya dengan perwatakan. Susunan tokoh drama personae adalah daftar tokoh-tokoh yang berperan dalam drama itu. Dalam susunan tokoh itu, yang terlebih dulu dijelaskan adalah nama, umur, jenis kelamin, tipe fisikm dan keadaan kejiwaannya. Karena hal itu akan mempengaruhi watak tokoh. Watak tokoh itu akan menjadi nyata terbaca dalam dialog dan catatan samping. Jenis dan warna dialog akan menggambarkan watak dan tokoh itu. Berdasarkan peranananya terhadap jalan cerita watak tokoh dibagi menjadi tiga yaitu: 1 protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita, 2 antagonis, yaitu tokoh yang menentang cerita, 3 tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun antagonis Waluyo, 2001:15.

7. Amanat

Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah drama. Pesan itu tentu saja tidak disampaikan secara langsung, tetapi lewat lakon naskah drama yang ditulisnya. Waluyo menyatakan bahawa 12 amanat sebuah drama akan lebih mudah dihayati penikmat, jika drama itu dipentaskan. Amanat itu biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis.

2. Menulis Naskah Drama dalam Pembelajaran

Kemampuan menulis naskah drama merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa kemampuan menulis naskah drama siswa diwajibkan untuk mengenal dan memahami drama, khususnya naskah drama. Menulis naskah drama memang tidak semudah untuk dibuat karena mencakup unsur-unsur dalam drama. Teknik penulisan drama atau naskah drama memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan teknik penulisan puisi atau prosa Suryaman, 2010:11. Ciri khusus yang terdapat pada naskah drama adalah adanya dialog. Dialog drama menjadi nyawa dalam suatu naskah drama. Kepandaian mengolah dialog menjadi dialog estetis dan hidup akan membuat drama menarik dan enak untuk dibaca. Selain dialog, terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi, yaitu alur, tokoh, latar, tema, amanat, teks samping, simbol bahasa, simbol gerak, simbol bunyi. Dari dialog pula tercermin karakter tokoh yang akan ditampilkan. Pada dialog akan mudah dirasakan kedalam naskah lakon. Riantiarno via Wicaksono, 2007:32 menyebutkan bahwa ada tiga syarat utama bagi para penulis naskah drama, yaitu sebagai berikut. Pertama, memiliki keutuhan berekspresi melalui tulisan, menulis yang dirasa harus ditulis dan tak bosan belajar dan terus menerus. Kedua, sifat moralitas penulisan yang dianggap