Penokohan perwatakan Amanat Deskripsi Teoretik

12 amanat sebuah drama akan lebih mudah dihayati penikmat, jika drama itu dipentaskan. Amanat itu biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis.

2. Menulis Naskah Drama dalam Pembelajaran

Kemampuan menulis naskah drama merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa kemampuan menulis naskah drama siswa diwajibkan untuk mengenal dan memahami drama, khususnya naskah drama. Menulis naskah drama memang tidak semudah untuk dibuat karena mencakup unsur-unsur dalam drama. Teknik penulisan drama atau naskah drama memiliki kekhususan jika dibandingkan dengan teknik penulisan puisi atau prosa Suryaman, 2010:11. Ciri khusus yang terdapat pada naskah drama adalah adanya dialog. Dialog drama menjadi nyawa dalam suatu naskah drama. Kepandaian mengolah dialog menjadi dialog estetis dan hidup akan membuat drama menarik dan enak untuk dibaca. Selain dialog, terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi, yaitu alur, tokoh, latar, tema, amanat, teks samping, simbol bahasa, simbol gerak, simbol bunyi. Dari dialog pula tercermin karakter tokoh yang akan ditampilkan. Pada dialog akan mudah dirasakan kedalam naskah lakon. Riantiarno via Wicaksono, 2007:32 menyebutkan bahwa ada tiga syarat utama bagi para penulis naskah drama, yaitu sebagai berikut. Pertama, memiliki keutuhan berekspresi melalui tulisan, menulis yang dirasa harus ditulis dan tak bosan belajar dan terus menerus. Kedua, sifat moralitas penulisan yang dianggap 13 ‘kuno’; naskah dramaoperaoperet, selalu berhubungan erat dengan perilaku manusia dan sering disebut sebagai cermin kehidupan atau saripati kehidupan, selalu ada hubungan sebab akibat bermula dari sebab, berujung pada akibat, ‘baik menerima ganjaranhadiahanugerah. ‘yang jahat menerima hukuman yang setimpal’. Ketiga, setelah tema dipatok lalu menuliskan sinopsis dan membuat sebuah struktur kerangka atau bagan dramatik yang paling sederhana, terdiri dari: a Pembukapengantarprolog sebab, b Isi, pemaparan, konflik, klimaks, antiklimaksresolusi permasalahan, c Penutup penyelesaian epilog solusi keputusan akibat.

3. Model Direct Instruction

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi krurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikukulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas Suprijono, 2009: 46. Suprijono 2009: 46-47 mengemukakan pembelajaran langsung atau direct Instruction dikenal juga sebagai active teaching. Selain itu, disebut dengan whole-class teaching. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung kepada seluruh kelas.