Pengertian Kebijakan Publik Tinjauan Kebijakan Publik

18 mapping” model pendekatan bottom-up terhadap masalah-masalah kebijakan yang melibatkan pendefinisian tentang perilaku impelementator, ketimbang sebagai pemenuhan hipotesis. Mengenali bermacam perilaku di dalam proses implementasi merupakan hal penting utnuk memperbaiki kinerja. Pendekatan bottom-up Purwanto dkk, 2014: 42, dengan langkah- langkah sebagai berikut: 1 Memetakan stakeholder aktor dan organisasi yang terlibat dalam implementasi kebijakan pada level bawah. 2 Mencari informasi dari para aktor tersebut tentang pemahaman mereka terhadap kebijakan yang mereka implementasikan dan apa kepentingan mereka terlibat dalam implementasi. 3 Memetakan keterkaitan jaringan para aktor pada level terbawah tersebut dengan aktor-aktor pada level di bawahnya. 4 Peneliti bergerak ke atas dengan memetakan aktor pada level yang lebih tinggi dengan mencari informasi yang sama. 5 Pemetaan dilakukan terus sampai pada level tertinggi para policy maker . Model bottom-up merupakan salah satu model yang melihat proses dengan melibatkan negosiasi dan penggalangan konsensus. Dalam hal ini melibatkan dua konteks atau lingkungan yaitu management skill dan kulturbudaya organisasi yang terlibat dalam pengimplementasian kebijakan publik. Model Elmore, dkk. ini juga memberikan tekanan yang besar pada fakta bahwa para pelaku implementasi “ street level ” mempunyai keleluasaan untuk menentukan bagaimana mereka menetapkan atau mengaplikasikan kebijakan. Para profesional mempunyai partisipasi kunci dalam kinerja suatu kebijakan. 19 b Model Adam Smith. Smith dalam Tachjan, 2006:38, menjelaskan bahwa dalam proses implementasi ada 4 variabel yang perlu diperhatikan. Keempat variabel tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan satu kesatuan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi secara timbal balik. Keempat variabel tersebut antara lain: 1 Kebijakan yang diidealkan idealized policy , yakni pola-pola interaksi ideal yang telah mereka definisikan dalam kebijakan yang berusaha untuk diinduksikan. 2 Kelompok sasaran target groups yaitu mereka yang paling langsung dipengaruhi kebijakan dan yang harus mengadopasi pola-pola interaksi sebagaimana yang diharapkan oleh perumus kebijakan. 3 Implementing Organization , yaitu badan pelaksana atau unit- unit birokrasi pemerintah yang bertanggung jawab dalam implementasi kebijakan. 4 Enviromental factor , yakni unsur-unsur dalam lingkungan yang mempengaruhi atau dipengaruhi implementasi kebijakan seperti aspek budaya, sosial, ekonomi, dan politik. Studi implementasi kebijakan publik, model implementasi dengan pendekatan bottom-up muncul sebagai kritik terhadap model pendekatan rasional top down . Untuk itu, pendekatan ini dipilih peneliti dengan menggunakan model implementasi bottom-up dengan pendekatan Elmore, dkk. karena dua variabel tersebut dianggap dapat membantu peneliti dalam mengolah data-data yang diperoleh sehingga hasil analisis yang disajikan diharapkan dapat memberikan gambaran terkait implementasi program yang dijalankan PNPM PUGAR. 20

c. Tahap-Tahap Kebijakan Publik

Proses pembuatan kebijakan publik merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang harus dikaji. Tujuan pembagian seperti ini adalah untuk memudahkan dalam mengkaji kebijakan publik. Namun, terdapat beberapa ahli yang membagi tahap-tahap ini dengan urutan yang berbeda. Tahap-tahap kebijakan publik menurut William Dunn sebagaimana dikutip Winarno 2014: 35-37 adalah sebagai berikut: 1 Tahap penyusunan agenda Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan masalah pada agenda publik. Sebelumnya masalah ini berkompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk dalam agenda kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk ke dalam agenda kebijakan para perumus kebijakan. 2 Tahap formulasi kebijakan Masalah yang telah masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah- masalah tadi didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan policy alternativespolicy options yang ada . Perumusan kebijakan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan masalah. Tahap ini masing-masing aktor akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik. 3 Tahap adopsi kebijakan Banyak alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu alternatif kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan. 4 Tahap implementasi kebijakan Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan elit jika program tersebut tidak diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi maupun agen-agen pemerintah di tingkat bawah. Kebijakan yang telah diambil dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasikan sumber daya finansial dan manusia. Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para pelaksana

Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM MP) Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Desa Kampung Bilah Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhan Batu

0 57 124

Pengaruh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Bidang Agribisnis Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sipogu Kecamatan Arse Kabupaten Tapanuli Selatan.

0 50 136

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan ( Studi Kasus Irigasi Pertanian Di Desa Aritonang, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

3 57 116

Efektivitas Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) di Desa Pulo Dogom Kecamatan Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara

1 39 106

Analisis Dampak Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Pengembangan Kecamatan Terhadap pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Deli Serdang

2 51 121

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di Desa Dolok Hataran Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun

0 55 76

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN PETANI GARAM ( Studi Tentang Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat ”Pugar”)

1 8 30

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYALURAN DANA PNPM KP PUGAR ( PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN PEMBERDAYAAN USAHA GARAM RAKYAT) DI DESA ASEMPAPAN KECAMATAN

1 20 116

Efektivitas pugar - pemberdayaan usaha garam rakyat - sebagai upaya konkrit swasembada garam dan peningkatan kesejahteraan petani

0 8 14

Dampak Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat (Pugar) Terhadap Strategi Nafkah Dan Pendapatan Rumah Tangga Petambak Garam

1 13 103