b Hak Dividen Kumulatif Hak untuk menerima dividen saham-saham sebelumnya
yang belum dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.
c Hak Pemegang Saham Preferen Pada Waktu Likuidasi Hak untuk mendapatkan terlebih dahulu aktiva
perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
3 Saham Treasuri Treasury Stock Saham treasuri merupakan saham milik perusahaan yang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya
dapat dijual kembali.
3. Holding Period
Seorang investor harus dapat menentukan kapan periode membeli, menahan dan menjual saham untuk dapat meminimalkan risiko,
sehingga return dapat diperoleh. Periode lamanya menahan saham disebut holding period. Holding period saham ditunjukkan melalui
perbandingan jumlah saham beredar dengan volume perdagangan saham.
Holding period merupakan rata-rata lamanya investor dalam menahan atau memegang saham suatu perusahaan selama periode
waktu tertentu Maulina, Sumiati dan Triyuwono, 2010. Menurut teori
Mandelson 1986, terdapat 2 faktor yang memengaruhi holding period saham yaitu faktor eksternal inflasi dan faktor internal
transaction cost:bid-ask spread, market value dan variance of return Lamanya periode menahan saham setiap investor berbeda-beda, ada
yang satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun ataupun lebih. Keputusan investor mengenai berapa lama menahan saham akan
berpengaruhi terhadap tingkat dividend dan capital gain yang diperoleh. Investor harus dapat memutuskan lamanya menahan saham
holding period secara tepat agar dapat memperoleh tingkat keuntungan yang diharakan. Menurut Assogbavi dan Leonard 2008
dalam Margareta dan Diantini 2015, menyatakan bahwa strategi holding period akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi.
Setiap investor pasti mengharapkan keuntungan yang maksimal atas saham yang sudah dibeli. Oleh karena itu, sebelum melakukan
pembelian saham investor harus pintar memilih saham-saham perusahaan yang memiliki prospek baik dalam memberikan
keuntungan yang maksimal tanpa mengabaikan tingkat risiko yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Menurut Mukherji 2003
dalam Margareta dan Diantini 2015, perencanaan keuangan umumnya akan merekomendasikan saham dengan holding period yang
lebih panjang, karena akan memberikan dampak bahwa saham menjadi kurang berisiko akibat peningkatan holding period.