Kabupaten Wonosobo karena telah mewakili pendapat dari Prawirosentono dan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja
Pegawai Negeri Sipil.
2. Motivasi Kerja
a. Definisi Motivasi Kerja
Pamudji 2002: 127 menjelaskan motif atau dalam bahasa asing disebut motive adalah sesuatu seperti kebutuhan atau keinginan yang mendorong atau
mempengaruhi seseorang untuk melakukan gerak. Sedangkan Moh. As‟ad 2004μ
45 menjabarkan bahwa motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat.
Sehingga motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakan manusia untuk bertingkah laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan
tertentu. Hampir sama dengan pendapat dua ahli tersebut, difinisi motivasi
menurut Rivai 2009: 837 adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal spesifik sesuai dengan tujuan
individu. Sikap dan nilai tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu bertingkah laku dalam
mencapai tujuan. Singkatnya, Kadarisman 2012: 275 mengatakan motivasi adalah sebagai pendorong manusia untuk bertindak dan berbuat.
Wexley dan Yulk dalam Moh. As‟ad 2004μ 45 memberikan batasan
mengenai motivasi sebagai “the process by which behavior is energized and
directed ”, berarti proses dimana akan menimbulkan semangat dan dorongan.
Akan tetapi, Luthans dalam Kadarisman 2012: 276 menjabarkan secara detail tentang motivasi sebagai berikut.
“1 Needs. The best one word definition a need is deficiency. In homeostatic sense, needs are created whenever where is a
physiological or psychological imbalance. 2 Drives. A drive can simply defined as deficiency with direction. Drives are action
oriented and provide an energizing trust toward goal accomplishment. 3 Goals. At the end job the motivation cycle is
goal. A goal in the motivation cycle can be defined as anything which will alleviate a need and reduce a drive. Thus, attaining a
goal tend to restore physiological or psychological balance and will reduce or cut off drive.
” Atas dasar pernyataan Luthans di atas proses motivasi diri dimulai dari
adanya kebutuhan yang melatarbelakangi sikap manusia untuk bertindak dan berbuat. Perasaan tersebut akan menimbulkan dorongan yang memberikan energi
guna mencapai tujuan yang akan dicapai. Terakhir, pencapain tujuan yang menjadi dampak dari proses motivasi.
Selanjutnya, Kadarisman 2012: 278 menyatakan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan dalam diri seseorang
untuk mau bekerja dengan giat dan baik. Kuat atau lemahnya motivasi kerja ditentukan oleh terpenuhinya harapan-harapan, keinginan atau kebutuhannya.Hal
ini sama seperti yang diungkapkan oleh Ardana 2012: 193 motivasi kerja
sebagai suatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja atau pendorong semangat kerja.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah semangat atau dorongan drives dalam diri seseorang dalam
mencapai tujuan goals dalam pekerjaan yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan needs individu dan organisasi. Motivasi yang tepat akan mampu
mengambangkan dan memajukan organisasi karena pegawai akan melaksanakan tugas sesuai dengan bidangnya.
b. Teori - Teori Motivasi