Selanjutnya, sumbangan relatif dan sumbangan efektif yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah:
Tabel 26. Rangkuman Perhitungan SR dan SE Variabel
SR SE
X1 38,09
11,48 X2
61,91 18,52
Total 100
30 R
2
Sumber: Data responden yang diolah
Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diartikan bahwa motivasi kerja memberikan sumbangan efektif terhadap kinerja pegawai sebesar 11,48,
sedangkan kepuasan kerja memberikan sumbangan efektif terhadap kinerja pengawai sebesar 18,52.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Pegawai
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hipotesis pertama yaitu motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Wonosobo. Hasil ini ditunjukkan dengan perolehan nilai t
hitung
sebesar 5,862 dan t
tabel
sebesar 1,980 t
hitung
t
tabel
serta nilai signifikansi perhitungan yang bernilai 0,05. Selain itu nilai r adalah 0,495, yang menunjukkan hipotesis
pertama memiliki hubungan yang erat dan nilai r
2
= 0,245, menunjukkan bahwa pengaruh variabel motivasi kerja terhadap kinerja pegawai sebesar 24,5,
sedangkan sisanya 75,5 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini. Dalam model ini, diperoleh persamaan regresi yaitu Y = 31,693
+ 0,165 X
1
. Diartikan bahwa jika motivasi kerja adalah satu satuan maka nilai kinerja pegawai sebesar 0,165.Jika motivasi kerja naik 1 poin, maka kinerja
pegawai juga naik sebesar 0,165. Sumbangan sebesar 24,5 variabel motivasi kerja terhadap kinerja
pegawai menjadi gambaran bahwa permasalahan motivasi kerja harus diperhatikan dalam upaya peningkatan kinerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Wonosobo. Adapun 75,5 sisanya menjadi perhatian bagi Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo untuk dapat menganalisis dan menemukan faktor
lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Hasil pengujian hipotesis pertama dalam penelitian ini juga turut
membuktikan pendapat Mangkunegara 2012: 76, bahwa terdapat hubungan yang positif antara motivasi untuk berprestasi dengan pencapaian kinerja.
Artinya, pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan mencapai kinerja tinggi, dan sebaliknya mereka yang mempunyai kinerja rendah
disebabkan oleh motivasi yang rendah. Titik temu hubungan motivasi dan kinerja adalah bahwa motivasi yang tinggi akan berdampak pada tingginya hasil kerja
mereka dan terdorong untuk melakukan usaha lebih demi tercapainya produktifitas kerja. Ketika kondisi tersebut tidak tercapai, maka akan terjadi
penurunan produktifitas kerja. Sebagaimana dengan hasil observasi yang dilakukan selama penelitian, dapat terlihat bahwa permasalahan motivasi kerja
memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai. Kondisi tersebut terlihat dari hasil observasi peneliti yaitu:
Pertama, pegawai cenderung tidak mematuhi aturan, khususnya dalam jam kehadiran dan kepulangan. Termasuk tidak adanya reward and punishment,
yaitu sistem penghargaan atas hasil kerja diluar pengahasilan pokok sebagai imbalan profesi. Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo, baik pegawai
yang malas maupun rajin memiliki perlakuan yang sama. Selain itu, pada jam kerja pun pegawai menggunakan jaringan internet yang disediakan guna
mendukung kerja pegawai malah digunakan untuk membuka media sosial. Salah satu dampaknya, kondisi ini membuat pegawai untuk pulang dari kantor lebih
dahulu dari peraturan yang telah ditetapkan. Kedua, sistem kenaikan pangkat yang kaku.Sistem kenaikan pangkat
pegawai yang diterapkan Sekretariat Daerah Kabupaten Wonosobo harus sesuai dengan kualifikasi kompetensi tingkat pendidikan.Sistem kualifikasi tersebut
dimaksudkan untuk menciptakan produktifitas kerja yang tinggi.Sebenarnya secara generalisir sistem ini adalah baik pada struktur tertentu, namun sistem ini
tidak tepat bila digunakan pada pegawai yang tidak memenuhi kualifikasi kompetensi. Secara psikologis, pegawai tersebut tidak akan mempunyai
dorongan dalam bekerja. Artinya, pegawai akan kehilangan dorongan dalam mencapai target karena mengetahui bahwa tidak akan mengalami kenaikan
pangkat sebagaimana menurut Kadarisman 2012: 275 yakni motivasi adalah sebagai pendorong manusia untuk bertindak dan berbuat.
Ketiga, belum
terpenuhinya kebutuhan
IT, khususnya
komputer.Keberadaan peralatan IT dalam rangka menunjang kinerja pegawai
sangat dibutuhkan, terlebih pada saat ini untuk dapat memberikan informasi secara cepat kepada masyarakat maupun SKPD-SKPD di lingkungan Kabupaten
Wonosobo.Sebagaimana pengamatan peneliti selama berada di lokasi penelitian, pegawai
malah menggunakan
laptop pribadi
untuk menunjang
pekerjaan.Pegawai mengeluhkan terkait ketersediaan IT beserta peralatan pendukung lainnya.
Hasil diatas sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mulyanto 200λ yang berjudul “Pengaruh Motivasi, Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmi
grasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.Hasil dari penelitian adalah variabel motivasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai.Penelitian menunjukkan variabel motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
2. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Pegawai