3. Kepuasan Kerja
a. Definisi Kepuasan Kerja
Sesuai dengan kodradnya, kebutuhan manusia semakin beragam, sesuai dengan kebutuhan masing-masing manusia yang cenderung tak terbatas. Artinya,
manusia akan terus berusaha untuk memenuhi kebutuhannya tersebut sampai memenuhi sifat terpuaskan tersebut. Hal ini sama dengan kepuasan kerja yang
bersifat individu. Namun, tidak semua orang bekerja untuk memperoleh kepuasan kerja yang nantinya akan dicapai dan dinikmati. Setiap individu memiliki tingkat
kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai dan paradigma yang dimilikinya. Kepuasan kerja dapat diartikan sebagai respons umum pekerja berupa
perilaku yang ditunjukkan oleh pegawai sebagai hasil dari persepsi mengenai hal- hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja akan didapat apabila ada
kesesuaian antara harapan pegawai dengan kenyataan yang ditemui dan didapatkannya dari tempatnya bekerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan Robbins
2003: 78 dalam Wibowo 2011: 501 yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan
antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
Persepsi pekerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kepuasan kerja melibatkan rasa aman, adil, menikmati pekerjaannya,
bergairah, status dan bangga dengan aktivitas pekerjaan yang dilakukannya. Dalam persepsi tersebut, pegawai bersentuhan yang melibatkan situasi saling
berinteraksi dengan pegawai lain, kondisi kerja, pengakuan, hubungan dengan atasan, dan kesempatan untuk promosi jabatan. Selain itu, dalam persepsi ini
mencakup kesesuaian dengan antara kemampuan dan keinginan pegawai seperti jenis pekerjaan, minat, bakat, penghasilan dan insentif. Siagian 2012 :127
mengatakan bahwa hal ini merupakan faktor lain yang tidak bersifat teknis, melainkan psikologis, sosio-kultural dan intelektual.
Kepuasan kerja secara umum mengacu pada sikap yang dirasakan seseorang terhadap aspek-aspek pekerjaan dan bersifat abstrak, sehingga tidak
dapat diamati secara langsung. Pengamatan kepuasan kerja hanya dapat dilakukan dengan melihat ekspresi perasaan yang diungkapkan dalam bentuk suatu statemen
atau perilaku tertentu. Tolak ukur kepuasan kerja antar individu berbeda, karena setiap individu memiliki sistem nilai tingkat kepuasan berbeda. Bila semakin
banyak kesesuaian antara aspek-aspek pekerjaan dengan nilai-nilai dan keinginan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan. Sebaliknya, bila
kesesuaian kedua hal tersebut sedikit maka semakin rendah tingkat kepuasannya. Handoko 2008: 193 yang mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan keadaan emosional dimana ada perasaan yang menyenangkan dan
tidak menyenangkan terhadap jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan
jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima yang secara langsung berdampak pada hasil pekerjaan mereka.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja