II - 2
RKPD Kab Rembang 2014
Jenis iklim yang ada di Kabupaten Rembang adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata sebesar 23
O
C, sedangkan suhu maksimum dapat mencapai 33
O
C. Di wilayah Kabupaten Rembang curah hujan rata-rata 1.179,86 mm per tahun
dimana curah hujan tertinggi terjadi bulan Desember yaitu sebanyak 197 mmbulan dan curah hujan terendah terjadi bulan Agustus dan September yaitu
sebanyak 10 dan 17 mmbulan.
Kabupaten Rembang memiliki sumber air permukaan berupa sungai dan dam. Sungai yang melewati wilayah Kabupaten Rembang antara lain sungai
Randugunting, Babagan, Karanggeneng, Kening, Telas, Kalipang, Sudo dan Sungai Patiyan. Di Kabupaten Rembang terdapat 121 dam dan 25 daerah irigasi.
dari jumlah tersebut tidak semuanya dialiri air sepanjang tahun.
Kawasan rawan bencana di Kabupaten Rembang meliputi kawasan rawan bencana banjir, kawasan rawan bencana abrasi, kawasan rawan bencana tanah
longsor, kawasan rawan bencana kekeringan dan rawan bencana angin topan. Persebaran lokasi rawan bencana secara umum merata di seluruh wilayah
Kabupaten Rembang.
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Rembang cenderung mengalami peningkatan. Jumlah penduduk Kabupaten Rembang
tahun 2012 sebanyak 600.277. Pada tahun 2012 berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk
perempuan di Kabupaten Rembang sebanyak 300.549 jiwa dan jumlah
penduduk laki-laki sebanyak 299.728 jiwa, sehingga rasio jumlah penduduk laki- laki terhadap jumlah penduduk perempuan sebesar 99,72 yang menunjukkan
jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Rembang tahun 2012 lebih kecil dibanding jumlah penduduk perempuan.
B. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai Dengan Tahun Berjalan
1. Evaluasi Agregatif Pembangunan Daerah Kabupaten Rembang
Target pembangunan daerah Kabupaten Rembang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kabupaten Rembang dengan indikator agregat makro pembangunan, yang
dapat mencerminkan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah.
a. Indeks Pembangunan Manusia
Indikator keberhasilan pembangunan kualitas hidup manusia yang menjadi salah satu ukuran kinerja daerah adalah Indeks Pembangunan
Manusia IPM. Ukuran IPM dibentuk oleh 3 tiga parameter yaitu angka usia harapan hidup, pencapaian pendidikan dengan komponen rata-rata
lama sekolah, angka melek huruf, serta pengeluaran riil per kapita. IPM Kabupaten Rembang tahun 2012 belum dapat disajikan, namun
berdasarkan IPM tahun 2011 termasuk dalam kategori baik, yaitu sebesar 72,45 naik dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 72,07.
selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 2.2 Capaian Indikator Agregat IPM Kabupaten Rembang Tahun 2010-2011
No Indikator
2010 2011
1 Usia Harapan Hidup tahun
70,13 70,23
2 Rata-rata Lama Sekolah tahun
6,85 6,89
3 Angka Melek Huruf
91,17 91,36
4 Pengeluaran riil perkapita Rp
641,28 644,43
Indeks Pembangunan Manusia IPM 72,07
72,45
Sumber data : BPS Kab. Rembang
II - 3
RKPD Kab Rembang 2014
b. Pertumbuhan Ekonomi, Laju Inflasi, Nilai Tukar Petani dan Indeks Gini dan Indeks Williamson
b.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE
Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung
menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan
pembangunan di masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan kegiatan ekonomi suatu daerah. Jika pada suatu
periode perekonomian mengalami pertumbuhan positif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut mengalami peningkatan.
Sedangkan jika pada suatu periode perekonomian mengalami pertumbuhan negatif, berarti kegiatan ekonomi pada periode tersebut
mengalami penurunan. Beberapa hal yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah antara lain ketersediaan tenaga kerja,
sumber daya alam, sumber daya modal dan kondisi sosial masyarakat setempat.
Kinerja sektor Perekonomian Kabupaten Rembang selama lima tahun terakhir mengalami stabilitas pertumbuhan pada kisaran angka
diatas 4 persen. Pada tahun 2009 Laju Pertumbuhan Ekonomi mencapai angka 4,46 dimana pertumbuhan tertinggi berada di
sektor Bangunan 8,16 dan terendah di sektor Industri pengolahan 2,69. Tren kenaikan Laju Pertumbuhan Ekonomi terus berlanjut di
tahun 2010 dimana mencapai 4,45, melambat menjadi 4,40 ditahun 2011 dan meningkat kembali menjadi 4,48 di tahun 2012.
Trend pertumbuhan perekonomian selama dua tahun terakhir masih disokong oleh perkembangan sektor pertanian terutama sub sektor
tanaman pangan dengan indikasi perbaikan produktivitas serta harga komoditas padi dan palawija, disamping perkembangan signifikan
komoditas sub sektor perkebunan dan perikanan. Selain itu terus tumbuhnya kinerja sektor bangunan dengan rata-rata pertumbuhan
7,59 juga turut mempengaruhi kinerja perekonomian Kabupaten Rembang secara keseluruhan.
b.2. Laju Inflasi
Tingkat Inflasi di suatu daerah pada suatu tahun dapat dihitung salah satunya dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen IHK dan
dapat juga dilihat dari besaran perubahan permintaan komoditas. Laju Inflasi di Kabupaten Rembang berfluktuasi dari tahun ke tahun,
dimana perubahan nilai inflasi paling banyak terjadi di kelompok pengeluaran bahan makanan, makanan jadi, minuman, rokok,
tembakau, perumahan, air, listrik dan bahan bakar minyak. Namun demikian laju Inflasi di Kabupaten Rembang tiga tahun terakhir relatif
masih terkendali dibawah angka dua digit.
Pada tahun 2010 angka inflasi berada pada kisaran 6,81, di tahun berikutnya mengalami penurunan
menjadi 2,73 dan sedikit
meningkat kembali menjadi 4,28 di tahun 2012. Angka inflasi di tahun 2010 paling banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal dengan
fenomema anomali cuaca yang berpengaruh terhadap peningkatan biaya produksi pertanian serta kenaikan harga komoditas yang
cenderung tidak terkendali. Pada tahun 2011 kondisi ini mulai mengalami perbaikan dan dengan kondusifnya rantai pasokan pasar