49
sebuah panjang pensil yang berbeda hanya melalui sebuah gambar untuk mengetahui ukuran pensil tersebut. Guru hanya menggambarkan beberapa
perbedaan berat seperti banyaknya kelereng dan balok di papan tulis kemudian anak membandingkan berat keduanya dilihat dari besar dan banyaknya benda.
Kegiatan ini dirasa sangat monoton dan membuat anak merasa bosan. Kebosanan itu terlihat dari perilaku anak yang sering berbicara dengan temannya dan tidak
mendengarkan guru ketika dijelaskan tentang materi pembelajaran, anak bermain sendiri dan membuat gaduh kelas, anak duduk dengan kepala ditaruh di meja dan
terkadang anak tidak mau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran pengukuran di TK ini belum pernah menggunakan benda
– benda yang nyata riil tentang konsep pengukuran pada anak kelompok B hanya
diberikan melalui tugas dan LKA. Di TKIT AR-Rahmaan juga belum tersedia media yang mendukung pembelajaran pengukuran seperti halnya alat ukur
timbangan jarum, penggaris dan gelas ukur. Dari hasil pengamatan tersebut peneliti merasa tergugah untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dan melakukan
suatu penelitian tindakan kelas dengan upaya meningkatkan kemampuan pengukuran pada anak kelompok B1 di TKIT AR-Rahmaan Prambanan yang
dilakukan adalah meningkatkan kemampuan anak dalam kemampuan pengukuran.
3. Pelaksanaan Pra Tindakan
Penelitian pra tindakan dilakukan 3 kali pertemuan hari Senin 25 Juli 2016, Selasa 26 Juli 2016, dan Rabu 27 Juli 2016 pada pukul 07.30-10.00 WIB. Peneliti
mengamati kemampuan pengukuran panjang, berat dan volume pada anak pada ketiga hari tersebut karena pada hari
–hari sebelumnya kegiatan pembelajaran
50
belum efektif sebab anak –anak baru saja memasuki tahun ajaran baru sehingga
anak perlu penyesuaian diri terlebih dahulu, serta penyesuaian RKH yang sesuai
dengan indikator penelitian telah di buat guru pada hari tersebut.
Pengamatan tentang kemampuan panjang anak dilakukan melalui kegiatan mengukur panjang lantai keramik melalui garis lurus yang sudah di beri tanda
oleh guru berupa tanda start dan finish menggunakan kaki langkah anak, kemudian tentang kemampuan berat dilakukan melalui kegiatan anak
membedakan berat seperti sebungkus kapas, sebuah balok kayu, dan sebuah penghapus papan tulis lalu mengurutkan dari benda yang berat ke ringan atau
sebaliknya dan untuk pengamatan kemampuan pengukuran volume melalui kegiatan mengukur dan membedakan volume pasir dalam mangkok kecil, sedang
dan besar menggunakan sendok takar detergen. Penelitian Pra Tindakan dilakukan dengan teknik pengumpulan data
observasi dengan persentase rata-rata kemampuan pengukuran panjang yaitu sebesar 44,9, pada kemampuan pengukuran berat sebesar 49,3 dan untuk
kemampuan volume sebesar 42. Dan kemampuan pengukuran pada kelompok B TKIT AR
–Rahmaan ini berada pada kesesuaian kriteria cukup. Namun kriteria cukup ini masih dalam tahapan pengukuran yang sederhana dan belum terlalu
memperhatikan ketepatan cara, langkah dan penguasaan alat ukur. Pada persentase rata-rata hasil pra tindakan tersebut, kemampuan setiap anak dalam
memahami konsep pengukuran pada Pra Tindakan bervariasi.
51
Di bawah ini merupakan data observasi kemampuan pengukuran pada tahap
Pra Tindakan agar terlihat lebih jelas tabel dapat dilihat pada lampiran.
Gambar 2 Data Kumulatif Observasi Pra Tindakan Kemampuan Pengukuran
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa persentase rata-rata kemampuan pengukuran panjang 44,9 , Berat 49,3 dan Volume 42 . Persentase tersebut
didapat dari kemampuan anak saat mengukur lantai keramik menggunakan langkah, membedakan berat dan mengurutkan berat benda, serta mengukur
volume pasir gelas, tergambar pada grafik berikut ini :
Gambar 3 Data Observasi Pra Tindakan Setiap Anakpada Kemampuan Pengukuran
Berdasarkan data di atas terlihat grafik yang beragam dalam kemampuan pengukuran pada kelompok B. Anak yang mendapat jumlah persentase 80-
100 tidak ada, yang berada pada persentase 40-80 ada 14 anak yaitu FA, SA, MA, NO, ZA, AN, DE, IQ, NA, RI, FI, FE, GA,IR sedangkan anak yang
44,9 49,3
42
35 40
45 50
Pra Tindakan Panjang
Berat Volume
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
FA SA
AZ KA
AL MA
AT OK
NO ZA
AN AI
DE IQ
NA RI
DA QU
MU FI
FE GA
IR Pra Tindakan
52
mendapat skor terendah atau persentase di bawah 40 sebanyak 9 anak yaitu AZ, KA, AL, AT, OK, AI, DA, QU, MU.
Pada Pra Tindakan ini anak yang mendapat nilai baik dalam kemampuan pengukuran panjang dengan indikator ketepatan mengukur panjang meja ada 0
anak atau 0, anak yang mendapat nilai cukup sebanyak 8 anak atau 34,8, dan anak yang mendapat nilai kurang terdapat 15 anak atau 65,2. Pada pengukuran
kemampuan berat dengan indikator mengurutkan dan menimbang berat benda, anak yang mendapat nilai baik sebanyak 0 anak atau 0, anak yang mendapat
nilai cukup sebanyak 11 anak atau 47,8, dan anak yang mendapat nilai kurang sebanyak 12 anak atau 52,2. Sedangkan pada pengukuran kemampuan volume
anak yang mendapat nilai baik sebanyak 0 anak atau 0 , anak yang mendapat nilai cukup sebanyak 6 anak atau 26,1, dan anak yang mendapat nilai kurang
sebanyak 17 anak atau 73,9. Pada pengamatan Pra Tindakan ini indikator yang paling banyak anak
mendapat nilai baik adalah kemampuan pengukuran berat, sedangkan indikator paling sedikit anak yang mendapat nilai baik adalah kemampuan pengukuran
volume tabel dapat dilihat pada lampiran. Dari observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada Pra Tindakan ini kemampuan pengukuran pada
kelompok B mendapatkan persentase rata – rata kumulatif sebesar 45,4 dan
belum mencapai skor kriteria yang telah ditentukan yaitu 70. Peneliti dan guru perlu melakukan perbaikan dalam pembelajaran
kemampuan pengukuran, supaya dapat meningkatkan kemampuan pengukuran pada anak kelompok B di TKIT AR-Rahmaan Prambanan.
53
4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I