Pengertian Kemampuan KEMAMPUAN PENGUKURAN ANAK USIA DINI

12

BAB II KAJIAN TEORI

A. KEMAMPUAN PENGUKURAN ANAK USIA DINI

1. Pengertian Kemampuan

Kemampuan atau abilities ialah bakat yang melekat pada seseorang untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik atau mental yang ia peroleh sejak lahir, belajar, dan dari pengalaman Soehardi, 2003: 24. Menurut kamus besar bahasa indonesia Hasan Alwi, 2002: 88 kemampuan berasal dari kata mampu yang pertama kuasa bisa sanggup melakukan sesuatu dan kedua berada. Kemampuan sendiri mempunyai arti kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan. Sedangkan Anggiat M.Sinaga dan Sri Hadiati 2001: 34 mendefenisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah suatu kegiatan fisik atau mental berupa kesanggupan, kecakapan, kekuatan, kekayaan yang dilakukan sesorang berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan. 2. Pengertian Pengukuran Anak Usia Dini Dalam kehidupan sehari hari sering kita jumpai hal –hal yang berkaitan dengan pengukuran baik pengukuran panjang, berat, dan volume. Sehingga pengenalan konsep pengukuran hendaknya dikenalkan kepada anak sejak usia dini. Agar dalam kehidupan pada tahapan selanjutnya anak sudah mampu memahami sebuah konsep pengukuran seperti mengenal konsep panjang, berat, dan volume dengan mudah. Bob Foster 2004: 2, menyatakan bahwa pengukuran didefinisikan sebagai upaya untuk membandingkan sesuatu besaran dengan 13 satuan yang lain yang dipakai sebagai sebuah patokan. Besaran merupakan sesuatu yang dapat diukur, misalnya panjang, waktu, massa, dan lain-lain, sedangkan satuan adalah nilai dari suatu besaran misalnya, meter, sekon, kilogram, dan lain-lain. Adapun beberapa definisi pengukuran anak usia dini yaitu menurut Bob Harjanto 2011: 79 anak dapat mengukur sejak usia dini jika guru menggunakan ukuran tidak baku, misalnya “sekian sendok” atau beberapa langkah”. Ukuran baku seperti sentimeter atau kilogram tidak diperkenalkan oleh guru disekolah sampai mereka memperoleh banyak pengalaman mengukur dengan satuan informal seperti pensil dan jepit-jepit kertas. Dengan bertambah besarnya anak dan guru dapat menyebut satu-satuan baku bilamana kesempatan itu muncul. Definisi selanjutnya menurut Lestari 2011: 20, anak belajar pengukuran dari berbagai kesempatan melalui kegiatan yang membutuhkan kreativitas. Tahap awal anak tidak menggunakan alat, tetapi mengenalkan konsep lebih panjang, lebih pendek, lebih ringan, cepat, dan lebih lambat. Tahap berikutnya, anak diajak menggunakan alat ukur bukan baku, seperti pita, sepatu, dan lain lain. Pada tahap lebih tinggi lagi, anak diajak menggunakan jam dinding, penggaris, skala, termometer. Dari beberapa pendapat di atas juga senada dengan pendapat Slamet Suyanto 2005: 158 yang menyatakan bahwa anak dapat mengukur ukuran suatu benda dengan berbagai cara, dimulai dari ukuran non baku menuju ukuran yang baku. Rosalind Charlesworth dan Karen K. Lind 1990: 218 dalam buku yang berjudul Sains and Math menyatakan bahwa pengukuran merupakan salah satu 14 keterampilan matematika yang sangat berguna. Pengukuran melibatkan dengan pemberian bilangan pada suatu benda sehingga dapat dibandingkan dalam sifat atau atribut yang sama. Penggunaan angka dapat digunakan untuk menyatakan beberapa sifat atau atribut seperti volume, berat, panjang dan temperature. Satuan baku seperti gelas ukur, liter, kilometer, meter, pon, gram, dan derajat dapat menyatakan suatu ukuran dengan pasti. Rosalind Charlesworth dan Karen K. Lind 1990: 218 juga menyebutkan bahwa konsep pengukuran berkembang melalui 5 tahap. Tahap pertama, merupakan tahap bermain, pada tahap ini anak meniru anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Anak bermain tentang pengukuran menggunakan penggaris, gelas ukur atau sendok takar, seperti kegiatan orang lain yang mereka lihat. Anak menuangkan pasir, air, beras dan kacang-kacangan dari satu wadah ke wadah lain menunjukkan bahwa volume memiliki banyak bentuk atau sifat. Anak mengangkat dan memindahkan suatu benda sebagai pembelajaran mengenai berat. Anak mencatat bahwa seseorang yang lebih besar darinya mampu melakukan lebih banyak hal darinya, dari hal ini anak belajar mengenai tinggi. Anak belajar bahwa lengannya yang pendek tidak selalu dapat meraih benda-benda yang diinginkannya, dari hal ini anak belajar mengenai panjang. Ketika anak memilih minuman panas atau dingin, air panas atau dingin untuk mandi, anak belajar mengenai suhu. Tahap yang kedua, dalam perkembangan konsep adalah membandingkan. Hal ini berlangsung pada tahap praoperasional. Anak selalu memandingkan lebih besar dan lebih kecil, lebih berat dan lebih ringan, lebih panjang dan lebih pendek 15 serta lebih panas dan lebih dingin. Tahap ketiga, muncul pada akhir tahap praoperasional dan pada awal operasional konkret adalah anak belajar untuk menggunakan satuan yang sewenang-wenang. Pada tahap ini, anak akan menggunakan segala hal yang dimilikinya sebagai satuan dalam mengukur. Anak akan mencoba untuk mencari sesuatu dengan satuan sewenang-wenang. Anak belajar mengenali konsep yang dia perlukan untuk memahami satuan baku. konsep ukuran dimulai pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini akan mulai memahami dan menggunakan satuan baku. Pada tahap ke empat, anak memasuki kelas awal sekolah dasar, anak mulai memahami akan kebutuhan ukuran baku dan menuju pada tahap lima yaitu anak sudah menggunakan ukuran baku. Melalui pembelajaran kemampuan pengukuran untuk anak usia dini. Diharapkan perkembangan kognitif anak dapat terstimulasi. Seperti yang tercantum dalam peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2009 dinyatakan bahwa dalam perkembangan anak usia 5-6 tahun terdapat kemampuan kognitif yang harus dikembangkan, meliputi kemampuan pengetahuan umum, sains, konsep bentuk, warna, ukuran, pola dan konsep bilangan,lambang bilangan dan huruf. Hal tersebut Senada dengan Piaget dalam Sujiono 2009: 60 yang menjelaskan bahwa perkembangan kognitif terjadi ketika anak sudah membangun pengetahuan melalui eksplorasi aktif dan penyelidikan pada lingkungan fisik dan sosial di lingkungan sekitar. Salah satu pengembangan aspek kognitif adalah konsep ukuran. Kemampuan anak dalam mengenal konsep ukuran berhubungan 16 dengan mengukur, menimbang, mengurutkan, mengklasifikasikan, memilih, dan membandingkan. Dari beberapa definisi pengukuran di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran anak usia dini adalah merupakan suatu kegiatan pemberian bilangan pada suatu benda dengan sebuah patokan. Anak dapat memahami, mempelajari dan mencari tahu tentang suatu objek pengukuran melalui sebuah pengalaman konkret. Pengukuran pada anak usia dini dilakukan mula-mula dengan pengenalan tentang lebih panjang atau pendek, lebih banyak atau sedikit kemudian dikenalkan dengan pengukuran menggunakan alat ukur yang tidak baku dan apabila anak sudah mampu dilanjutkan menggunakan alat ukur yang baku.

3. Satuan Ukuran Baku dan Tidak Baku

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN IKAN PADA KELOMPOK A DI TKIT Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Ikan Pada Kelompok A Di TKIT Azzahra Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 14

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KERJASAMA MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA ANAK KELOMPOK A TKIT AZ - ZAHRA Pengembangan Kemampuan Kerjasama Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok A TKIT Az - Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 15

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA ANAK KELOMPOK Pengembangan Kemampuan Kerjasama Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok A TKIT Az - Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 12

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE BERMAIN BALOK PADA KELAS B1 KELOMPOK Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Bermain Balok Pada Kelas B1 Kelompok Bermain Bina Putra Husada Kemudo Prambanan Klaten Tahun 2012-2

0 2 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA BAGI ANAK KELOMPOK B1 PADA Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Sosiodrama Bagi Anak Kelompok B1 Pada Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Pulosari I Kebakkramat Tahun

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA BAGI ANAK KELOMPOK B1 PADA Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Sosiodrama Bagi Anak Kelompok B1 Pada Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Pulosari I Kebakkramat Tahun

0 1 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK KELOMPOK A Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Kelompok A Di Tk Aba Karangmalang Masaran Sragen Tahun 2012.

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 – 10 MELALUI PERMAINAN SUNDA MANDA PADA KELOMPOK A TKIT AR-RAHMAAN I PRAMBANAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 23 129

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TKIT AR-RAIHAN.

14 396 146

Peningkatan Kemampuan Anak Mengucapkan Sajak Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bambalemo | Hassana | Bungamputi 3293 10224 1 PB

0 0 10