33
mengenal bilangan dan angka; 7 konsep keseluruhan dan sebagainya; 8 menghitung semua dan sebagian; 9 mengenal ruang dan jarak; 10 pengukuran;
11 statistik dan probabilitas; 12 pecahan dan desimal; 13 pola dan relasi. Hal tersebut sejalan dengan kurikulum TK dan RA dalam Sofia Hartati
2005: 21 yang mengklasifikasikan karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun secara intelektual telah mampu melakukan banyak hal diantaranya: 1
menyebut dan membilang 1-20; 2 mengenal lambang bilangan; 3 menghubungkan konsep dengan bilangan; 4 mengenal konsep sama, lebih
banyak, lebih sedikit; 5 mengenal penjumlahan dengan benda-benda; 6 mengenal waktu dengan menggunakan jam; dan 7 mengenal alat-alat untuk
mengukur. Jadi kesimpulan dari beberapa paparan di atas adalah pengenalan matematika
sangat diperlukan dalam kehidupan sehari –hari anak. Pengenalan konsep
matematika sejak dalam usia dini akan membantu perkembangan anak selanjutnya pada tahapan yang lebih tinggi. Karena pada masa ini merupakan
masa yang sangat strategis untuk mengenalkan sebuah konsep matematika. Pengenalan beberapa konsep matematika dapat dilakukan melalui berbagai cara
salah satunya bermain. Tedapat 13 standar matematika untuk jenjang Taman Kanak Kanak. Salah satunya adalah pengembangan konsep matematika untuk
anak usia dini melalui pengukuran.
G. Penelitian yang Relevan
Peningkatan Kemampuan Pengukuran Measurement Melalui Problem Solving Pada Anak Kelompok B2 Tk Aba 3 Imogiri Bantul oleh Susi Yuliana
34
dengan hasil sebagai berikut, Untuk pengukuran panjang, meningkat menjadi 83,33. Untuk kemampuan pengukuran volume, meningkat menjadi 86,11.
Selanjutnya untuk kemampuan pengukuran massa, meningkat menjadi 83,33. Sehingga metode pengukuran dengan problem solving dapat meningkatkan
pemahaman anak dalam kemampuan pengukuran. Peningkatan Kemampuan Pengukuran Measurement Melalui Pendekatan
Inkuiri Terbimbing Pada Anak Kelompok B2 Tk Suryodiningratan Mantrijeron Yogyakarta oleh Nur Hanifah Herowati dengan hasil sebagai berikut, Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pengukuran panjang dapat mencapai indikator keberhasilan sebesar 85, kemampuan pengukuran massa mengalami
capaian 81, dan kemampuan pengukuran volume mengalami capaian sebesar 83. Hal ini diketahui dari meningkatnya kemampuan menggunakan alat ukur
baik non baku maupun baku serta menyebutkan ukurannya. Dengan demikian pendekatan inkuiri terbimbing dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
pengukuran anak.
H. Kerangka Pikir
Anak usia dini adalah anak yang sedang dalam tahapan perkembangan dan petumbuhan yang pesat sehingga perlu dioptimalkan dalam setiap aspek
perkembangan, salah satunya aspek kognitif yaitu suatu proses perkembangan kecerdasan melalui cara berfikir. Upaya peningkatan aspek kognitif bisa melalui
pembelajaran matematika. Sesuai dengan NCTM dalam slamet suyanto 2005:52 standar matematika untuk Anak usia Taman Kanak Kanak ada 13 macam, yaitu:
1 matematika sebagai pemecahan masalah; 2 matematika sebagai cara
35
berkomunikasi; 3 matematika sebagai cara berfikir; 4 hubungan matematis; 5 estimasi perkiraan; 6 mengenal bilangan dan angka; 7 konsep keseluruhan
dan sebagainya; 8 menghitung semua dan sebagian; 9 mengenal ruang dan jarak; 10 pengukuran; 11 statistik dan probabilitas; 12 pecahan dan desimal;
13 pola dan relasi. Proses pembelajaran di TKIT AR RAHMAAN masih perlu untuk dilakukan
perbaikan khususnya dalam pembelajaran matematika tentang kemampuan pengukuran. Pembelajaran tentang pengukuran sangat diperlukan anak dalam
kehidupan sehari –hari. Kemampuan pengukuran adalah suatu kegiatan pemberian
bilangan pada suatu benda dengan sebuah patokan. Anak dapat memahami, mempelajari dan mencari tahu tentang suatu objek pengukuran melalui sebuah
pengalaman konkret. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian tentang pengukuran panjang, berat dan volume. Penggunaan metode yang tepat
akan mendukung dalam pembelajaran pengukuran. Sehingga, peneliti akan menggunakan metode demonstrasi dan praktik langsung, dimana metode ini
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengukuran untuk anak usia dini. Metode demonstrasi anak dapat menunjukan cara mengukur, mengetahui
langkah –langkah mengukur dan mampu menggunakan alat ukur dengan benar.
Sehingga anak dapat dengan mudah mempelajari konsep pengukuran. Kemudian dengan menggunakan metode praktik anak dapat terlibat langsung dalam kegiatan
pengukuran melalui sebuah pengalaman memperagakan kegiatan mengukur menggunakan alat ukur dan benda konkret. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas
dapat diajukan pendapat bahwa besar kemungkinan penerapan metode
36
demonstrasi dan praktik langsung dapat meningkatkan kemampuan pengukuran pada anak kelompok B1 TKIT AR RAHMAAN Prambanan, Sleman.
I. Hipotesis Tindakan
Kemampuan pengukuran dapat ditingkatkan melalui metode demonstrasi dan praktik langsung pada anak kelompok B1 TKIT AR RAHMAAN, Prambanan,
Sleman
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 1 penelitian tindakan kelas classroom action research merupakan penelitan eksperimen yang berkelanjutan. Apabila
dilihat dari istilahnya, penelitian tindakan kelas bertujuan untuk menyelesaikan masalah melalui suatu perbuatan nyata, bukan hanya mencermati fenomena
tertentu kemudian mendeskripsikan apa yang terjadi dengan fenomena yang bersangkutan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan
pengukuran anak kelompok B TKIT AR RAHMAAN melalui metode demonstrasi dan praktik langsung.
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif Collaborative Classroom Action Research. Menurut Suharsimi
Arikunto, dkk 2006: 17, kerjasama antara guru dan peneliti sangat penting dalam pelaksanaan tindakan ini. Dengan bekerjasama, maka antara peneliti dan guru
dapat menggali dan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi di dalam kelas tindakan. Cara ini dikatakan ideal karena dapat mengurangi unsur subjektivitas
pengamat, karena pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri biasanya kurang teliti dibanding dengan pengamatan yang dilakukan di luar diri sendiri.Penelitian
ini dilakukan secara kolaboratif, yaitu dengan adanya keterlibatan dan kerjasama dari guru dalam pelaksanan penelitian. Dalam penelitian, guru bertindak sebagai
pelaksana pembelajaran dan peneliti bertugas untuk mengamati jalannya kegiatan serta mencatat dan mendokumentasikannya.