Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I

53

4. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam enam kali pertemuan dengan pembagian dua kali pengukuran panjang, dua kali pengukuran berat, dan dua kali pengukuran volume. Setiap Siklus terdiri dari empat komponen tindakan yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi.

a. Perencanaan Tindakan

Pada Siklus I ini dimulai dengan tahap perencanaan. Tahap perencanaan pada Siklus ini, peneliti berdiskusi dengan guru kelas Kelompok B1 TKIT AR-Rahman tentang kegiatan yang akan diberikan selama penelitian. Perencanaan pembelajaran pada Siklus I ini dilakukan secara bergantian antara pengukuran panjang, volume dan berat. Dengan pembagian tanggal 28 Juli 2016 dan 2 Agustus 2016 untuk pengukuran panjang, tanggal 30 Juli dan 3 Agustus untuk pengukuran volume, lalu tanggal 1 Agustus dan 4 Agustus untuk pengukuran berat. Adapun perencanaan pada Siklus I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1 Kegiatan pertama yaitu mengobservasi atau mengamati permasalahan yang ada di kelas kelompok B1. 2 Peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilakukan untuk penelitian kepada guru kelas. kegiatan tersebut tentang pengukuran pada anak usia TK B. 3 Peneliti dan guru kelas berdiskusi tentang alat dan bahan yang sesuai dengan kemampuan anak pada kelas tersebut. 54 4 Peneliti bersama guru kelas membuat perencanaan pembelajaran yang disebut dengan Rencana Kegiatan Harian RKH yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. 5 Peneliti menyiapkan media untuk pengukuran panjang seperti tali, buku gambar, buku tulis, meja anak. Pada pengukuran berat peneliti menyiapkan timbangan jarum, agar –agar kemasan besar dan kecil, pensil, penghapus dan hanger. Sedangkan untuk pengukuran volume peneliti menggunakan gelas ukur, air, dan botol. 6 Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa rubrik penelitian dan lembar observasi. 7 Peneliti mempersiapkan alat dokumentasi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang ada pada Siklus I ini terdiri dari kegiatan kemampuan pengukuran panjang yaitu melalui ketepatan mengukur panjang meja anak menggunakan jengkal anak dan mengukur panjang meja anak menggunakan tali, untuk kemampuan pengukuran volume melalui ketepatan mengukur volume air ke dalam botol 1,5 liter menggunakan gelas ukur 0,5 1 liter dan mengukur air dalam gelas ukur 0,5 liter, 1 liter dan 1,5 liter, kemudian untuk kegiatan kemampuan pengukuran berat melalui kegiatan ketepatan mengukur berat agar- agar kemasan besar seberat 1 kg dan kecil seberat 12 kg dan mengukur berat pensil dengan penghapus dengan timbangan buatan. 55 1 Kegiatan Siklus I Pertemuan Pertama Siklus I pertemuan pertama untuk pengukuran panjang dilaksankan pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2016 dengan tema pembelajaran diri sendiri dengan subtema identitas diri. a. Persiapan Kegiatan sebelum masuk proses pembelajaran diawali dengan berbaris dan bernyanyi di depan ruang kelas TK B1. Kemudian anak masuk kelas dan berdo’a bersama . Guru menjelaskan tentang tema pembelajaran hari ini yaitu diri sendiri dengan sub tema identitas diri. Karena ini merupakan tahun ajaran baru dan merupakan kelas baru bagi anak dan sebagian teman baru juga ada. Maka dilakukan perkenalan terlebih dahulu. Kemudian guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang akan dilakukan pada hari ini. b. Kegiatan Inti Sebelum masuk ke kegiatan inti guru melakukan apresepsi kepada anak dengan tanya jawab mengenai perbedaan ukuran benda-benda di sekitar anak. Seperti panjang buku gambar dengan buku tulis. Kemudian guru memberikan contoh tentang pengukuran panjang yaitu dengan cara mengukur panjang sebuah meja. Anak diminta untuk mendengarkan dan mengamati cara yang dilakukan guru untuk mengukur sebuah meja anak. Guru mengajarkan anak pengukuran panjang menggunakan jengkal tangan dimana guru meletakan ujung jari kelingking tangan di ujung meja anak dan membuka lebar telapak tangan sampai titik terjauh adalah ujung jari jempol. Kemudian memindahkan ujung jari kelingking bergeser ke tempat ujung jari jempol sebelumnya dan seterusnya 56 sampai ke ujung meja berikutnya. Dan menghitung langkah jengkal yang sudah dilakukan dalam panjang satu meja. Pada kegiatan ini dua anak dipanggil untuk maju ke depan kelas dimana sudah di sediakan meja dengan panjang yang sama. Kemudian guru mengajak anak mengukur panjang meja menggunakan jengkal seperti yang sudah didemonstrasikan oleh guru. Apabila terdapat sisa ukuran pada meja maka yang dihitung hanya jengkal yang utuh saja. Anak melakukan kegiatan ini secara bergantian sedangkan anak lain yang belum mendapat giliran duduk di bangkunya masing –masing. Anak yang sudah selesai mengerjakan tugas diperbolehkan untuk duduk di bangkunya dan boleh bermain tetapi masih dalam ruang kelas. Setelah istirahat selesai, anak masuk kelas dengan kegiatan selanjutnya yaitu anak melakukan pengukuran panjang meja anak A, B dan C menggunakan tali dimana masing-masing meja memiliki panjang yang berbeda. Guru mendemonstrasikan cara pengukuran dan memberikan contoh cara mengukur ketiga meja tersebut. Guru bersama peneliti mempraktikkan cara mengukur meja menggunakan tali dengan meletakan ujung tali di ujung meja kemudian menarik tali secara lurus ke ujung meja satunya dan memotong tali sesuai panjang meja tersebut kemudian mengukur meja yang lain setelah selesai kemudian ketiga tali itu diukur menggunakan penggaris buatan dengan melihat panjang masing – masing tali pada bintang yang sesuai dengan panjang tali. c. Kegiatan akhir Guru melakukan review bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan. Guru juga melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran hari itu menggunakan 57 metode demonstrasi dimana guru mengajarkan kembali contoh pengukuran yang benar agar pada kegiatan berikutnya lebih baik lagi. Guru dan anak kemudian berdo’a sebelum pulang bersama-sama, lalu mengucapkan salam, dan penutup. 2 Kegiatan Siklus I Pertemuan Kedua Siklus I pertemuan kedua dilaksankan pada hari Sabtu tanggal 30 Juli 2016 tentang pengukuran volume. Tema pembelajaran pada hari itu masih Diri Sendiri dengan Sub tema identitas diri. a. Persiapan Kegiatan sebelum masuk proses pembelajaran diawali dengan bernyanyi bersama sebelum masuk kelas. Anak dan guru berdo’a bersama sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Dilanjutkan guru melakukan apersepsi kegiatan pembelajaran hari ini. Guru mengajak anak memperkenalkan nama teman sebangku masing –masing anak secara bergantian. b. Kegiatan inti Guru menjelaskan terlebih dahulu kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan. Guru mengajak anak belajar di luar kelas karena materi hari ini adalah pengukuran volume air sehingga jika dilakukan di dalam kelas akan membuat kelas basah. Anak –anak dipersilahkan guru untuk keluar secara tertib dan berkumpul di depan kelas kemudian guru melakukan demonstrasi tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh anak hari itu. Guru sudah mempersiapkan alat – alat yang digunakan untuk kegiatan pengukuran volume. Guru memperlihatkan satu persatu alat yang akan digunakan seperti gelas ukur dengan berbagai ukuran 0,5 liter, 1 liter dan 1,5 liter. 58 Kemudian juga ada beberapa botol air mineral ukuran 1,5 liter dan air bersih yang telah disediakan untuk kegiatan pengukuran. Setelah guru mendemonstrasikan alat –alat yang akan digunakan kemudian guru mendemonstrasikan cara pengukuran yang akan di lakukan oleh anak pertama tama dengan mengukur air dalam botol 1,5 liter kemudian dituangkan kedalam gelas ukur dan 1 liter dan 0,5 liter. Setelah itu anak diminta untuk mempraktikkan secara bergantian mengukur volume air dalam botol 1,5 liter menggunakan ukuran gelas ukur 0,5 liter dan 1 liter. Kemudian anak di beri pertanyaan berapa banyak air dalam botol 1,5 liter jika dituangkan dalam gelas ukur. Banyak anak yang mengira kegiatan ini adalah perlombaan karena dilakukan oleh dua anak secara bersamaan dan anak lain yang belum melakukan kegiatan berteriak –teriak mendukung temannya supaya melakukan secara cepat agar menang. Sehingga anak yang sedang melakukan kegiatan menjadi terburu-buru sehingga anak tidak memperhatikan ukuran hanyak sembarangan memasukan air dan banyak air yang tumpah karena kurang hati – hati. Banyak anak lain yang belum mendapat giliran ingin tahu kegiatan yang dilakukan sehingga suasana menjadi ramai karena anak lain selalu mengganggu. Setelah semuanya mendapatkan giliran melakukan kegiatan mengukur ketepatan volume dalam botol. Kegiatan selanjutnya masih dilakukan di luar kelas karena masih menggunakan air. Kegiatan selanjutnya adalah mengukur volume air menggunakan gelas ukur 0,5 liter, 1 liter, dan 1,5 liter. Pertama –tama guru melakukan demonstrasi tentang apa yang akan dilakukan dan alat alat yang akan 59 digunakan kemudian anak memperhatikan langkah-langkah pengukuran yang didemonstrasikan oleh guru. Anak melihat bagaimana cara mengukur air yang berada di gelas ukur 0,5 liter, 1 liter dan 1,5 liter dengan melihat garis –garis ukuran pada gelas ukur. Kemudian anak diberi pertanyaan berapa banyak air dalam gelas A, B dan C. Lalu diberi pertanyaan lebih banyak, lebih sedikit atau sama volume air dalam ketiga gelas tersebut. Kegiatan ini juga dilakukan secara bergantian. Kemudian setelah semua anak mendapatkan giliran anak dipersilahkan untuk masuk ke kelas lagi. c. Kegiatan Akhir Guru melakukan evaluasi dan review tentang kegiatan yang dilakukan pada hari itu. Kemudian guru juga mendemonstrasikan lagi cara yang tepat agar pengukuran volume selanjutnya lebih baik. Guru dan anak kemudian bernyanyi sayonara, dilanjutkan berdo’a sebelum pulang bersama-sama, mengucapkan salam, dan penutup. 3 Kegiatan Siklus I Pertemuan Ketiga Siklus I pertemuan ketiga dilaksankan pada hari Senin, 1 Agustus 2016. Tema pembelajaran yaitu Diri sendiri dengan subtema anggota tubuh. a Persiapan Kegiatan setelah baris berbaris anak masuk kelas dengan tertib. Anak dan guru berd o’a bersama sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan mengucapkan salam. Kemudian guru melakukan apersepsi tentang tema hari itu yaitu diri sendiri dengan sub tema anggota tubuh. Guru mengajak anak bertanya jawab tentang nama –nama anggota tubuh misalnya tangan, kaki, kepala dan menyanyikan lagu 60 dua mata saya. Lalu, guru mengajak anak bertanya jawab tentang fungsi –fungsi panca indera seperti mata untuk melihat dan lain lain. Guru menjelaskan terlebih dahulu kepada anak tentang kegiatan inti yang akan dilakukan. b. Kegiatan inti Guru memulai dengan apersepsi, anak diajak melakukan tanya jawab mengenai berat benda-benda di sekitar anak seperti berat penghapus papan tulis dengan balok kecil. Setelah itu anak diperlihatkan alat ukur dan benda yang akan diukur dalam kegiatan pengukuran seperti timbangan jarum dan timbangan yang dibuat sendiri menggunakan hanger. Kemudian dikenalkan dengan benda –benda di sekitar yang dapat di ukur menggunakan timbangan. Guru mendemonstrasikan cara dan penggunaan timbangan untuk menimbang agar –agar kemasan besar 125gr seberat 1 kg dan kemasan kecil 15gr seberat ½ kg kemudian guru memberikan contoh bagaimana cara menimbang masing masing agar –agar supaya tepat diukurannya. Guru memperlihatkan pada anak cara menimbang dengan memperhatikan jarum timbangan tepat di angka 1 kg dan ½ Kg. Setelah itu anak –anak mencobanya secara bergantian dengan menimbang berat agar-agar pada timbangan jarum. Anak yang sudah selesai mengerjakan tugas diperbolehkan untuk istirahat. Setelah istirahat selesai, dilanjutkan kegiatan mengukur berat penghapus dengan pensil. Guru memberikan contoh cara mengukur berat penghapus dengan pensil. Lalu anak mencoba secara bergantian untuk menimbang pensil dengan penghapus agar berat keduanya seimbang. Ada berapa pensil untuk mencapai berat seimbang dengan penghapus. 61 c. Kegiatan akhir Guru melakukan review bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan. Guru dan anak kemudian bernyanyi, dilanjutkan berdo’a sebelum pulang bersama-sama, mengucapkan salam, dan penutup. 4 Kegiatan Siklus I Pertemuan Keempat Siklus I pertemuan keempat untuk pengukuran panjang dilaksankan pada hari Selasa tanggal 2 Agustus 2016 dengan tema pembelajaran diri sendiri dengan subtema anggota tubuh. a. Persiapan Kegiatan sebelum masuk proses pembelajaran diawali dengan berbaris dan bernyanyi di ruang kelas TK B1. Kemudian anak masuk kelas dan berdo’a bersama sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan mengucapkan salam. Guru menjelaskan tentang tema pembelajaran hari ini yaitu tentang Diri sendiri dengan sub tema Anggota Tubuh. Kemudian bersama sama menyanyikan lagu Kepala pundak lutut kaki melalui gerakan. Sebelum masuk ke kegiatan inti. Guru dan anak melakukan tanya jawab mengenai perbedaan ukuran benda-benda di sekitar anak. Seperti panjang buku gambar dengan buku tulis. Kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan. b. Kegiatan Inti Guru memberikan contoh tentang pengukuran panjang yaitu dengan cara mengukur panjang sebuah meja. Anak diminta untuk mendengarkan dan mengamati cara yang dilakukan guru untuk mengukur sebuah meja anak. Guru mengajarkan anak pengukuran panjang menggunakan jengkal tangan dimana guru 62 meletakan ujung jari kelingking tangan di ujung meja anak dan membuka lebar telapak tangan sampai titik terjauh adalah ujung jari jempol. Kemudian memindahkan ujung jari kelingking bergeser ke tempat ujung jari jempol sebelumnya dan seterusnya sampai ke ujung meja berikutnya. Dan menghitung langkah jengkal yang sudah dilakukan dalam panjang satu meja. Pada kegiatan ini dua anak dipanggil untuk maju ke depan kelas dimana sudah disediakan meja dengan panjang yang sama. Kemudian Guru mengajak anak mengukur panjang meja menggunakan jengkal seperti yang sudah didemonstrasikan oleh guru. Apabila terdapat sisa ukuran pada meja maka yang dihitung hanya jengkal yang utuh saja. Anak melakukan kegiatan ini secara bergantian sedangkan anak lain yang belum mendapat giliran duduk di bangkunya masing –masing. Anak yang sudah selesai mengerjakan tugas diperbolehkan untuk duduk di bangkunya dan boleh bermain tetapi masih dalam ruang kelas. Setelah istirahat selesai, anak masuk kelas dengan kegiatan selanjutnya yaitu anak melakukan pengukuran panjang meja anak A, B dan C menggunakan tali dimana masing-masing meja memiliki panjang yang berbeda. Guru mendemonstrasikan cara pengukuran dan memberikan contoh cara mengukur ketiga meja tersebut. Guru bersama peneliti mempraktikkan cara mengukur meja menggunakan tali dengan meletakan ujung tali di ujung meja kemudian menarik tali secara lurus ke ujung meja satunya dan memotong tali sesuai panjang meja tersebut kemudian mengukur meja yang lain setelah selesai kemudian ketiga tali itu diukur menggunakan penggaris buatan dengan melihat panjang masing – masing tali pada bintang yang sesuai dengan panjang tali. 63 c. Kegiatan akhir Guru melakukan review bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan. Guru juga melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran hari itu menggunakan metode demonstrasi dimana guru mengajarkan kembali contoh pengukuran yang benar agar pada kegiatan berikutnya lebih baik lagi. Guru dan anak kemudian berdo’a sebelum pulang bersama-sama, lalu mengucapkan salam, dan penutup. 5 Kegiatan Siklus I Pertemuan Kelima Siklus I pertemuan klima dilaksankan pada hari Rabu tanggal 3 Agustus 2016. Tema pembelajaran pada hari itu masih Diri Sendiri dengan Sub tema Anggota Tubuh. a Persiapan Kegiatan sebelum masuk proses pembelajaran diawali dengan bernyanyi bersama sebelum masuk kelas dan mengikuti gerakan guru saat bernyanyi. Anak dan guru berdo’a bersama sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan mengucapkan salam. Dilanjutkan guru melakukan apersepsi kegiatan pembelajaran hari ini. Guru mengajak anak bertanya jawab tentang pakaian yang digunakan pada tubuh misalnya kaki memakai sepatu, badan memakai baju dan sebagainya. b. Kegiatan inti Guru menjelaskan terlebih dahulu kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan. Guru mengajak anak belajar di luar kelas karena materi hari ini adalah pengukuran volume air sehingga jika dilakukan di dalam kelas akan membuat kelas basah. Anak –anak dipersilahkan guru untuk keluar secara tertib dan 64 berkumpul di depan kelas kemudian guru melakukan demonstrasi tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh anak hari itu. Guru sudah mempersiapkan alat – alat yang digunakan untuk kegiatan pengukuran volume. Guru memperlihatkan satu persatu alat yang akan digunakan seperti gelas ukur dengan berbagai ukuran 0,5 liter, 1 liter dan 1,5 liter. Kemudian juga ada beberapa botol air mineral ukuran 1,5 liter dan air bersih yang telah disediakan untuk kegiatan pengukuran. Setelah guru mendemonstrasikan alat –alat yang akan digunakan kemudian guru mendemonstrasikan cara pengukuran yang akan di lakukan oleh anak pertama tama dengan mengukur air dalam botol 1,5 liter kemudian dituangkan kedalam gelas ukur dan 1 liter dan 0,5 liter. Setelah itu anak diminta untuk mempraktikkan secara bergantian mengukur volume air dalam botol 1,5 liter menggunakan ukuran gelas ukur 0,5 liter dan 1 liter. Kemudian anak di beri pertanyaan berapa banyak air dalam botol 1,5 liter jika dituangkan dalam gelas ukur. Banyak anak yang mengira kegiatan ini adalah perlombaan karena dilakukan oleh dua anak secara bersamaan dan anak lain yang belum melakukan kegiatan berteriak –teriak mendukung temannya supaya melakukan secara cepat agar menang. Sehingga anak yang sedang melakukan kegiatan menjadi terburu-buru sehingga anak tidak memperhatikan ukuran hanyak sembarangan memasukan air dan banyak air yang tumpah karena kurang hati – hati. Banyak anak lain yang belum mendapat giliran ingin tahu kegiatan yang dilakukan sehingga suasana menjadi ramai karena anak lain selalu mengganggu. 65 Setelah semuanya mendapatkan giliran melakukan kegiatan mengukur ketepatan volume dalam botol. Kegiatan selanjutnya masih dilakukan di luar kelas karena masih menggunakan air. Kegiatan selanjutnya adalah mengukur volume air menggunakan gelas ukur 0,5 liter, 1 liter, dan 1,5 liter. Pertama –tama guru melakukan demonstrasi tentang apa yang akan dilakukan dan alat alat yang akan digunakan kemudian anak memperhatikan langkah- langkah pengukuran yang didemonstrasikan oleh guru. Anak melihat bagaimana cara mengukur air yang berada di gelas ukur 0,5 liter, 1 liter dan 1,5 liter dengan melihat garis –garis ukuran pada gelas ukur. Kemudian anak diberi pertanyaan berapa banyak air dalam gelas A, B dan C. Lalu diberi pertanyaan lebih banyak, lebih sedikit atau sama volume air dalam ketiga gelas tersebut. Kegiatan ini juga dilakukan secara bergantian. Kemudian setelah semua anak mendapatkan giliran anak dipersilahkan untuk masuk ke kelas lagi. c. Kegiatan Akhir Guru melakukan evaluasi dan review tentang kegiatan yang dilakukan pada hari itu. Kemudian guru juga mendemonstrasikan lagi cara yang tepat agar pengukuran volume selanjutnya lebih baik. Guru dan anak kemudian bernyanyi sayonara, dilanjutkan berdo’a sebelum pulang bersama-sama, mengucapkan salam, dan penutup. 6 Kegiatan Siklus I Pertemuan Keenam Siklus I pertemuan keenam dilaksankan pada hari Kamis tanggal 4 Agustus 2016. Tema pembelajaran yaitu Diri sendiri dengan subtema anggota tubuh. 66 a Persiapan Kegiatan setelah baris berbaris anak masuk kelas dengan tertib. Anak dan guru berdo’a bersama sebelum kegiatan . Guru mengajak anak bertanya jawab tentang fungsi anggota tubuh, misalnya tangan untuk apa, kaki untuk apa dan sebagainya. b. Kegiatan inti Guru memulai dengan apersepsi, anak diajak melakukan tanya jawab mengenai berat benda-benda di sekitar anak seperti berat penghapus papan tulis dengan balok kecil. Setelah itu anak diperlihatkan alat ukur dan benda yang akan diukur dalam kegiatan pengukuran seperti timbangan jarum dan timbangan yang dibuat sendiri menggunakan hanger. Kemudian dikenalkan dengan benda –benda di sekitar yang dapat di ukur menggunakan timbangan. Guru mendemonstrasikan cara dan penggunaan timbangan untuk menimbang agar –agar kemasan besar 125gr seberat 1 kg dan kemasan kecil 15gr seberat ½ kg kemudian guru memberikan contoh bagaimana cara menimbang masing masing agar –agar supaya tepat diukurannya. Guru memperlihatkan pada anak cara menimbang dengan memperhatikan jarum timbangan tepat di angka 1 kg dan ½ Kg. Setelah itu anak –anak mencobanya secara bergantian dengan menimbang berat agar-agar pada timbangan jarum. Anak yang sudah selesai mengerjakan tugas diperbolehkan untuk istirahat. Setelah istirahat selesai, dilanjutkan kegiatan mengukur berat penghapus dengan pensil. Guru memberikan contoh cara mengukur berat penghapus dengan pensil. Lalu anak mencoba secara bergantian untuk menimbang pensil dengan penghapus 67 agar berat keduanya seimbang. Ada berapa pensil untuk mencapai berat seimbang dengan penghapus. c. Kegiatan akhir Guru melakukan review bersama anak tentang kegiatan yang telah dilakukan., dilanjutkan berdo’a sebelum pulang bersama-sama, mengucapkan salam, dan penutup.

c. Observasi

Berdasarkan hasil pengamatan, dari Siklus I pertemuan pertama sampai ke enam tentang kemampuan anak memahami konsep pengukuran melalui metode demonstrasi. Dengan menggunakan data dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti dan guru mampu melihat kemampuan masing –masing anak melalui kegiatan yang sudah di rencanakan. Tabel 3. Hasil Pengamatan Kemampuan Pengukuran Pada Siklus I No Kegiatan Panjang Berat Volume 1 Siklus I pertemuan I 49,3 48,6 56,5 2 Sikus I pertemuan II 62,3 64,5 64,5 Pada tabel 3. Dapat dilihat bahwa hasil penelitian tentang kemampuan panjang mengalami peningkatan dimana pada pertemuan pertama persentase rata – rata sebanyak 49,3 kemudian naik menjadi 62,3. Selanjutnya kemampuan berat juga mengalami peningkatan dari 48,6 menjadi 64,5 . Dan yang terakhir kemampuan volume juga meningkat dari 56,5 menjadi 64,5 . Meskipun sudah mengalami peningkat dalam ketiga indikator tersebut tetapi presentasi yang diperoleh belum mencapai target yang ditentukan. 68 Di bawah ini merupakan data kumulatif observasi kemampuan pengukuran panjang, volume dan berat pada pra tindakan dan Siklus I. Gambar 4 Data Perbandingan Observasi Kemampuan Pengukuran Pra Tindakan dan Siklus I Dari data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan Siklus I dari Pra tindakan. kemampuan panjang pada Ppa tindakan sebesar 44,9 meningkat sebesar 10,9 pada Siklus I menjadi 55,8. Dari pelaksanaan Siklus I, terdapat 3 anak yang berada pada kriteria Baik Sekali yaitu MA, IQ, NA. Anak yang berada pada kriteria baik sebanyak 4 anak yaitu FA, SA, ZA, GA. Anak yang berada pada kriteria cukup sebanyak 10 anak yaitu AZ, KA, AT, NO, AN, RI, FI, DE, FE, IR. Dan Anak yang dalam kriteria kurang ada 6 anak yaitu AL, OK, AI, DA, QU, MU. Peningkatan kemampuan pengukuran panjang pada setiap anak tergambar pada grafik berikut: Gambar 5 Data Observasi Kemampuan Pengukuran Panjang Siklus I 44,9 55,8 49,3 56,5 42 60,5 20 40 60 80 Pra Tindakan Siklus I Panjang Berat Volume 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 FA SA AZ KA AL MA AT OK NO ZA AN AI DE IQ NA RI DA QU MU FI FE GA IR Pra Tindakan Siklus I 69 Menurut gambar di atas terdapat 3 anak yang mendapat persentase antara 80 sampai 100 yaitu MA, IQ, NA. Terdapat 16 anak yang berada pada persentase di bawah 60 yaitu AZ, KA, AL, AT, OK, NO, NA, AI,DE, RI, DA, QU, MU, NA, FE, IR. Anak yang berada pada persentase 60 sampai 80 sebanyak 4 anak yaitu FA, SA, ZA, GA. Selanjutnya, melalui data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan Siklus I dari Pra Tindakan untuk kemampuan berat pada Pra Tindakan sebesar 49,3 meningkat sebesar 7,2 pada Siklus I menjadi 56, 5. Dari pelaksanaan Siklus I, terdapat 2 anak yang berada pada kriteria Baik Sekali yaitu SA dan MA. Anak yang berada pada kriteria baik sebanyak 6 anak yaitu FA, KA, DE, IQ, FE, GA. Anak yang berada pada kriteria cukup sebanyak 11 anak yaitu AZ, AL, AT, NO, ZA, AN, NA, RI, MU, FI, IR . Dan Anak yang dalam kriteria kurang ada 4 anak yaitu OK, AI, QU, MU.Peningkatan kemampuan pengukuran berat pada setiap anak tergambar pada grafik berikut: Gambar 6 Data Observasi Kemampuan Pengukuran Berat Siklus I Menurut gambar di atas terdapat 2 anak yang mendapat persentase antara 80 sampai 100 yaitu SA, MA. Terdapat 15 anak yang berada pada persentase 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 FA SA AZ KA AL MA AT OK NO ZA AN AI DE IQ NA RI DA QU MU FI FE GA IR Pra Tindakan Siklus I 70 di bawah 60 yaitu AZ, AL, AT, OK, NO, ZA, AN, AI, NA, RI, DA, QU, MU, FI, IR. Anak yang berada pada persentase 60 sampai 80 sebanyak 6 anak yaitu FA, KA, DE, IQ, FE, GA Kemudian melalui data di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan Siklus I dari Pra Tindakan untuk kemampuan volume pada Pra Tindakan sebesar 42 meningkat sebesar 18,5 pada Siklus I menjadi 60, 5. Dari pelaksanaan Siklus I, terdapat 4 anak yang berada pada kriteria Baik Sekali yaitu AZ, MA, NO, FE. Anak yang berada pada kriteria baik sebanyak 5 anak yaitu FA, AN, AI, NA, FE. Anak yang berada pada kriteria cukup sebanyak 11 anak yaitu SA, KA ,AL, AT, OK, ZA, DE, IQ, RI, FI, IR. Dan Anak yang dalam kriteria kurang ada 3 anak yaitu DA, QU, MU. Peningkatan kemampuan pengukuran volume pada setiap anak tergambar pada grafik berikut: Gambar 7 Data Observasi Kemampuan Pengukuran Volume Siklus I Menurut gambar di atas terdapat 4 anak yang mendapat persentase antara 80 sampai 100 yaitu AZ, MA, NO, GA. Terdapat 14 anak yang berada pada persentase di bawah 60 yaitu SA, KA, AL, AT, OK, ZA, DE, IQ, RI, DA, QU, 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 FA SA AZ KA AL MA AT OK NO ZA AN AI DE IQ NA RI DA QU MU FI FE GA IR Pra Tindakan Siklus I 71 MU, FI, IR. Anak yang berada pada persentase 60 sampai 80 sebanyak 5 anak yaitu FA, AN, AI, NA, FE.

d. Refleksi Siklus I

Pada tahap refleksi ini peneliti dan guru membandingkan Pra Tindakan dan Siklus I untuk mengetahui peningkatan yang terjadi, serta mencari kendala- kendala yang menghambat peningkatan kemampuan pengukuran pada kelompok B TKIT AR-Rahmaan. Dilihat dari pembahasan hasil tindakan Siklus I, maka diperlukan adanya perbaikan pada Siklus berikutnya. Sehingga guru bersama peneliti melakukan diskusi tentang kendala-kendala apa yang terjadi di Siklus I, hal-hal yang akan diperbaiki pada Siklus berikutnya dan menyusun cara yang akan digunakan untuk memperbaiki di Siklus berikutnya. Kemudian dilihat berdasarkan analisis Siklus I, diketahui bahwa kendala – kendala umum yang terjadi seperti berikut : a. Kegiatan yang dilakukan kurang efektif, karena banyak anak lain yang mengganggu konsentrasi anak yang sedang melakukan kegiatan pengukuran b. Kurangnya waktu dalam pelaksanaan tindakan terutama saat kegiatan pengukuran dilakukan, karena anak harus antri dan sebagian anak membutuhkan bantuan dalam kegiatannya. c. Guru dalam mendemonstrasikan cara, langkah serta pemakaian alat kurang didengar dan dipahami oleh anak karena banyak anak yang kurang memperhatikan tetapi guru tetap menjelaskan. 72 Selain kendala-kendala umum yang harus di perbaiki, ada beberapa kendala khusus sesuai indikator seperti berikut ini : a. Pengukuran panjang Pengukuran panjang menggunakan jengkal masih membingungkan anak, karena anak belum bisa memperkirakan berapa ukuran yang telah dilakukan anak. Sehingga perlu adanya bantuan alat untuk menjelaskan dan membantu cara mengukur panjang agar lebih tepat dan lebih mudah di pahami oleh anak. b. Pengukuran berat Beberapa anak tidak begitu memperhatikan jarum timbangan sehingga dalam pengukurannya masih banyak yang kurang tepat dan sebagian anak belum bisa memperkirakan sudah tepat di ukuran, lebih atau kurang. Kemudian untuk pengukuran berat menggunakan timbangan buatan, anak juga belum mengetahui konsep bahwa timbangan yang turun memiliki berat lebih. c. Pengukuran volume Dalam pengukuran volume sebagian besar anak mengira bahwa kegiatan ini adalah suatu perlombaan sehingga anak melakukannya secara cepat tanpa berhati – hati dan banyak air yang tumpah sehingga ukuran akhir tidak tepat. Kemudian untuk mengukur volume air dalam gelas ukur anak masih bingung karena warna air pada gelas terlihat sama dengan garis-garis pada gelas ukur. sehingga anak sulit dalam menentukan ukurannya. Dengan adanya beberapa kendala di Siklus I, maka peneliti dan guru kelas melakukan diskusi. Melalui berbagai pertimbangan maka pada Siklus II ini kegiatan pengukuran dilakukan secara bertahap dan dilakukan bergantian dengan 73 cara dua anak mengikuti kegiatan pengukuran. Anak lain yang belum mendapatkan kesempatan melakukan kegiatan pengukuran diberi tugas lain agar tetap duduk di dalam kelas. Kemudian juga guru mendemonstrasikan cara, langkah dan penjelasan penggunaan alat ukur dengan jelas di depan anak. Guru juga bisa mengkondisikan anak agar tenang dan memperhatikan. Guru juga menggambarkan di papan tulis tentang cara dan langkah yang akan dilakukan. Sehingga metode demonstrasi yang diberikan oleh guru diharapkan lebih bisa dipahami oleh setiap anak. Kemudian tambahan khusus untuk setiap indikator misalnya, Untuk ketepatan pengukuran panjang diberikan alat bantu berupa pastel agar anak bisa menandai ukuran yang telah dilakukan, kemudian untuk mengukur panjang menggunakan tali diberikan bantuan penggaris buatan agar anak dapat mengukur panjang tali dengan ukuran yang ditentukan. Untuk ketepatan pengukuran berat diberikan bantuan tanda anak panah diukuran tepat 1 kg dan ½ kg agar anak dapat memperhatikan jarum secara tepat. Kemudian untuk pengukuran menggunakan timbangan buatan guru juga memberikan penjelasan tentang berat yang sama, lebih berat dan lebih ringan. Dan untuk ketepatan volume diberikan bantuan dengan menuangkan pewarna makanan pada masing-masing air yang berbeda, agar anak dapat lebih mudah melihat ukuran pada gelas ukur. Dengan melihat hasil yang diperoleh dari keenam pertemuan pada Siklus I, terlihat terjadi peningkatan pada kegiatan pengukuran, baik pengukuran panjang, pengukuran berat, dan pengukuran volume. Namun hasil yang diperoleh dalam Siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan, sehingga 74 memerlukan tindakan selanjutnya. Maka peneliti dan guru perlu melaksanakan tindakan Siklus II.

5. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN IKAN PADA KELOMPOK A DI TKIT Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Melalui Permainan Ikan Pada Kelompok A Di TKIT Azzahra Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 14

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KERJASAMA MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA ANAK KELOMPOK A TKIT AZ - ZAHRA Pengembangan Kemampuan Kerjasama Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok A TKIT Az - Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 1 15

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KERJA SAMA MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA ANAK KELOMPOK Pengembangan Kemampuan Kerjasama Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak Kelompok A TKIT Az - Zahra Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 2 12

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE BERMAIN BALOK PADA KELAS B1 KELOMPOK Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Bermain Balok Pada Kelas B1 Kelompok Bermain Bina Putra Husada Kemudo Prambanan Klaten Tahun 2012-2

0 2 12

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA BAGI ANAK KELOMPOK B1 PADA Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Sosiodrama Bagi Anak Kelompok B1 Pada Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Pulosari I Kebakkramat Tahun

0 0 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK MELALUI METODE SOSIODRAMA BAGI ANAK KELOMPOK B1 PADA Peningkatan Kemampuan Bahasa Anak Melalui Metode Sosiodrama Bagi Anak Kelompok B1 Pada Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Pulosari I Kebakkramat Tahun

0 1 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK KELOMPOK A Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Kelompok A Di Tk Aba Karangmalang Masaran Sragen Tahun 2012.

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 – 10 MELALUI PERMAINAN SUNDA MANDA PADA KELOMPOK A TKIT AR-RAHMAAN I PRAMBANAN SLEMAN YOGYAKARTA.

0 23 129

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL KUCING-KUCINGAN PADA ANAK KELOMPOK B DI TKIT AR-RAIHAN.

14 396 146

Peningkatan Kemampuan Anak Mengucapkan Sajak Melalui Metode Demonstrasi Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bambalemo | Hassana | Bungamputi 3293 10224 1 PB

0 0 10