54 4
Untuk mendukung gerakan teknologi hijau, sekarang telah diproduksi laptop yang dikemas dengan bahan bambu.
bambu merupakan bahan yang sangat ramah lingkungan. 5
Model-model pencetaka atau printer yang ditawarkan produsen saat ini, memungkinkan, menyalin atau men-scan
dua sisi kertas sekaligus secara otomatis, atau menge-scan sekaligus mencetak kertas bersamaan, sehingga tidak
membuang waktu, bisa jadi pilihan. 6
Saat perusahaan hendak memakai atau membuat suatu produk, harus memikirkan Green IT Teknologi hijau.
Green IT harus memenuhi tiga komponen yaitu: 1
Didesain sebagai produk ekologi. Artinya, produknya harus ramah lingkungan: berapa sumber daya yang
digunakan, berbahayakahmaterial yang digunakan, apakah produknya tidak berisik.
2 Penggunaannya: apakah si pemakai mempunyai
perhatian dengan penghematan energi. Misalnya, mau memakai warna hitam saja daripada warna-warni layar
komputer. 7
Produk harus dapat di daur ulang. 8
Menggunakan baterai isi ulang. 9
Menggunakan kalkulator tenaga surya.
55 10
Memanfaatkan kertas bekas. Sebagai contoh kertas yang sudah dipakaidi satu sisi, jika sisi berikutnya masih kosong,
dapat dimanfaatkan untuk menulis sesuatu yang sifatnya tidak formal. Kertas pembungkus rokok pun dapat dijadikan
tempat untuk menulis mencatat sesuatu. 11
Menempatkan AC dan lemari es jauh atau tidak terkena sinar matahari secara langsung. AC dan lemari es yang
dekat dengan sinar matahai menyebabkan kerja barang elektronik menjadi berat dan memboroskan listrik.
12 Jika sinar matahari cukup berlimpah maka tidak usah
menyalakan lampu, atau buatlah ruangan yang beratapkan materi yang tembus cahaya matahari. Desain ruangan harus
memerhatikan situasi yang ramah lingkungan. Penerapan konsep lingkungan hidup, baik dirumah,
disekolah, maupun di masyarakat, tentunya mempunyai suatu pendekatan Tintin, 2012:36. Pendekatan dengan konsep “Sadar
lingkungan“ darling dapat dilakukan dengan cara : 1.
Buatlah sekecil apapun untuk lingkungan, namun berkesinambungan.
2. Biasakanlah untu melakukan penghematan: hemat bahan bakar
dan hemat pemakaian.
56 3.
Lakukan peningkatan konsep 5K6K7K Keindahan, kebersihan, kesehatan, ketertiban, keamanan, kekeluargaan, dan
kerindangan. 4.
Tegakkan keselamatan kerja. 5.
Gunakan prinsip-prinsip 4R : Reduce Mengurangi, Reuse Menggunakan kembali,Recycle Mendaur ulang, Replant
Penanaman kembali. 6.
Lakukan pengelolaan lingkungan. 7.
Cintailah Keragaman hayati yang ada di masing-masing daerah.
B. Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa hasil penelitian terkait dengan pembelajaran kooperatif sebagai gambaran dalam meningkatkan kompetensi belajar siswa:
1. Bunthas Permana Sakti 2012, “Penerapan Model Card Sort Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar dan Kreativitas Siswa pada Pembelajaran IPS di SMK Negeri 3 Gedangsari Gunungkidul”. Penelitian ini
berlangsung selama 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 3 Gedangsari tahun ajaran 20112012 yang berjumlah 32
siswa. Teknik pengambilan data melalui lembar observasi motivasi belajar dan kreativitas siswa, angket respon siswa, catatan lapangan, wawancara,
dan dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi. Penelitian ini menggunakan analisis
datakuantitatif dan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar dan kreativitas siswa setelah dilakukan penerapan
57 model pembelajaran Card Sort menunjukkan bahwa rata-rata seluruh
indikator baik dari aspek motivasi belajar maupun kreativitas siswa mengalami peningkatan. Motivasi belajar pada pra tindakan sebesar 47
meningkat menjadi 81 pada siklus 1 dan meningkat menjadi 91 pada siklus 2 dengan hasil angket pada pra tindakan sebesar 67, siklus 1
sebesar 76 dan menjadi 80 pada siklus 2. Pada aspek kreativitas siswa pada siklus 1 sebesar 66 dan meningkat menjadi 73 pada siklus 2. Dari
hasil angket respon siswa, kreativitas siswa pada pra tindakan yaitu sebesar 51, pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 62, dan
pada siklus 2 meningkat menjadi 67. 2.
Fadeh 2009, “Aplikasi Metode Card Sort dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Bidang Studi Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah
An-Nur Bululawang”. Di sini pendidik lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan menjelaskan materi yang perlu dibahas atau materi yang
belum dimengerti siswa setelah presentasi selesai. Motivasi belajar siswa kelas VII-C, VII-D dan VII-E meningkat setelah diterapkannya metode
card sort bidang studi Al-Qur’an Hadits di MTs An-Nur Bululawang, karena dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Card
Sort terdapat beberapa unsur, diantaranya: Pertama pengalaman; dengan
metode ini peserta didik mendapatkan pengalaman langsung dengan mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya mendengarkan. Kedua,
Interaksi dan diskusi dapat melatih siswa dalam berinteraksi dengan orang lain serta berani mengemukakan argumen-argumennya. Ketiga,
58 komunikasi; siswa dapat mengungkapkan pikirannya baik secara lisan
ataupun tulisan akan memantapkan pemahaman siswa tentang apa yang dipelajari. Keempat, refleksi; dengan adanya interaksi dan komunikasi
siswa dapat melakukan refleksi. Kelima, Daya ingat; dengan lebih banyak melibatkan siswa dalam kegiatan belajar dan lebih banyak menggunakan
indera yang dimiliki akan menambah daya ingat siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas dan
hasil belajar kognitif siswa dapat meningkat setelah diberi tindakan. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa terbukti mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas siswa yang menonjol pada aspek bertanya pada guru dengan peningkatan jumlah dari
5 siswa pada siklus I menjadi 22 siswa pada siklus II. Sedangkan pada hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat nilai gain antara siklus I dan
siklus II mengalami peningkatan dari 0,28 menjadi 0,53 hasil uji t yang menunjukkan signifikan.
Dengan adanya penelitian yang relevan ini menunjukkan sudah ada penelitian yang menggunakan model pembelajaran Card Sort yang sudah
terbukti dapat meningkatkan kompetensi belajar siswa. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan menerapkan model pembelajaran Card Sort dalam
mata pelajaran K3LH untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa.
C. Kerangka Berfikir
Penguasaan kompetensi siswa pada mata pelajaran K3LH masih kurang. Hal tersebut terlihat dari survey yang dilakukan oleh peneliti di SMK