6. Tata wajah Tipografi Menurut Suharianto 1980:15 menjelaskan tipografi sering juga
disebut ukiran bentuk, yaitu cara menuliskan sebuah puisi atau sanjak. Masih menurut Suharianto 1981: 37 tipografi disebut juga ukiran bentuk, ialah
susunan baris-baris atau bait-bait suatu puisi-puisi. Termasuk ke dalam tipografi ialah penggunaan huruf-huruf untuk menulis kata-kata suatu puisi.
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodisitet yang disebut
paragraf namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari halaman yang memuat puisi belum tentu terpenuhi tulisan, hal itu tidak berlaku bagi tulisan
yang berbentuk prosa. Ciri yang demikian menunjukkan eksistensi sebuah puisi Waluyo 1991: 97.
Menurut Jabrohim dkk.2003:54 tipografi merupakan pembeda yang paling awal dapat dilihat dalam membedakan puisi dengan prosa fiksi dan
drama. Karena itu ia merupakan pembeda yang sangat penting.
2.2.2.3.2 Struktur Batin Puisi
Richard dalam Waluyo 1991: 106 menyatakan bahwa struktur batin puisi adalah apa yang hendak dikemukakan dengan perasaan dan suasana jiwanya.
Menyebutkan makna atau struktur batin itu dengan istilah hakikat puisi. Ada empat unsur hakikat puisi, yakni tema sense, perasaan penyair feeling, nada
atau sikap terhadap pembaca tone, dan amanat intention. a. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan begitu kuat mendesak dalam
jiwa penyair, sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan
yang kuat itu merupakan hubungan antara penyair dengan Tuhan, maka puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau
kemanusiaan, maka puisi bertema kemanusiaan. Jika yang kuat adalah dorongan untuk memprotes ketidakadilan, maka tema adalah protes atau kritik sosial
Waluyo 1991: 106-107. Menurut Jabrohim dkk.2003:65 tema adalah sesuatu yang menjadi
pikiran pengarang. Sesuatu yang menjadi pikiran tersebut dasar bagi puisi yang dicipta oleh penyair. Sesuatu yang dipikirkan itu dapat bermacam-macam,
meliputi berbagai macam permasalahan hidup. b. Perasaan
Perasaan adalah sikap penyair dalam menghadapi objek tertentu. Misalnya sikap simpati dan antipati, senang dan tidak senang, rasa benci, rindu, dan
sebagainya. Misalnya tema Ketuhanan yang kita dapati dalam sajak ”Doa” karya Chairil Anwar dan ”PadaMu Jua” karya Amir Hamzah menghasilkan perasaan
yang berbeda. Rasa Ketuhanan dalam ”Doa” penuh perasaan dan kekhusyukan. Rasa Ketuhanan dalan ”PadaMu Jua” penuh rasa keraguan, penasaran, dan
kekecewaan Waluyo 1991:121. Jabrohim dkk. 2003:66 perasaan penyair ikut terekspresikan dalam puisi.
Oleh karena itu, sebuah tema yang sama akan menghasilkan puisi yang berbeda jika suasana perasaan penyair yang mencipta puisi itu berbeda.
c. Nada dan Suasana Waluyo 1991:125 mengatakan sikap penyair kepada pembaca disebut
nada puisi. Keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca disebut suasana. Contoh, nada duka
yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca, nada religius dapat menimbulkan suasana khusyuk.
Menurut Jabrohim dkk. 2003:66 nada adalah sikap penyair terhadap pembaca. Dalam menulis puisi, penyair bisa jadi bersikap menggurui, menasihati,
mengejek, menyindir, atau bisa jadi pula ia bersikap lugas, hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Bahkan ada pula penyair yang hanya bersikap main-
main saja seperti banyak dijumpai pada puisi mbeling. Masih menurut Jabrohim dkk. 2003:66 suasana adalah keadaan jiwa
pembaca setelah membaca puisi. Ini berarti sebuah puisi akan membawa akibat psikologis pada pembacanya. Akibat psikologis ini terjadi karena nada yang di
tuangkan penyair dalam puisi. d. Amanat
Menurut Waluyo 1991:130-131 amanat atau tujuan adalah hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat dibalik kata-kata
yang disusun, dan juga dibalik tema yang diungkapkan. Amanat berhubungan dengan makna karya sastra meaning dan significance.
Menurut Jabrohim dkk. 2003:67 amanat berkaitan dengan makna karya sastra. Arti puisi bersifat lugas, objektif, dan khusus. Makna puisi bersifat kias,
subjektif, dan umum. Makna berhubungan dengan individu, konsep seseorang, dan situasi, tempat penyair mengimajinasikan puisinya.
2.2.2.4 Proses Penulisan Puisi