Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik 3M

jauh beda dengan konsep pemodelan dan kontruksivisme dalam pendekatan kontekstual. Menambahi merupakan wahana bagi siswa untuk memberikan warna khas terhadap tulisannya sehingga berbeda dengan objek tiruannya. Artinya, bila dalam objek tiruan ada unsur-unsur puisi yang belum lengkap, siswa menambahi sehingga menjadi lebih lengkap unsur-unsur puisinya.

2.2.4 Pembelajaran Menulis Puisi dengan Teknik 3M

Pembelajaran menulis termasuk menulis puisi bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Selain itu tidak hanya mampu memahami informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung melainkan juga yang disampaikan secara terselubung atau tidak langsung Depdiknas 2002:6. Pembelajaran menurut Darsono dalam Khasanah 2005:33 adalah suatu pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Menulis puisi adalah melahirkan pikiran dan perasaan secara ekspresif dan apresiatif dengan proses untuk menghasilkan suatu yang baru melalui puisi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi adalah suatu proses untuk mengubah tingkah laku siswa menjadi baik. Perubahan tingkah laku tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan materi penulisan puisi, serta kemampuan untuk melahirkan pikiran dan perasaan secara ekspresif dan apresiatif melalui puisi, selain itu siswa menjadi peduli terhadap lingkungan dan masalah sosial sekitarnya. Pembelajaran menulis puisi dengan teknik 3M meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1. Kegiatan pendahuluan Pada kegiatan pendahuluan siswa berinteraksi dengan guru memperbincangkan pengalamannya tentang puisi baik dalam konteks mendengarkan, membaca, atau menulis puisi. Guru memberi contoh orang yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara menulis puisi. Melalui interaksi yang hangat, siswa akan merasakan betapa penting dan bermanfaatnya penguasaan kompetensi menulis puisi. 2. Kegiatan inti a. Kegiatan pertama Secara kelompok siswa mengamati contoh-contoh puisi yang disediakan guru. Masing-masing kelompok mengamati puisi. Pada kegiatan ini siswa mendiskusikan unsur-unsur puisi tersebut. Kemudian masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusinya. Dari kegiatan ini, dengan bantuan guru siswa menemukan unsur-unsur puisi dan berbagai variasi pola penulisannya. Bila terjadi dari hasil pengamatan dan temuan siswa ternyata unsur-unsur puisi yang ada belum lengkap, guru melengkapi dengan memberikan tambahan penjelasan. b. Kegiatan kedua Siswa berimajinasi tentang peristiwa yang pernah dialami. Kemudian menuliskan hasil imajinasinya dengan meniru salah satu dari contoh puisi yang dijadikan model. Hasil yang diharapkan dari kegiatan kedua ini, siswa dapat menulis puisi dengan pola penulisan yang baik. c. Kegiatan ketiga Puisi yang dihasilkan pada kegiatan kedua dicermati ulang. Masing-masing siswa diberi waktu untuk memperbaiki tulisannya dan menambahi hal-hal yang perlu sehingga puisi yang dihasilkan menjadi lebih baik. 3. Kegiatan penutup Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pengalaman belajarnya berupa kemudahan-kemudahan dan kesulitan-kesulitan yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Apapun yang disampaikan siswa dijadikan bahan refleksi agar pembelajaran berikutnya lebih baik. Pada akhir kegiatan siswa diberi tugas untuk menulis puisi tanpa menggunakan model.

2.3 Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis puisi pada siswa Kelas VIII A SMP Islam Ungaran masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan menulis itu wajar karena dalam siswa menerima pelajaran bukan hanya bidang ilmu pengetahuan umum, terfokus pada umumnya saja namun juga agamanya. Di samping itu pembelajaran sastra sedikit diajarkan dengan alasan bahwa dalam ujian akhir nanti tidak ada pertanyaan yang bersangkutan dengan sastra, meskipun terdapat soal sastra masih bersifat umum sehingga dalam hal aplikasi kurang.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25