Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS

contoh puisi yang dijadikan model. Hasil yang diharapkan dari kegiatan kedua ini, siswa dapat menulis puisi dengan pola penulisan yang baik. c. Kegiatan ketiga Puisi yang dihasilkan pada kegiatan kedua dicermati ulang. Masing-masing siswa diberi waktu untuk memperbaiki tulisannya dan menambahi hal-hal yang perlu sehingga puisi yang dihasilkan menjadi lebih baik. 3. Kegiatan penutup Siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan pengalaman belajarnya berupa kemudahan-kemudahan dan kesulitan-kesulitan yang dialami selama pembelajaran berlangsung. Apapun yang disampaikan siswa dijadikan bahan refleksi agar pembelajaran berikutnya lebih baik. Pada akhir kegiatan siswa diberi tugas untuk menulis puisi tanpa menggunakan model.

2.3 Kerangka Berpikir

Keterampilan menulis puisi pada siswa Kelas VIII A SMP Islam Ungaran masih sangat rendah. Rendahnya kemampuan menulis itu wajar karena dalam siswa menerima pelajaran bukan hanya bidang ilmu pengetahuan umum, terfokus pada umumnya saja namun juga agamanya. Di samping itu pembelajaran sastra sedikit diajarkan dengan alasan bahwa dalam ujian akhir nanti tidak ada pertanyaan yang bersangkutan dengan sastra, meskipun terdapat soal sastra masih bersifat umum sehingga dalam hal aplikasi kurang. Apresiasi sebagai sebuah istilah dalam bidang sastra dan seni pada umumnya sebenarnya lebih mengacu pada aktivitas, memahami, menginterprestasi, menilai dan pada akhirnya memproduksi. Dalam pembelajaran menulis puisi pada umumnya menggunakan teknik yang monoton sehingga puisi yang dihasilkan pun tidak begitu menarik karena dangkalnya makna yang terkandung. Materi menulis puisi yang diperoleh di kelas sangat terbatas dan bersifat teoristis, sedangkan yang dibutuhkan siswa adalah bersifat praktis, siswa perlu mempraktekan secara langsung. Kendala itu menyebabkan pengajaran menulis puisi di kelas VIII A SMP Islam Ungaran belum mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan. Selain itu menulis puisi yang dihasilkan siswa tidak menarik dan tidak bermakna. Untuk mengatasi masalah itu penulis menggunakan teknik 3M. Dengan menggunakan teknik 3M, siswa akan mudah memperoleh imajinasi dan ide. Teknik 3M ini adalah suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan, serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Penulis berkeyakinan bahwa penerapan teknik 3M dapat mempermudah siswa untuk menguasai kompetensi menulis puisi. Kemauan guru lah di sini yang menjadi kuncinya. Pelaksanaan pembelajaran menulis puisi tidak akan berhasil bila hanya dilakukan sekali saja. Menulis puisi hanya akan berhasil bila dilakukan melalui banyak latihan dan praktik. Oleh karena itu, melihat masih rendahnya kemampuan menulis puisi pada siswa kelas VIII A SMP Islam Ungaran, peneliti merancang pembelajaran ke dalam beberapa tahapan yang berkesinambungan. Tahap pertama adalah tahap mengamati puisi. Pada tahap ini, siswa diberi beberapa model puisi. Siswa secara berkelompok mencatat unsur-unsur puisi serta teknik penulisan puisi yang ada dalam model. Kegiatan pengamatan model ini diharapkan dapat memberikan gambaran pada siswa tentang bagaimana cara menulis puisi yang baik. Tahap kedua adalah meniru. Pada tahap ini, siswa melakukan praktik menulis puisi dengan berpegangan pada hasil amatan model puisi. Siswa secara individu menuliskan puisi berdasarkan imajinasinya yang pernah dialaminya. Perlu ditekankan bahwa tahap meniru dalam pembelajaran ini bukan berarti menjiplak. Siswa hanya meniru bagaimana cara menuliskan dan mengembangkan unsur-unsur puisi sehingga membentuk satu kesatuan puisi yang baik. Puisi yang baik adalah puisi yang memperhatikan cara penulisan puisi. Tahap terakhir dalam pembelajaran menggunakan teknik 3M adalah menambahi. Pada tahap ini siswa melakukan koreksi terhadap hasil tulisan mereka. Siswa dapat mengurangi bahkan menambahi puisi yang ditulis jika dalam menulis tadi kurang puas. Kegiatan menambahi atau mengurangi ini dimaksudkan untuk memperbaiki hasil menulis puisi siswa. Kegiatan menulis puisi yang diajarkan dengan teknik pembelajaran yang tepat akan meningkatkan hasil belajar siswa.

2.4 Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS OF GRAMMATICAL ERRORS IN WRITING DESCRIPTIVE PARAGRAPH MADE BY THE SECOND YEAR STUDENTS OF SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

44 306 18

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25