Tingkat Aspirasi yang Hendak Dicapai dengan Kegiatan yang Dilakukan

tidak ada peningkatan dari pengorbanan mereka untuk mencapai tujuan, baik setelah ada PUAP maupun sebelum ada PUAP. Hasil penilaian responden atas pengorbanan untuk mencapai tujuan dapat dilihat pada tabel 24. Tabel 24. Penilaian Responden Terhadap Pengorbanan untuk Mencapai Tujuan Kategori Penilaian Tanggapan Responden Orang Persentase Meningkat 24 80 Tetap tidak meningkat 6 20 Menurun Total 30 100 Sumber: Data primer 2011, diolah

5.3.5. Tingkat Aspirasi yang Hendak Dicapai dengan Kegiatan yang Dilakukan

Tingkat aspirasi adalah harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang, yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Dari hasil wawancara, 100 petani responden menyatakan bahwa tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang mereka lakukan semakin meningkat setelah adanya bantuan PUAP. Para responden menilai adanya bantuan PUAP membuat mereka semakin mempunyai harapan untuk dapat meningkatkan produktivitas mereka dari sebelumnya. Hasil penilaian responden atas tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 25. Tabel 25. Penilaian Responden Terhadap Tingkat Aspirasi yang Hendak Dicapai dengan Kegiatan yang Dilakukan Kategori Penilaian Tanggapan Responden Orang Persentase Meningkat 30 100 Tetap tidak meningkat Menurun Total 30 100 Sumber: Data primer 2011, diolah Universitas Sumatera Utara Berdasarkan penilaian dan tanggapan responden terhadap semua tolok ukur di atas, dapat disusun skor penilaian dan tanggapan untuk menentukan motivasi petani BLM-PUAP di Gapoktan Namora, Desa Kota Datar, tergolong termotivasi atau tidak termotivasi. Hasil penilaian responden terhadap tolok ukur motivasi petani dalam mengembangkan usahanya setelah menerima BLM PUAP dapat dilihat pada tabel 26. Tabel 26. Hasil Perhitungan Skor Penilaian Responden Terhadap motivasi petani setelah menerima BLM PUAP No. Tolok Ukur Efektivitas Total Skor Efektivitas Skor Maksimum Persentase 1 Durasi Kegiatan 85 90 94,4 2 Frekuensi Kegiatan 85 90 94,4 3 Ketabahan, Keuletan dan Kemampuan dalam Mengahadapi Rintangan dan Kesulitan 90 90 100 4 Pengorbanan untuk Mencapai Tujuan 90 90 100 5 Tingkat Aspirasi yang Hendak Dicapai dengan Kegiatan yang Dilakukan 84 90 93,3 Total 434 450 Kategori Efektif EFEKTIF Sumber: Data primer 2011, diolah Berdasarkan Tabel 26 dapat dijelaskan bahwa hasil perhitungan semua skor tolok ukur diperoleh skor sebesar 434 dari total skor maksimum sebesar 450. Angka ini menunjukkan bahwa motivasi petani setelah menerima BLM PUAP dinilai termasuk kategori motivasi tinggi. Penilaian motivasi didasarkan selang kriteria yang telah dibahas pada BAB III, dimana tergolong motivasi tinggi jika total skor berada pada selang 351-450, motivasi sedang cukup termotivasi berada pada selang 251-350 dan motivasi rendah tidak termotivasi apabila skor total berada pada selang 150-250. Tolok ukur motivasi petani, yang berkontribusi besar dinilai dari total skor antara lain: ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan Universitas Sumatera Utara kesulitan dan pengorbanan untuk mencapai tujuan . Sementara itu tolok ukur yang mendapat penilaian kurang baik dari para responden adalah tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan . Hal tersebut dapat dilihat dari total skor atau persentase yang cukup rendah dibanding tolok ukur lainnya. 5.4. Perbedaan Pendapatan Petani Setelah Mendapat Dana BLM PUAP Dengan Sebelum Mendapat Dana BLM PUAP 5.4.1. Pemanfaatan Dana BLM-PUAP Suatu program akan menjadi sarana yang baik apabila dilakukan dengan tepat, baik tepat waktu, tepat sasaran, tepat perencanaan maupun tepat prosedur. Hal tersebut senada dengan program PUAP sendiri yang mengedepankan pelaksanaan yang efektif. Efektif dalam arti diberikan pada orang yang tepat, dalam jumlah yang tepat dan pemanfaatannya pun tepat. Apabila pemberian dana tersebut tidak tepat pada sasarannya maka akan berdampak negatif bagi keberlanjutan program tersebut. Selain dinilai dari ketepatan dalam sasaran, pelaksanaan program PUAP juga dinilai dari ketepatan pemanfaatan dana tersebut. Anggota Gapoktan memperoleh pinjaman PUAP dalam jumlah yang relatif sama dengan yang diajukan dalam RUK atau RUA. Selanjutnya pemanfaatan pinjaman tersebut sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing anggota selaku peminjam. Berdasarkan pengamatan, para petani yang memperoleh pinjaman sebagian besar memanfaatkan dana tersebut untuk menambah modal usahataninya. Sekitar 100 responden menyatakan dana pinjaman sepenuhnya digunakan untuk menambah modal usaha seperti membeli pupuk, obat-obatan dan biaya transportasi. Universitas Sumatera Utara Menurut para responden yang telah diwawancara, dengan adanya BLM PUAP mempermudah kami untuk membeli sarana produksi saprodi agar ketepatan waktu dalam memberikan pupuk, obat-obatan dan sebagainya dapat terlaksana dengan baik sehingga hasil akhir yang diperoleh meningkat baik kualitas maupun kuantitas produksi tersebut. Peningkatan hasil produksi tentunya mendatangkan keuntungan bagi para petani, misalnya pendapatan mereka dapat meningkat sehingga pada akhirnya kesejahteraan mereka pun diharapkan dapat meningkat.

5.4.2. Pendapatan Anggota Gapoktan Sebelum dan Setelah PUAP