Metode Pengumpulan Data Metode Analisa Data Identifikasi Masalah 1

Tabel 2. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Di Desa Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang No. Usaha Produktif Priode Jumlah Orang Penentuan Sampel 1. Tanaman pangan Periode I 30 15 2. Hortikultura 20 10 3. Perkebunan 2 1 4. Tanaman pangan Periode II 2 1 5. Hortikultura 4 2 6. Peternakan 3 1 Jumlah 61 30 Sumber : Data Gapoktan Namora 2010-2011, diolah

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah terdiri dari data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan hasil pengumpulan data secara langsung kepada petani dengan menggunakan alat bantu kuisioner. Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari buku, literatur, dan lembaga atau instansi yang terkait dengan penelitian ini.

3.4. Metode Analisa Data Identifikasi Masalah 1

, Bagaimana proses penyaluran dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan PUAP? Dianalisis secara deskriptif dengan cara menjelaskan proses-proses yang dilakukan dalam pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP. Data-data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus Gapoktan dan data-data sekunder didapat dari pihak yang bersangkutan. Identifikasi Masalah 2 , Bagaimana kinerja organisasi Gapoktan dalam menyalurkan BLM-PUAP? Dianalisis secara deskriptif. Kinerja Gapoktan PUAP Universitas Sumatera Utara dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengelola dan menyalurkan dana PUAP secara efektif berdasarkan kriteria penilaian baik dilihat dari pihak Gapoktan sendiri maupun dilihat dari pengguna dana PUAP, dalam hal ini adalah petani. Efektivitas penyaluran dana PUAP dari pihak Gapoktan dapat dilihat dari beberapa tolok ukur, antara lain : 1 target dan realisasi pinjaman; 2 jangkauan pinjaman; 3 frekuensi pinjaman; 4 persentase tunggakan; dan 5 pembentukan LKM-A Lembaga Keuangan Mikro-Agribisnis. Pengolahan data dilakukan secara kualitatif. Data-data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus Gapoktan dan data-data sekunder didapat dari pihak yang bersangkutan. Efektivitas penyaluran dana PUAP berdasarkan tanggapan dari pengguna petani dana PUAP dapat dianalisis menggunakan sistem pemberian skor penilaian keefektivan yang kemudian diuraikan secara deskriptif. Penentuan skor tersebut akan menggunakan skala Likert jenjang tiga. Pengukurannya dilakukan dengan menghadapkan seorang responden pada beberapa pernyataan, yaitu: 1 persyaratan awal; 2 prosedur; 3 realisasi pinjaman; 4 biaya administrasi; 5 tingkat bunga; 6 pelayanan; dan 7 jarak atau lokasi, kemudian responden tersebut diminta untuk memberikan tanggapan yang mempunyai skor 1- 3, yaitu: tiga 3 untuk jawaban yang paling mendukung seperti: Mudah; Cepat; Murah; Rendah; Baik; dan Dekat; dua 2 untuk jawaban Sedang; dan satu 1 untuk jawaban yang tidak mendukung seperti: Sulit; Lama; Mahal; Tinggi; Buruk; dan Jauh. Nilai skor yang diperoleh adalah antara 210-630. Nilai skor 210 didapat dari hasil pengalian skor terendah 1 dengan jumlah parameter yang digunakan yaitu tujuh dan dengan jumlah responden yang telah ditentukan 30 responden, Universitas Sumatera Utara atau dapat ditulis 1x 7 x 30 = 210. Sedangkan nilai skor 630 diperoleh dari hasil pengalian skor tertinggi 3 dengan jumlah parameter yang digunakan 7 dan dengan jumlah responden 30 atau dapat ditulis dengan 3 x 7 x 30 = 630. Berdasarkan perolehan skor dari responden, selanjutnya ditentukan rentang skala atau selang untuk menentukan efektivitas penyaluran dana PUAP. Selang diperoleh dari selisih total skor tertinggi yang mungkin dengan total skor minimal yang mungkin dibagi jumlah kategori jawaban Umar, 2005. Selang kategori Jumlah Minimal Nilai Maksimal Nilai − = Sehingga dapat ditulis dengan: Selang = 3 210 630 − = 140 Berdasarkan perolehan nilai selang, selanjutnya ditentukan skor efektivitas penyaluran dana PUAP dengan cara membagi tiga skor diantara total nilai minimal sampai total nilai maksimal hingga diperoleh tiga selang efektivitas. Nilai 140 merupakan selang untuk setiap tingkat penilaian. Dari nilai selang tersebut, dapat ditentukan rentang skala tiap kategori penilaian. Penilaian tanggapan responden terhadap penyaluran dana PUAP akan dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu efektif, cukup efektif, dan tidak efektif. Skala rentang penilaian yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skala Skor Penilaian Efektivitas Kategori Penilaian Rentang Skala Belum efektif 210-350 Cukup efektif 351-490 Efektif 491-630 Berdasarkan Tabel 3, dapat dijelaskan bahwa jika total skor berada pada rentang nilai antara 210-350, maka penyaluran pinjaman dana PUAP dapat Universitas Sumatera Utara dikatakan belum efektif. Jika total skor berada pada rentang nilai antara 351-490, maka penyaluran pinjaman dana PUAP dapat dikatakan cukup efektif. Sementara itu, apabila total skor berada pada rentang nilai antara 491-630, maka penyaluran pinjaman dana PUAP dapat dikatakan efektif. Identifikasi Masalah 3 , Bagaimana tingkat motivasi petani dalam mengembangkan usahanya setelah menerima dana BLM PUAP? dapat dianalisis menggunakan sistem pemberian skor dan kemudian diuraikan secara deskriptif. Penentuan skor tersebut akan menggunakan skala Likert jenjang tiga, dengan nilai masing-masing: meningkat skor 3; tetaptidak meningkat skor 2; dan menurun skor 1. Dalam hal ini diberikan 5 parameter, yaitu: 1 durasi kegiatan; 2 frekuensi kegiatan; 3 ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; 4 pengorbanan untuk mencapai tujuan; dan 5 tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan. Masing-masing mempunyai nilai tertinggi 3 dan nilai terendah 1. Nilai skor yang diperoleh adalah antara 150 - 450. Nilai skor 150 didapat dari hasil pengalian skor terendah 1 dengan jumlah parameter yang digunakan yaitu lima dan dengan jumlah responden yang telah ditentukan 30 responden, atau dapat ditulis 1x 5 x 30 = 150. Sedangkan nilai skor 450 diperoleh dari hasil pengalian skor tertinggi 3 dengan jumlah parameter yang digunakan lima dan dengan jumlah responden 30 atau dapat ditulis dengan 3 x 5 x 30 = 450. Penentuan selang untuk setiap tingkat penilaian dilakukan dengan cara pengurangan antara nilai skor maksimum dengan nilai skor minimum yang kemudian hasilnya dibagi dengan banyaknya kategori penilaian, atau dapat ditulis Universitas Sumatera Utara dengan 3 150 450 − = 100. Nilai 100 merupakan selang untuk setiap tingkat penilaian. Dari nilai selang tersebut, dapat ditentukan rentang skala tiap kategori penilaian. Skala rentang penilaian yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Skala Skor Penilaian Efektivitas Kategori Penilaian Rentang Skala Motivasi rendah 150-250 Motivasi sedang 251-350 Motivasi tinggi 351-450 Berdasarkan Tabel 4, dapat dijelaskan bahwa jika total skor berada pada rentang nilai antara 150-250, maka tingkat motivasi petani setelah adanya dana BLM PUAP masih rendah. Jika total skor berada pada rentang nilai antara 251- 350, maka tingkat motivasi petani setelah adanya dana BLM PUAP dapat dikatakan sedang atau tetap. Sementara itu, apabila total skor berada pada rentang nilai antara 351-450, maka motivasi petani dalam mengembangkan usahanya setelah menerima dana BLM PUAP dapat dikatakan tinggi. Hipotesis , Apakah ada perbedaan pendapatan petani dari usaha yang dikembangkannya setelah mendapat dana BLM PUAP dengan sebelum mendapat dana BLM PUAP? Dijelaskan dengan uji statistik t-hitung untuk berpasangan, dengan Formulasinya sebagai berikut : n d hitung t S o d d − = ; db = n – 1 Dimana: o d d - = Rata-rata tingkat pendapatan setelah ada dana pinjaman - sebelum ada dana pinjaman. Sd = Standar deviasi n = Jumlah observasi Universitas Sumatera Utara db = Derajat Bebas Walpole, 1995 Pendapatan usahatani : I = TR – TC Dimana: I = Pendapatan Usahatani R = Total Penerimaan TC = Total Biaya Penerimaan usaha tani dapat diperoleh dengan formula: TRi = Yi x Py Dimana: TRi = Total Penerimaan Yi = Produksi yang diperoleh dalam suatu usaha tani i Py = Harga Y Biaya usaha tani dapat diperoleh dengan formula: TC = FC + VC Keterangan : TC = Total Biaya FC = Biaya Tetap VC = Biaya Tidak Tetap. Soekartawi, 1995 Hipotesis awal yaitu menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Sementara itu hipotesis akhir adalah Universitas Sumatera Utara menunjukkan adanya perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : H0 : μ1 = μ2 atau μD = μ1- μ2 = 0 H1 : μ2 μ1 atau μD = μ2 - μ1 0 Dimana : μ1 = Pendapatan usaha sebelum mendapatkan pinjaman μ2 = Pendapatan usaha setelah mendapatkan pinjaman Kriteria Uji : Ho ditolak apabila t-hitung t-tabel, db = n-1, α = 0.05 Ho diterima apabila t-hitung t-tabel, db = n-1, α = 0.05 Penggunaan alpha sebesar 5 dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan kebutuhan peneliti yang juga didasarkan pada pernyataan Usman, dkk 2008, bahwa dalam penelitian sosial, besarnya alpha yang digunakan dapat bernilai 1 atau 5. Penentuan besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti. Hasil pengolahan data kemudian diinterpretasikan secara deskriptif.

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional