pelayanan yang dinilai meliputi kemampuan pengurus Gapoktan mensosialisasikan dan menjelaskan mengenai program BLM-PUAP serta hal-hal
lain yang terkait dengan program tersebut. Berikut tanggapan responden terhadap pelayanan yang diberikan oleh pengurus Gapoktan dalam melayani anggotanya
yang dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Penilaian Responden Terhadap Pelayanan Pengurus Gapoktan
Kategori Penilaian Tanggapan Responden
Orang Persentase
Baik
26 86,7
Sedang
4 13,3
Buruk
Total 30
100
Sumber: Data primer 2011, diolah
Berdasarkan Tabel 18 dapat dijelaskan bahwa penilaian responden atas pelayanan pengurus Gapoktan yaitu sekitar
86,7
atau sebanyak 26 orang petani responden menilai baik, sisanya 4 responden atau sebesar
13,3
menilai sedang. Penilaian baik terhadap pelayanan yang diberikan oleh pengurus Gapoktan
dikarenakan para pengurus Gapoktan yang sigap dalam mensosialisasikan program BLM PUAP, pengurus Gapoktan juga telah mampu memberikan
pelayanan yang baik terutama dalam hal pencairan dana pinjaman dalam waktu yang relatif cepat. Selain itu para pengurus juga turut membantu petani agar
proses peminjaman berjalan dengan lancar dan mudah.
5.2.2.7. Jarak Lokasi Pelayanan
Jaraklokasi pelayanan merupakan jarak jangkauan pelayanan dari sekretariat Gapoktan ke tempat tinggal anggotanya. Lokasi yang mudah dijangkau
tentunya akan memberikan keuntungan bagi para peminjam sehingga tidak mengeluarkan biaya yang besar untuk mengurus pinjaman ke Gapoktan. Hasil
Universitas Sumatera Utara
penilaian responden atas jarak atau lokasi pelayanan terhadap efektivitas penyaluran PUAP dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Penilaian Responden Terhadap JarakLokasi Pelayanan
Kategori Penilaian Tanggapan Responden
Orang Persentase
Dekat
24 80
Sedang Jauh
6 20
Total 30
100
Sumber: Data primer 2011, diolah
Penilaian responden terhadap jarak atau lokasi pelayanan yaitu 80 atau sebanyak 24 responden menyatakan dekat, sisanya
20
atau sebanyak 6 responden menyatakan jauh. Responden yang menyatakan dekat didasarkan lokasi
sekretariat Gapoktan yang mudah dijangkau atau masih dalam komplek lingkungan sekretariat Gapoktan sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki
atau alat transportasi. Sementara responden yang menyatakan jauh didasarkan pada jarak antara sekretariat Gapoktan dengan tempat tinggal mereka yang jauh
sehingga harus menggunakan alat transportasi untuk sampai ke sekretariat Gapoktan.
Berdasarkan penilaian dan tanggapan responden terhadap semua tolok ukur di atas, dapat disusun skor penilaian dan tanggapan untuk menentukan
apakah pelayanan dan penyaluran BLM-PUAP di Gapoktan Namora, Desa Kota Datar, tergolong efektif atau tidak. Hasil penilaian responden terhadap tolok ukur
efektivitas penyaluran BLM-PUAP dalam bentuk simpan pinjam dapat dilihat pada Tabel 20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 20. Hasil Perhitungan Skor Penilaian Responden Terhadap Efektivitas
Penyaluran BLM-PUAP Tahun 2009
No. Tolok Ukur
Efektivitas Total Skor
Efektivitas Skor
Maksimum Persentase
1 Persyaratan Awal
76 90
84,4 2
Prosedur Peminjaman 73
90 81,1
3 Realisasi Pinjaman
85 90
94,4 4
Biaya Administrasi 83
90 92,2
5 Bunga
90 90
100 6
Pelayanan 86
90 95,6
7 Jarak
84 90
93,3
Total 577
630 Kategori Efektif
EFEKTIF
Berdasarkan Tabel 20 dapat dijelaskan bahwa hasil perhitungan semua skor tolok ukur diperoleh skor sebesar 577 dari total skor maksimum sebesar 630.
Angka ini menunjukkan bahwa pelayanan dan penyaluran BLM-PUAP yang dibuat dalam format simpan pinjam oleh pengurus Gapoktan menurut pengguna
dinilai efektif. Penilaian efektif didasarkan selang kriteria yang telah dibahas pada BAB III dimana efektif jika total skor berada pada selang 491-630, cukup efektif
berada pada selang 351-490 dan tidak efektif apabila skor total berada pada selang 210-350.
Tolok ukur efektivitas penyaluran BLM-PUAP yang berkontribusi besar dinilai dari total skor antara lain tingkat bunga pinjaman, pelayanan, realisasi
pinjaman, jarak dan biaya administrasi. Sementara itu tolok ukur yang mendapat penilaian kurang baik dari para responden adalah prosedur pinjaman dan
persyaratan awal. Hal tersebut dapat dilihat dari total skor atau persentase yang cukup rendah dibanding tolok ukur lainnya. Hasil wawancara dengan para
responden penerima BLM-PUAP, diketahui bahwa hambatan persyaratan awal peminjaman memang banyak yang mengalaminya, terutama pada saat melengkapi
persyaratan data diri dan pengisian data kepemilikan luas tanah beserta
Universitas Sumatera Utara
penyerahan bukti sertifikasi tanah atau sporadik tanah serta penyerahan Kartu Tanda Penduduk. Sementara mengenai prosedur peminjaman terkendala di saat
proses pembuatan RUA Rencana Usaha Anggota dimana petani masih menemukan kesulitan dalam menyusun.
5.3. Motivasi Petani Dalam Mengembangkan Usahanya Setelah Menerima BLM PUAP
Untuk melihat Motivasi Petani Dalam Mengembangkan Usahanya Setelah Menerima BLM PUAP, dapat Dilihat dari beberapa parameter, yaitu: 1 Durasi
kegiatan; 2 Frekuensi kegiatan; 3 Ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; 4 Pengorbanan untuk mencapai tujuan;
dan 5 Tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
5.3.1. Durasi Kegiatan
Durasi kegiatan adalah lamanya sesuatu berlangsung. Hal ini menyangkut rentang waktu yang digunakan petani dalam mengusahakan usahataninya. Dari
hasil wawancara, 83,3 atau sebanyak 25 petani responden menilai durasi kegiatannya dalam berusahatani semakin meningkat setelah memperoleh dana
PUAP. Sementara itu, sisanya 5orang petani reponden atau sebesar 16,7 dari para responden menyatakan tidak ada peningkatan dari durasi kegiatan mereka.
Mereka tetap bekerja seperti biasa dan tidak ada perubahan. Hasil penilaian responden atas durasi kegiatan dapat dilihat pada tabel 21.
Universitas Sumatera Utara