• Rasa kesejahteraan di antara publik karyawan dengan pimpinan • Rasa kesetiakawanan di antara publik karyawan dengan pimpinan
• Rasa ketentraman dalam bekerja di antara publik karyawan c. Hubungan dengan publik buruh
Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang diarahkan kepada usaha untuk memelihara hubungan antara manajer dengan
publik buruh. d. Hubungan dengan publik pemegang saham stockholder relations
Adalah salah satu bentuk kegiatan internal public relations yang diarahkan bagi usaha untuk menciptakan saling pengertian kerjasama antara publik
pemegang saham dengan manajemen yang dijalankan oleh perusahaan.
2.4. Citra Perusahaan
Citra merupakan suatu penilaian yang bersifat abstrak yang hanya bisa dirasakan oleh perusahaan dan pihak-pihak yang terkait. Citra yang ideal
merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.
Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang sangat memahami perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan tidak hanya melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik yang negatif. Dengan perkataan lain, citra
perusahaan adalah fragle commodity komoditas yang rapuhmudah pecah. Namun, kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang
positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Bill Calton dalam Sukatendel Soemirat dan Ardianto, 2004 : 11 mengatakan
bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi. Jadi
menurut Sukadentel, citra itu dengan sengaja perlu diciptakan agar bersifat positif.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi.
Dalam buku Essential of Public Relations Soemirat dan Ardianto, 2004:111 menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan
pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi Soemirat dan Ardianto, 2004:111
menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut realitas. Citra terbentuk
berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Menurut Jeffkins, ada beberapa jenis citra, yakni :
a. Citra bayangan : citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi. Biasanya adalah mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya. Citra ini sering kali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan
ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
b. Citra yang berlaku : kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku current image ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada
pihak-pihyak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra ini tidak berlaku selamanya, bahkan jarang sesuai
dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak
memadai. c. Citra yang diharapkan : citra harapan wish image adalah suatu citra yang
diinginkan oleh pihak manajemen. Citran ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih
menyenangkan daripada citra yang ada.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Citra perusahaan : atau ada juga yang menyebutnya citra lembaga, adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra
produk dan pelayanannya. e. Citra majemuk : setiap perusahaan atau organisasi memiliki banyak unit
dan pegawai anggota. Masing-masing individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga secara sengaja atau tidak sadar
mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Citra perusahaan dapat dilihat antara lain dari riwayat perusahaan, keberhasilan di bidang keuangan, hubungan industri yang baik dan
meningkatnya pelanggankonsumen pengguna barang atau jasa yang diproduksi.
Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon Soemirat dan Ardianto,
2004:115 menyatakan, semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi
sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.
Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang
lingkungan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1. Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara IV Persero
PT Perkebunan Nusantara IV Persero disingkat PTPN IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 09 Tahun 1996 tentang Peleburan Kebun-
Kebun yang berada di wilayah Sumatera Utara dan Akte Notaris Harun Kamil, SH No. 37 tanggal 11 Maret 1996. Mendapat Pengesahan dari Menteri
Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2-8332 HT.01.01 tanggal 8 Agustus 1996 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8
Oktober 1996 dan perubahan Anggaran Dasar berdasarkan Akte No. 18 dari Notaris Sri Rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26 September 2002 yang disetujui
oleh Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia RI dengan Surat Keputusan No. C20652. HT.01.04 tanggal 23 Oktober 2002. Diubah terakhir kali berdasarkan
Akte Notaris Sri Ismiyati, SH Nomor 11 tanggal 4 Agustus 2008, diumumkan dalam Berita Negara RI No. 90, tanggal 7 November 2006, Tambahan Berita
Negara No. 22826.
Visi :
“Menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan”.
Misi :
1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif . 2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan
sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan. 4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan
yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik GCG.
5. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan .
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA