Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti sejauhmanakah hubungan internal public relations terhadap citra
perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
“Sejauhmana hubunganinternal public relation terhadap citra perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV Persero”.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti di
Kantor pusat PTPN IV Jl latjend suprapto no 2 Medan. Adapun pembatasan masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Yang dimaksud dengan citra perusahaan terbatas pada kepercayaan, realitas, terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan dan kesadaran.
2. Lokasi penelitian di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan.
3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2012.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kegiatan internal public relations yang dilakukan PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero dalam upaya meningkatkan citra perusahaan di kalangan klien.
2. Untuk mengetahui citra PT. Perkebunan Nusantara IV Persero kota Medan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh internal public relations terhadap citra perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti mengenai internal public relation dan citra perusahaan.
2. Secara akademis, penelitian ini merupakan kontribusi peneliti kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi guna memperkaya sumber pengetahuan dan sumber bacaan.
3. Secara praktis, penelitian ini dapat memberi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
1.6 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti akan menyoroti masalah yang akan ditelitiNawawi, 1995: 40.
Teori merupakan asumsi, konstruk, defenisi, dan proporsi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep. Dengan adanya kerangka teori akan memudahkan peneliti dalam menganalisa masalah penelitian. Untuk itu perlu disusun kerangka teori
yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang mana penelitian akan disorotiSingarimbun, 1995: 87.
Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.6.1 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna. Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan
politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum Masehi.Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika
dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20 ketika dunia dirasakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
semakin kecil akibat dari revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik,film, radio, televisi, dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang
menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan knowledge menjadi ilmu science.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan.
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Effendy 1993:10
MenurutHarold Lasswell,komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”.
Menurut who says what in
which channel to whom and with what effect. Effendy, 1993:10
Hovland, Janis Kelley,dalam Effendy 1993:10komunikasi
adalah suatu proses melalui mana seseorang komunikator menyampaikan stimulus biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya.MenurutBerelson Steiner,k
Dari berbagai definisi tentang ilmu komunikasi tersebut di atas, terlihat bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut pandangnya dalam
melihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup, dan konteks yang berbeda.Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai
bagian dari ilmu sosial adalah suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner. omunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain- lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka,
dan lain-lain.
1.6.2 Public Relations
Secara etimologis, Public Relations terdiri dari dua kata, yaitu public dan relations. Public berarti publikmasyarakat dan relations berarti hubungan-
hubungan. Jadi, Public Relations dalah hubungan-hubungan dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
publikmasyarakat. Cutlip Center mengemukakan defenisi Public Relations sebagai suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi
dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tersebut, dalam usaha yang jujur untuk
menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakat. Dari defenisi Cutlip Center
tergambar adanya ciri khas Public Relations yaitu suatu kegiatan timbal-balik antara lembaga dan publiknya. Suhandang, 2004:45
Cutlip Center dan Canfield mengungkapkan fungsi utama Public Relations adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama fungsi melekat pada manajemen lembagaorganisasi.
2. Membina hubungan yang harmonis antara badanorganisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badanorganisasi yang diwakilinya
atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran
kepada pimpinan manajemen demi tercapainya tujuan dan manfaat bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal-balik dan memngurus arus informasi, publiknya serta pesan dari badanorganisasi ke
publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.
Salah satu kegiatan PR adalah menciptakan prestase atau citra baik. Citra yang baik akan bermanfaat sangat besar bagi perusahaan, bahkan citra
perusahaan sering disebut sebagai aset besar dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu, PR harus dapat mengontrol opini publik agar tetap menjaga citra perusahaan.
1.6.3 Internal Public Relations
Internal public relations, dimaksudkan sebagai salah satu bentuk kegiatan dari public relations yang menitikberatkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“dalam” maksudnya, kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut. Pengertian
publik juga dalam hal ini dibatasi kepada pengertian sekelompok individu yang terlibat pada suatu kegiatan, dan diikat oleh satu perhatian dan kepentingan guna
mencapai satu tujuan. Oleh sebab itu publik dalam kegiatan internal public relations ini dapat dilihat dalam beberapa bentuk yang terbatas, seperti:
• Publik karyawan • Publik pemegang saham
• Publik dari masing-masing departemen, biro atau unit-unit terkecil dalam perusahaan atau instansi tersebut.
Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang mutlak karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerjasama
dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan yang harmonis dengan publik. Salah satunya dengan melakukan komunikasi
dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang
sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan publik sehingga timbul rasa tertarik.
Usaha yang bisa ditempuh Internal Public Relations yaitu : • Pengumuman-pengumuman, mengumumkan program kerja serta
hasil-hasil yang telah atau masih harus dicapai perusahaan. Biasanya bersifat insidental seperti rapat kerja.
• Buku pegangan pegawai, memuat program kerja secara rinci, tujuan perusahaan serta hak dan kewajiban pimpinan dan
karyawan. • Kontak pribadi, menciptakan komunikasi yang akrab antara
pimpinan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan. • Pertemuan-pertemuan berkala, dimana pimpinan dan karyawan
bisa saling berbagi tentang kegiatan kerja dan mencari solusi atas kendala-kendala yang dihadapi dan mengemukakan kemajuan-
kemajuan yang telah dicapai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
• Kotak suara, menampung pendapat karyawan yang tidak berani mengemukakannya secara terbuka. Sehingga segala keputusan
pimpinan bisa obyektif. • Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan
perusahaan dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban dalam bidang keuangan. Sehingga para pemegang saham tetap
menaruh kepercayaan karena merasa ikut serta membina perusahaan dan mengetahui kegunaan uangnya.
• Hiburan dan darmawisata, untuk meredakan ketegangan selama bekerja dan memupuk keakraban serta setia kawan.
• Olahraga, penyaluran minat dan bakat yang bersifat rekreasi seperti olahraga dengan membentuk tim-tim, akan mampu menggugah
para pegawai untuk lebih mencintai perusahaannya dan bekerja lebih baik. Hal tersebut sebagai imbalan diperhatikannya minat
mereka. Selain itu juga bisa sebagai alat promosi dan menambah publik ekstern bagi perusahaan melalui pertandingan persahabatan
misalnya. • Study tour dan pelatihan, untuk meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuan para pegawai. • Hadiah-hadiah dan penghargaan, memotivasi pegawai yang
mendapat penghargaan untuk mempertahankannya dan memotivasi pegawai yang lain untuk bekerja lebih baik.
• Klinik dan apotek kesehatan, perusahaan hendaknya dilengkapi klinik atau apotek kesehatan untuk kesejahteraan karyawannya.
Selain untuk karyawan dan keluarga, bisa juga dikembangkan untuk umum sehingga menambah keuntungan tersendiri bagi
perusahaan. • Tempat-tempat ibadah, untuk membangun moral dan mental yang
baik pada karyawan. • Tempat-tempat pendidikan, pendidikan untuk keluarga karyawan
sangat penting sebagai bentuk perhatian dari perusahaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Internal Public Relations juga harus melakukan upaya-upaya untuk dapat memecahkan permasalahan dalam lingkungan intern perusahaan, seperti
bagaimana memelihara hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan serta antara buruh dengan pegawainya dengan rekan-rekan sekerja, mempertinggi
produktivitas sumberdaya manusia SDM dalam perusahaanpublik, mengadakan komunikasi teratur dan tepat guna dalam perusahaan secara vertikal dan
horisontal, mempertinggi kecakapan dan pengetahuan SDM perusahaan, memberikan hiburan dan kesempatan bersantai bagi pegawai, meningkatkan
kebersihan, ketertiban, serta keindahan perusahaan dan lingkungannya, mengintegrasikan keluarga pegawai, menggerakkan para pegawai agar
memberikan pelayanan maksimal kepada ke dalam kehidupan perusahaan, memelihara kesejahteraan pegawai atas usaha sendiri. Dalam hal pelaksanaan
tergantung pada besar kecil perusahaan serta skala prioritas.
1.6.4 Citra Perusahaan
Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi perusahaan, organisasi atau produk Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995. Citra
adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara
matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari
masyarakat luas Rueslan, 1998:62 Menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan merupakan tujuan
utama bagi seorang Public Relations. Citra merupakan sutau penilaian yang sifatnya abstrak yang hanya bisa dirasakan perusahaan dan pihak-pihak yang
terkait. Citra yang ideal merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang
sesungguhnya. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui
dari sikapnya terhadap objek tersebut. Salomon menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita
miliki. Efek Kognitif dari komunikasi sangat mempengaruhi proses pembentukan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Soemirat Ardianto, 2004:15
Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun negatif diperlukan alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan tersebut. Ada empat hal
yang digunakan sebagai alat pengukur pembentukan citra perusahan Rueslan, 1998:25, yaitu:
1. Kepercayaan Merupakan kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap
suatu perusahaan. 2. Realitas
Menggambarkan suatu yang realitas, jelas terwujud, dapat diukur dan hasilnya dapat dirasakan di pertanggung jawabkan dengan perencanaan
yang matang dan sistematis bagi responden. 3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan
Menggambarkan keadaan yang saling mengguntungkan antara perusahaan dan publiknya
a. Kepuasan b. Efisien
4. Kesadaran Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap
produk yang dihasilkan. a. Ketertarikan
b. Niat c. Implementasi
1. 7Kerangka Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang ditelitinya.Inilah yang disebut
konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan istilah untuk beberapa kejadian yang
berkaitan satu dengan yang lainnya Singarimbun, 1995: 32. Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis
dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adanya kerangka konsep dapat menuntun penelitian pada rumusan hipotesis Nawawi,
1991: 40. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas X Variabel bebas merupakan segala faktor atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi munculnya faktor atau unsur yang lain Nawawi, 1995:40. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan internal public relationsPT. Perkebunan Nusantara IV Persero yang terdiri dari :
• Kontak pribadi, • Pertemuan-pertemuan berkala,
• Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan
perusahaan dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban dalam bidang keuangan,
• Olahraga, • Study tour dan pelatihan,
• Hadiah-hadiah dan penghargaan, • Klinik dan apotek kesehatan.
2. Variabel Terikat Y Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya Kriyantono, 2008:21. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra perusahaan PT.
Perkebunan Nusantara IV Persero yang terdiri dari : • Kepercayaan,
• Realitas, • Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan,
• Kesadaran.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Karakteristik Responden Karakteristik atau ciri-ciri individu yang membedakannya dengan individu
lain yang terdiri dari : • Jenis kelamin,
• Usia, • Pendidikan.
• Pekerjaan.
1.8 Model Teoritis
Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat dibentuk model teoritis sebagai berikut:
Gambar 1 Model Teoritis
1.9 Variabel Operasional