Daya Dukung Kawasan Analisis kesesuaian dan daya dukung ekowisata bahari pulau hari kecamatan laonti kabupaten Konawe Selatan provinsi Sulawesi Tenggara

4.6 Daya Dukung Kawasan

Analisis Daya Dukung Kawasan DDK dilakukan untuk mengetahui jumlah maksimum pengunjung yang dapat di tolerir oleh suatu kawasan wisata sehingga tidak mengancam kelestarian sumberdaya, dan pengunjung merasakan kenyamanan pada saat melakukan aktivitas wisata. Penentuan daya dukung kawasan dilakukan berdasarkan luas area untuk setiap jenis kegiatan wisata. Penentuan daya dukung kawasan berbeda-beda untuk setiap jenis kegiatan wisata. Daya dukung kawasan wisata selam dan wisata snorkling ditentukan berdasarkan luas area atau panjang area yang potensial untuk dilakukan kedua jenis wisata. Berbeda dengan penentuan tingkat kesesuaian, dimana ditentukan berdasarkan kualitas setiap parameter kesesuaian. Kegiatan wisata selam minimal dibutuhkan luas area 2000 m 2 untuk dua orang penyelam. Perkiraan luas tersebut berdasarkan rata-rata kemampuan penyelam berada di bawah permukaan laut, dan perkiraan waktu yang dibutuhkan ± 2 jam. Sedangkan daya dukung kawasan untuk wisata snorkling juga ditentukan berdasarkan kemampuan rata-rata setiap wisatawan, dimana setiap orang yang melakukan aktivitas snorkling minimal membutuhkan luas area rata-rata 500 m 2 per orang. Dengan demikian daya dukung kawasan untuk kedua jenis kegiatan wisata tersebut dapat ditentukan. Berdasarkan hasil survey lapangan dan klasifikasi data citra satelit Landsat ETM+ 2005 dalam bentuk peta kesesuaian wisata di perairan Pulau Hari, luas area yang dapat digunakan untuk jenis kegiatan wisata selam 14.29 ha. Luas tersebut dapat mendukung kegiatan penyelaman dengan jumlah penyelam yang dapat diterima secara lestari 568 orangtrip. Sementara itu untuk wisata snorkling luas area yang dapat digunakan 13.73 ha, dan diperkirakan jumlah wisatawan yang dapat diterima secara lestari sebesar 550 orangtrip. Dengan demikian, total luas area yang dapat digunakan untuk pengembangan kegiatan wisata selam dan wisata snorkling di perairan Pulau Hari seluas 28.03 ha, dan dapat menampung jumlah wisatawan secara lestari sebesar 1118 orangtrip. Luas area tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk kedua jenis wisata tanpa mempertimbangkan zona inti sebagai penyedia plasma nutfa. Atas pertimbangan keberlanjutan pemanfaatan dan kelestarian sumberdaya, dan berdasarkan kondisi biofisik, dimana stasiun II dapat diusulkan sebagai zona inti yang berfungs i sebagai penyedia plasma nutfa, maka luas area yang dapat digunakan untuk kegiatan wisata selam berkurang menjadi sebesar 11.82 ha, dan dapat menampung sejumlah wisatawan sebesar 472 orangtrip. Sedangkan untuk pengembangan wisata snorkling, luas area yang dapat digunakan sebesar 12.83 ha, dan dapat menampung sejumlah wisatawan secara lestari sebesar 513 orangtrip. Luas area yang dapat diusulkan sebagai zona inti sebesar 3.38 ha, dimana luas area untuk wisata selam berkurang sebesar 2.47 ha, dan luas area wisata snorkling berkurang sebesar 0.91 ha, sehingga dengan demikian luas area yang dapat digunakan untuk pengembangan kedua jenis wisata berkurang menjadi 24.65 ha, dan dapat menampung jumlah wisatawan secara lestari sebesar 985 orangtrip. Salah satu ciri pengembangan konsep ekowisata adalah melakukan pembatasan jumlah pengunjung wisata. Pembatasan jumlah pengunjung dimaksudkan untuk meminimalisir dampak kerusakan komunitas karang akibat kegiatan wisata. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Bookbinder et all, 1998; Gossling et all, 1999; Dinerstein et all., 1998 bahwa konsep ekowisata dapat melindungi keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem dan juga mendukung upaya konservasi. Pengukuran daya dukung lingkungan didasarkan pada pemikiran bahwa lingkungan memiliki kapasitas maksimum untuk mendukung pertumbuhan organisme yang hidup disekitarnya Busby et all, 1996. Jika jumlah pengunjug wisata tidak dibatasi, diduga akan mengancam kelestarian terumbu karang, sebagaimana yang dikemukakan oleh Hawkins and Roberts 1997 yang menyatakan bahwa peningkatan jumlah penyelam secara eksponensial meningkatkan tingkat kerusakan terumbu karang. 45 P. Hari Y 47 4800 475000 475200 4754 00 475600 47 4800 475000 475200 4754 00 475600 9 5 5 3 6 00 9 55 3 8 9 5 5 4 00 9 5 5 4 20 9 55 4 4 9 55 3 6 9 5 5 3 8 00 9 5 54 9 5 54 2 9 5 5 4 4 00 Peta Kese suaian W isata Baha ri Pulau Hari Ka b. K onawe Selata n N E W S 50 50 m Skal a 1 : 5000 Y Kot a Kenda r i P. Waw onii Tg . Pe ro p a Pe ta I nde ks : Su mb er : 1. Cit ra Sate lit La ndsa t E TM+ 2 005 2. Surve y L apa ng an 200 9 3. Ana lisis 200 9 Romy Ketjula n C252070031 Sumbe rda ya Pesisir d an Lautan S ekolah Pascasar jana IPB 2009 Pu la u Ha ri Ga ris Pan tai Area Sn orke ling Area Se lam 10 - 15 me ter 15 - 20 me ter 20 - 30 me ter 5 - 1 0 m eter 30 m eter 0 - 5 m eter Ke dala man : Ke terangan : Gambar 7 Peta Kesesuaian Wisata Bahari Perairan Pulau Hari

4.7 Nilai Ekonomi Wisata

Dokumen yang terkait

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangam Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

0 9 183

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

6 118 231

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

0 21 328

Kajian model kesesuaian pemanfaatan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kerentanan dan daya dukung di Kecamatan Liukang Tupabbiring, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Provinsi Sulawesi Selatan

1 26 436

Pengelolaan Sumberdaya Pulau Kecil Untuk Ekowisata Bahari Berbasis Kesesuaian Dan Daya Dukung. (Studi Kasus Pulau Matakus, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku)

2 11 159

Kajian Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Mangrove untuk Pengembangam Ekowisata di Gugus Pulau Tanakeke Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

2 6 173

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Ekowisata Pantai, Selam dan Snorkeling di Pulau Berhala Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara

0 0 5

ANALISA KESESUAIAN KAWASAN DAN DAYA DUKUNG UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PULAU PASUMPAHAN KOTA PADANG ARTIKEL

0 0 17