Saat ini timbul kekhawatiran baru ketika istilah ekowisata digunakan hanya sebagai label dalam memasarkan produk wisata yang berbasis alam untuk
memanfaatkan peluang emas dan kecenderungan pasar yang ada. Dalam hal ini tidak saja terjadi kesalahpahaman tentang istilah ekowisata, tetapi lebih dalam
lagi telah terjadi pemanfaatan istilah tersebut. Istilah ekowisata bahari berbeda dengan istilah wisata bahari. Wisata bahari dapat diartikan sebagai bentuk
kegiatan wisata, misalnya wisata selam diving, wisata snorkling, wisata pantai, wisata mancing, dan beberapa kegiatan lain yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumberdaya kelautan. Diantara jenis kegiatan wisata tersebut, kegiatan diving merupakan salah satu olah raga yang mengalami pertumbuhan
yang cepat Dignam, 1990 Fandeli dan Mukhlison 2000 menyatakan bahwa ekowisata mempunyai
dua pengertian, yakni sebagai perilaku dan industri. Sebagai perilaku, pengertian ekowisata dapat diartikan sebagai kunjungan kedaerah-daerah yang masih bersifat
alami dimana kegiatan wisata bahari yang dilakukan mengahargai potensi sumberdaya dan budaya masyarakat lokal. Pengertian ini menumbuhkan istilah
ekowisata yang sering kita dengar yaitu wisata alam. Pengertian ekowisata sebagai suatu industri telah mengembangkan pemahaman bahwa kegiatan-
kegiatan wisata diwilayah yang masih alami harus dilakukan dengan membangun kerjasama antara seluruh pelakunya, pemerintah, swasta dan masyarakat dan
manfaat yang diperoleh selayaknya kembali tidak hanya kepada para pelakunya namun terutama kepada usaha-usaha untuk melestarikan wilayah tersebut dan
mensejahterakan masyarakatnya.
2.2 Fungsi Ekowisata Bahari
Secara ekonomi kegiatan wisata bahari memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Lundberg et all, 1997
mengemukakan bahwa sektor pariwisata menurut beberapa perkiraan telah menjadi kegiatan usaha terbesar di dunia. Lebih lanjut dikatakan bahwa ekowisata
menyumbangkan peran ekonomi secara mikro maupun makro. Secara mikro kegiatan ekowisata menghasilkan kajian produk-produk wisata, kemasan, kualitas
dan kuantitas, pelaku dan harga. Sedangkan pada sisi makro, sektor ekowisata
membahas tentang share ekonomi, pendapatan dan tenaga kerja, maupun keterkaitan ekonomi.
Disisi lain kegiatan ekowisata juga memberikan kontribusi terhadap kelestarian sumberdaya dan lingkungan. Konsep ekowisata juga dapat melindungi
keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem, dan juga mendukung upaya konservasi keanekaragaman hayati Bookbinder et all, 1998; Gossling et all,
1999; Dinerstein et all., 1998. Ekowisata bahari merupakan konsep wisata bahari yang ramah lingkungan, atau kegiatan wisata yang berorientasi pada kelestarian
lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam dan industri kepar iwisataan META, 2002. Allcock et all 1993 mendefinisikan
ekowisata sebagai salah satu kegiatan wisata yang berasis sumberdaya alam termasuk didalamnya pendidikan dan pengelolaan berkelanjutan.
Kegiatan ekowisata menghargai potensi sumberdaya lokal dan mencegah terjadinya perubahan kepemilikan lahan, tatanan sosial dan budaya masyarakat
karena masyarakat berperan sebagai pelaku dan penerima manfaat utama, disamping itu ekowisata juga mendukung upaya pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan karena memberikan kesempatan kerja dan menjadi salah satu sumber penghasilan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Ditinjau dari aspek konservasi, ekowisata bahari merupakan bagian dari kegiatan untuk melestarikan sumberdaya pesisir dan laut, karena pengembangan
ekowisata didasarkan pada kerusakan ekosistem atau sumberdaya akibat kegiatan wisata atau kegiatan lain yang memberikan dampak negatif. Dengan
mengkonservasi ekosistem yang rusak, maka akan mengembalikan fungsi ekosistem tersebut sebagai sistem penyangga kehidupan dan akan menghasilkan
keuntungan ekonomi secara langsung dalam bentuk pemasukan dari pariwisata dan perikanan yang lebih produktif.
Ekowisata bahari merupakan salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut yang memperhatikan aspek keseimbangan antara pemanfaatan dan
kelestarian sumberdaya yang menjadi obyek kegiatan wisata. Kegiatan wisata bahari dapat menimbulkan turunnya kualitas sumberdaya sehingga diperlukan
upaya pengelolaan secara berkelanjutan. Ekowisata bahari merupakan fungsi dari pengembangan kegiatan wisata yang menjaga keseimbangan pemanfaatan dan
kelestarian sumberdaya pesisir dan laut tetap terjaga. Dari berbagai definisi mengenai ekowisata, terdapat beberapa prinsip yang
dapat membedakan kegiatan ekowisata dan wisata alam. Fandeli dan Mukhlison 2000 menyatakan bahwa ekowisata mempunyai 4 prinsip, yaitu :
1. Konservasi : kegiatan wisata tersebut membantu usaha pelestarian alam setempat dengan dampak negatif semaksimal mungkin.
2. Pendidikan : wisatawan yang mengikuti kegiatan tersebut akan mendapatkan ilmu pengetahuan mengenai keunikan biologis, ekosistem
dan kehidupan sosial masyarakat dikawasan yang dikunjungi. 3. Sosial : masyarakat mendapat kesempatan untuk menjalankan kegiatan
tersebut. 4. Ekonomi : kegiatan wisata ini dapat meningkatan ekonomi masyarakat
disekitar kawasan wisata tersebut. United Nations Enviromental Program UNEP tahun 2001 mensyaratkan
kegiatan ekowisata harus mengandung beberapa komponen sebagai berikut: 1. Mampu memberikan kontribusi terhadap konservasi alam dan
keanekaragaman hayati. 2. Mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat lokal.
3. Mengikutsertakan pengalaman dan pembelajaran kepada wisatawan. 4. Menekankan partisipasi masyarakat lokal dalam kepemilikan dan aktivitas
pariwisata yang dikembangkan. Menyadari bahwa kegiatan wisata bahari menimbulkan dampak negatif
terhadap kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, dan pada akhirnya membunuh sumber daya yang melahirkan pariwisata itu sendiri, maka
pengembangan ekowisata bahari harus dilakukan secara berkelanjutan. Pengelolaan berkelanjutan yang dimaksud adalah pengelolaan yang
memperhatikan kelestarian lingkungan, masyarakat dan pergerakan perekonomian yang terjadi sebelum dan selama ekowisata dijalankan. Pengembangan Ekowisata
bahari juga memberikan kontribusi secara langsung terhadap kelestarian sumberdaya, melalui konservasi, yang artinya:
1. Mendapatkan dana untuk menyokong kegiatan konservasi dan pengelolaan lingkungan,termasuk didalamnya penelitian untuk pengembangan.
2. Wisatawan membantu dalam usaha perlindungan dengan memberikan informasi atas kegiatan ilegal.
Sedangkan kontribusi ekowisata secara tidak langsung melalui konservasi adalah : 1. Meningkatnya kesadaran publik terhadap konservasi pada tingkat lokal,
nasional bahkan internasional. 2. Pendidikan konservasi selama berwisata menjadi bagian pengalaman yang
terbentuk selama wisatawan berwisata, yaitu dengan melibatkan wisatawan secara langsung terhadap kegiatan pelestarian sekaligus
meningkatkan kualitas produk ekowisat ayang ditawarkan. Fannel 1999 menyatakan bahwa, terdapat enam prinsip dasar ekowisata
untuk membedakan kegiatan ekowisata dan wisata alam, yakni : a. Memberikan dampak negatif yang paling minimum bagi lingkungan dan
masyarakat lokal. b. Menigkatkan kesadaran dan pengetahuan, baik pada pengunjung maupun
penduduk lokal. c. Berfungsi sebagai bahan untuk pendidikan dan penelitian, baik untuk
penduduk lokal maupun pengunjung wisatawan, peneliti, akademisi. d. Semua elemen yang berkaitan dengan ekowisata harus memberikan
dampak positif berupa kontribusi langsung untuk kegiatan konservasi yang melibatkan semua aktor yang terlibat dalam kegiatan ekowisata.
e. Memaksimumkan partisipasi masyarakat lokal dalam proses pengambilan keputusan berkaitan dengan pengelolaan kawasan ekowisata
f. Memberikan manfaat ekonomi bagi penduduk lokal berupa kegiatan ekonomi yang bersifat komplemen terhadap kegiatan ekonomi tradisional.
2.3 Daya Dukung Ekowisata Bahari